Author

Dr. Oka Negara, FIAS

Angsamerah Articles Masters and Johnson

Masters and Johnson

Kesempatan pertama, saya akan sebutkan duo Masters and Johnson. Inilah mereka, William Howell Masters dan Virginia Alma Fairfax Johnson yang mengguncang dunia dengan penelitian fenomenal mereka yang pertama dan belum pernah dilakukan sebelumnya tentang Human Sexual Response.

Bicara tentang seksologi modern, tidak bisa lepas dari kedua tokoh ini, disamping Sigmund Freud dan Alfred Kinsey. Hasil kolaborasi Masters and Johnson, peneliti dari Washington University yang sehari melakukan praktek terapi sulih hormon yang berlatar keilmuan dokter ahli kandungan dan seorang mahasiswi yang sedang menyelesaikan studi psikologinya dengan melamar sebagai asisten penelitian seksualitas manusia (selanjutnya menjadi sex therapis dan dosen) ini membuat dunia seksualitas manusia kembali mendapat perhatian besar. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi langsung 382 perempuan dan 312 laki-laki yang melakukan hubungan seksual dan masturbasi di laboratorium dengan monitor peralatan medis untuk merekam stimulasi seksual dan reaksinya selama tahun 1957-1965. Hasil penelitian memunculkan sebuah konsep komprehensif tentang reaksi seksual manusia dengan beberapa temuan baru yang mematahkan konsep sebelumnya. Misalnya perempuan saat bangkitan seksual akan mengalami lubrikasi, jadi lubrikasi seksual itu bukanlah berasal dari cairan lendir mulut rahim. Orgasme laki-laki dan kejadian multiple orgasm pada perempuan juga dijelaskan dengan gamblang prosesnya, yang secara keseluruhan akhirnya konsep Human Sexual Response dijelaskan dalam empat tahap: excitement, plateau, orgasm dan resolution yang masih dianut sampai hari ini. Ini diterbitkan dalam buku best seller Human Sexual Response (1966) dan Human Sexual Inadequacy (1970).

Yang unik di belakang layar:
– Gara-gara penelitian bareng dan menerbitkan dua buku hebat ini, Masters dan Johnson menikah setelah menceraikan pasangannya masing-masing di tahun 1971. Efek cinlok. Tetapi akhirnya bercerai di tahun 1992. Baru nyadar yang kemarin itu hanya cinlok .
– Sebelum melakukan riset pada ratusan orang, dilakukan juga studi pendahuluan pada 145 pekerja seks, tetapi tidak bisa dilanjutkan karena tidak bisa disiplin dalam meneruskan mengikuti prosedur riset. Habis dibayar setengah, pada kabur menghilang

Hal unik lain yang bisa dipelajari:
– Dosen dan peneliti perlu jaga diri bila bekerja dengan mahasiswi cantik, nanti bisa kepincut dan menceraikan istrinya. Kalau dosennya masih single sih nggak apa2
– Jangan pernah menyerah dengan sebuah pekerjaan yang memakan waktu lama, bayangkan penelitian ini dilakukan dari 1957 sampai dengan 1965, bahkan sampai 1970 sampai bukunya terbit. Malah bisa ada penelitian lanjutan. Tapi lihat hasilnya, luar biasa dan sangat berjasa buat ilmu pengetahuan.
– Yang terakhir, delapan tahun melihat dan memeriksa langsung orang pada berhubungan seksual di tempat risetnya, apa nggak bosen ya? Terus, kapan ya saya bisa membuat riset sejenis di Indonesia?

Artikel Terkait

Seks dalam Perkawinan

Bagian 1

Direct Acting Antiviral: Terobosan Dalam Hepatitis C

PETUNJUK PASIEN Pemeriksaan Kesehatan Pranikah (PKP) di Klinik Angsamerah

Disfungsi Seksual Pada Orang Muda

Masa Menyusui

Apakah Berpengaruh Terhadap Kesehatan Seksual Perempuan?

Orgasme

Why So Many Women Don’t Have Orgasms

Sebelumnya
Selanjutnya

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.