Author

Dr. Oka Negara, FIAS

Angsamerah Articles Narkoba dan fungsi seksual

Narkoba dan Fungsi Seksual

Banyak alasan orang menyalahgunakan obat-obatan dan bahan berbahaya, lalu tidak mampu melepaskan diri lagi. Sering kali alasannya adalah sebagai suatu gaya hidup, ikut-ikutan, terbujuk orang lain untuk merasakan rasanya, termasuk juga alasan melepaskan diri dari stres. Tetapi ada juga alasan populer lain yang dihubungkan dengan manfaatnya yaitu dianggap dapat meningkatkan fungsi seksual. Jadi bukan hal rahasia lagi, sering dijumpai pasangan remaja atau pasangan dewasa yang menggunakan narkoba, bahkan sejumlah pasangan terlibat dalam pesta seks. Apakah ini benar? Apa tidak malah sebaliknya justru narkoba dapat menimbulkan akibat buruk terhadap fungsi seksual dan organ reproduksi, bahkan bisa mengakibatkan hal fatal, dapat menimbulkan kematian.
Masing-masing kelompok mempunyai pengaruh tersendiri terhadap fisik dan psikis penggunanya. Golongan stimulan tentu saja menimbulkan pengaruh yang bersifat merangsang sistem saraf pusat sehingga menimbulkan rangsangan secara fisik dan psikis. Ekstasi, menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, ingin bergerak terus, sampai tidak ingin tidur dan makan.

Sebaliknya golong depresan menimbulkan efek menenangkan. Obat-obat penenang berdasarkan indikasi yang benar sesuai petunjuk dokter banyak digunakan untuk orang yang merasa cemas, gelisah atau tidak bisa tidur. Tetapi bila obat penenang digunakan tidak sesuai dengan indikasi dan petunjuk dokter, apalagi digunakan dalam dosis yang berlebihan, justru dapat menimbulkan akibat buruk lainnya. Golongan Opiat, seperti heroin dengan nama jalanan putauw menimbulkan perasaan menenangkan, melayang senang sesaat, euforia dan bisa melenyapkan rasa sakit di badan. Tetapi rasa nyeri yang dimunculkan saat putus heroin justru mengakibatkan ketergantungannya sangat tinggi dan akhirnya paling sering menyebabkan kematian.

Ganja, yang termasuk all arounders atau halusinogenik, mengakibatkan timbulnya halusinasi sehingga pengguna tampak senang melamun dan menghayal. Tetapi jangan salah, banyak pengguna justru merasakan efek yang tidak menyenangkan, misalnya muntah, sakit kepala, gemetar, otot terasa lemah, bingung, cemas, emosi dan beberapa akibat lainnya.

Akibat fisik karena penggunaan narkoba sudah terlalu sering disebutkan. Kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, paru-paru hingga penularan HIV melalui penggunaan jarum suntik bergantian. Akibat lain juga timbul karena akibat penggunaan narkoba melalui suntikan, misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah. Sedangkan akibat psikis yang mungkin terjadi adalah sikap apatis, emosi labil, depresi, kehilangan kontrol perilaku, sampai gangguan sakit jiwa.

Lalu, bagimana, benarkah narkoba dapat meningkatkan fungsi seksual? Dilihat dari efek langsungnya, maka jawabannya adalah tidak benar. Tidak ada satu jenis narkoba yang secara langsung dan manfaat dapat meningkatkan fungsi seksual. Dilihat dari pengaruh yang ditimbulkan oleh semua jenis narkoba, baik secara fisik maupun psikis, justru pengaruh negatif yang dapat terjadi. Tetapi sayang banyak informasi salah yang beredar dan mensugesti banyak orang menjadi sebuah kebenaran. Banyak yang tersugesti bahwa narkoba dapat meningkatkan gairah seksual dan dapat memperkuat kemampuan seksual. Tentu saja ini akan berbahaya, mengingat akibat buruk penggunaan jangka panjang dan efek ketergantungannya.

Secara keseluruhan malah gangguan fungsi seksual dan reproduksi yang bisa terjadi, dan ini tergantung pada jenis narkoba yang digunakan dan jangka waktu menggunakan bahan yang berbahaya itu. Bisa dilihat beberapanya seperti ini:

Ekstasi
Sebagai stimulan, ekstasi menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, dan ingin bergerak terus. Walaupun memberikan pengaruh yang bersifat merangsang otak, tidak berarti ekstasi menimbulkan pengaruh yang positif bagi fungsi seksual. Ekstasi akan meningkatkan pelepasan dopamine di otak. Peningkatan dopamine ini dapat menyebabkan hilangnya kemampuan untuk mengontrol perilaku seksual akhirnya menjadi berani, tanpa kontrol, melakukan hubungan seksual tanpa memikirkan risiko yang mungkin terjadi. Akibatnya Infeksi Menular Seksual termasuk infeksi HIV pun bisa datang.

Depresan
Depresan yang populer disalahgunakan adalah obat penenang dan heroin. Obat penenang yang digunakan di luar indikasi medis secara berlebihan dapat menimbulkan akibat buruk bagi fungsi seksual, yang dapat mengganggu metabolisme hormon testosteron dan estrogen. Banyak ragam obat penenang yang sering disalahgunakan dengan sering beredar di lapangan dengan label dekstro, dumolid, dan lainnya yang justru di kalangan “lower class” karena murah harganya sering disebut dengan pil koplo. Pada perempuan dapat mengakibatkan gangguan menstruasi dan menurunnya dorongan seksual hingga hambatan dalam mencapai orgasme. Pada laki-laki dapat mengakibatkan penurunan dorongan seksual dan disfungsi ereksi. Sedangkan pada pengguna heroin juga sama, tidaklah memberikan pengaruh positif bagi fungsi seksual dan reproduksi. Justru menimbulkan pengaruh buruk bagi fungsi seksual. Jelas akan terjadi penurunan kadar hormon testosteron, menurunnya dorongan seksual, disfungsi ereksi, dan hambatan ejakulasi pada laki-laki. Pada perempuan bisa mengakibatkan menurunnya dorongan seksual, kegagalan orgasme, gangguan kesuburan, termasuk mengecilnya payudara. Pengaruh heroin yang menghambat fungsi hormon seks, baik pada laki-laki dan perempuan memang cukup kuat.

Ganja
Ganja adalah golongan halusinogenik yang paling populer. Seperti juga halusinogenik lain seperti LSD, magic mushroom dan lainnya ganja juga menimbulkan akibat buruk bagi fungsi seksual. Bahan Kandungan tar dalam ganja jauh lebih tinggi dari rokok. Berbagai akibatnya pun bisa terjadi. Mengecilnya ukuran buah pelir dan menurunnya kadar hormon testosteron, dorongan seksual menurun, disfungsi ereksi, sampai pada gangguan sperma pada laki-laki. Gangguan produksi sel telur, hambatan menjadi hamil, dan terhambatnya proses kelahiran, di samping dorongan seksual yang menurun bisa terjadi pada perempuan.

Tetapi kenapa sebagian orang mengaku fungsi seksualnya lebih baik saat menggunakan narkoba? Sebenarnya itu pengakuan yang palsu tetapi tidak disadari. Perasaan bahwa fungsi seksualnya lebih baik, terutama justru disebabkan oleh pengaruh negatif narkoba. Misalnya, pengguna ekstasi karena efek perangsangan saraf otak akan merasa sepertinya diri menjadi lebih segar dan kuat yang akhirnya merasa juga fungsi seksualnya juga lebih baik. Juga jadi lebih berani karena kehilangan kontrol sehingga tidak takut melakukan hubungan seksual, termasuk hubungan seksual yang berisiko sekalipun. Demikian juga yang menggunakan depresan akan merasa lebih tenang, merasa “terbang” sehingga merasa tidak takut lagi dan lebih berani melakukan hubungan seksual, bahkan dengan siapa saja. Jadi semua pengakuan ini sebenarnya adalah pengakuan palsu yang tidak mereka ketahui. Ini adalah efek palsu, karena sesungguhnya saat itu fungsi seksualnya tidaklah sedang meningkat. Justru yang sedang berjalan perlahan terjadi sebenarnya adalah proses gangguan fungsi seksual dan reproduksi. Dan ingatlah bahaya ketergantungan. Kematian bisa menjadi ujungnya.

Artikel Terkait

Resource

Kegawatan Daruratan Adiksi Napza

Safe Sex

Seks, Seksual dan Seksualitas

Komunitas Memimpin dan Berkolaborasi Mewujudkan Kesetaraan dan Peningkatan Kualitas Hidup ODHIV!

Nomophobia, Adiksi Telpon Pintar

HPV and What You Need to Know

Sebelumnya
Selanjutnya

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.