Angsamerah Articles Disfungsi Seksual

Disfungsi Seksual

Pembahasan soal seks memang nggak pernah habis. Topik terhangat adalah mengenai disetujuinya pil “Viagra” untuk para wanita oleh FDA beberapa hari yang lalu. Obat ini disebut-sebut dapat memulihkan libido wanita yang memasuki masa pre-menopause.

Yap, penurunan performa seksual baik pada laki-laki maupun perempuan, acapkali menimbulkan permasalahan dalam hubungan perkawinan. Meskipun perkawinan tidak melulu tentang seks, tapi siapa yang menyangkal kalau seks adalah bagian penting dari perkawinan?

Kalau kita membicarakan disfungsi seksual, yang terbersit pertama kali adalah “ini urusan lelaki”. Padahal, disfungsi seksual ini bisa terjadi pada siapa saja, laki-laki maupun perempuan. Manusia adalah mahluk yang diciptakan untuk memiliki respons seksual. Respons ini berlangsung dalam beberapa tahapan, berupa:

  1. Appetence, saat dimana seseorang memiliki fantasi seksual dan berkembangnya suatu dorongan seksual
  2. Excitement, terdapat peningkatan dorongan seksual dan mulai terdapat reaksi fisik (misal: peningkatan laju pernapasan dan tekanan darah)
  3. Plateau, reaksi fisik akibat rangsangan seksual semakin intens
  4. Orgasmic, merupakan penutup dari fase plateau (fase puncak)
  5. Resolution, yakni resolusi rangsangan seksual

Disfungsi seksual diartikan sebagai suatu masalah yang timbul di suatu fase respons seksual, sehingga mencegah individu atau pasangan untuk memperoleh kepuasan dari kegiatan seksual yang mereka lakukan. Dalam ilmu kedokteran, disfungsi seksual masuk dalam kategori gangguan jiwa.

Disfungsi seksual berkaitan dengan ketidakmampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam aktivitas seksual sesuai keinginannya, yang diakibatkan karena kurangnya hasrat atau kepuasan. Dapat juga berupa ketidakmampuan secara fisik untuk melakukan interaksi seksual. Disfungsi seksual dapat dialami seseorang seumur hidup (sama sekali tidak pernah bisa melakukan aktivitas seksual) atau disfungsi yang didapat (tadinya bisa kemudian tidak mampu melakukan hubungan seksual).

Secara medis, disfungsi seksual dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:

1. Gangguan hasrat seksual

Terdapat dua macam disfungsi pada kelompok ini, yakni tipe hipoaktif dan aversi. Tipe hipoaktif ditandai dengan sedikitnya pikiran/fantasi seseorang mengenai seks, serta tidak ada minat untuk memulai hubungan seksual dengan pasangan. Untuk tipe aversi, seseorang akan selalu berusaha mengalihkan diri dan menghindar bila diajak melakukan kontak kelamin dalam rangka berhubungan seksual. Disfungsi tipe ini bisa berasal dari adanya trauma seksual.

2. Gangguan pada rangsang seksual

Bila seorang wanita mengalami gangguan pada fase rangsangan, maka ia tidak mampu atau gagal mempertahankan lubrikasi hingga hubungan seksual selesai. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, sehingga produksi cairan tidak mencukupi untuk melumasi vagina saat berhubungan seksual.
Pada laki-laki, gangguan rangsangan seksual berupa kegagalan untuk ereksi atau mempertahankan ereksi hingga hubungan seksualnya selesai. Keadaan ini disebutjuga sebagai impotensi. Impotensi mungkin saja hanya terjadi di situasi tertentu, dan biasanya hal ini terkait dengan kecemasan.

3. Gangguan orgasme

Gangguan orgasme pada wanita disebut sebagai anorgasmia. Biasanya wanita ini dapat merespons rangsangan seksual yang diberikan pasangannya, namun tidak bisa mencapai orgasme. Hal yang berkaitan dengan anorgasmia bisa berupa rasa takut, penolakan, kerentanan, atau rasa bersalah.
Masalah orgasme pada laki-laki berkaitan dengan ejakulasi. Ada laki-laki yang tidak mampu ejakulasi, ada juga yang ejakulasinya terjadi sebelum waktunya (prematur). Pada laki-laki yang tidak mampu ejakulasi, ada yang tetap bisa mencapai klimaks, namun dengan segala kesulitannya. Sementara itu, ejakulasi dini dianggap suatu masalah bila terjadinya reguler, dan terjadi segera setelah penis memasuki vagina atau setelah diberi rangsangan minimal.

4. Gangguan terkait nyeri

Nyeri saat berhubungan seks disebut sebagai dispareunia. Nyeri bisa timbul karena otot bagian kelamin yang tegang pada wanita, atau pemampatan pembuluh darah pada kelamin laki-laki. Ada juga gangguan yang disebut vaginismus, yaitu kondisi vagina yang menolak dimasuki oleh penis. Biasanya, dokter dapat mengetahui hal ini saat melakukan pemeriksaan ginekologis. Seringnya, vaginismus disebabkan oleh trauma seksual.

5. Gangguan terkait kondisi medis khusus

Urusan seks ternyata berkaitan erat dengan kondisi kesehatan secara umum. Masalah endokrin atau hormonal misalnya, dapat menyebabkan disfungsi seksual. Disfungsi seksual bisa saja menjadi penanda awal Anda mengalami Diabetes Mellitus. Selain itu, terjadinya trauma pada susunan saraf juga bisa mengakibatkan seseorang mengalami disfungsi seksual.

6. Disfungsi seksual karena penggunaan zat

Zat yang dimaksud dapat berupa narkotika, alkohol, maupun obat-obatan yang diresepkan oleh dokter untuk mengatasi kondisi medis tertentu. Penggunaan zat memiliki efek yang berbeda-beda pada respons seksual, tergantung dari jenis zat yang dikonsumsi. Ada zat yang bisa meningkatkan gairah seksual, menghambat gairah seks, bahkan hingga mengganggu performa seks seseorang.

7. Disfungsi seksual yang tak tergolongkan

Beberapa disfungsi seksual yang masuk dalam kategori ini adalah perilaku seksual yang kompulsif (tidak tertahankan), disforia pasca berhubungan seksual, pernikahan tanpa seks, permasalahan body image, don juanism, nimfomania (gairah seks yang berlebihan), dan lain-lain.

Disfungsi seksual dapat terjadi pada siapapun di usia berapapun. Selalu komunikasikan dengan pasangan mengenai kehidupan seks Anda. Dan untuk mengatasi disfungsi seksual, diperlukan keterbukaan dengan dokter mengenai masalah yang dialami. Ingat, bicara saja tak cukup untuk mengatasi masalah seksual, Anda pun harus berani mengambil sikap dan bertindak untuk kehidupan seks yang lebih bergairah dengan pasangan.

Artikel Terkait

5 Mitos Seks dan Kesehatan Seksual Laki-Laki

Apakah Penis Saya Normal?

Transgender Competent Care

Angsamerah at the International Transgender Competent Care Workshop, Bangkok 2019

Lika-liku Seks

You never forget your first Toyfriend!

Libido

Sebelumnya
Selanjutnya

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.