Angsamerah Articles Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB)

Tahukah kamu bahwa Indonesia merupakan salah satu dari lima negara dengan beban TB terbesar? Di tahun 2015 saja ada satu juta orang yang menderita TB dan lebih dari separuhnya tidak mendapat pengobatan. Risiko penularan TB di Indonesia sangat besar, sehingga diharapkan semua masyarakat dapat melakukan upaya untuk mencegah penularan TB dan menjaga diri sendiri serta keluarga tetap sehat.

Apa itu TB ?

TB adalah penyakit yang disebabkan kuman Mycobacterum tuberculosis. Kuman ini biasanya masuk melalui saluran napas dan akan bersarang di paru-paru. Selain itu, kuman ini dapat menyebar ke daerah sekitar paru maupun melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening, sehingga menyebabkan penyakit di bagian tubuh yang jauh dari paru-paru. Hanya saja kondisi ini sangat dipengaruhi oleh status kekebalan tubuh seseorang. Perlu diketahui bahwa manusia adalah satu-satunya tempat di mana kuman ini dapat berkembang biak.

Keluarga kuman ini bersifat tahan asam dan memerlukan pengecatan khusus, yakni Ziehl-Neelsen, agar tampak di mikroskop. Pada latar yang kontras kuman ini tercat merah muda. Perlu sekitar 10.000 organisme per mililiter dahak untuk bisa memvisualisasikan bakteri ini.

Bagaimana kuman TB menyebar ?

Kuman TB menyebar melalui udara saat si penderita batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi. Yang hebat, kuman ini dapat bertahan di udara selama beberapa jam. Perlu diingat bahwa TB tidak menular melalui berjabat tangan dengan penderita TB, berbagi makanan/minuman, menyentuh seprai atau dudukan toilet, berbagi sikat gigi, bahkan berciuman.

Bahayakah TB ?

TB adalah kasus kompleks yang bila ditangani dengan tepat bisa disembuhkan, dan bila dibiarkan bisa berujung kematian. Orang yang terkena TB dapat sembuh tanpa meninggalkan cacat sama sekali, sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas di paru-paru, atau menyebar, hingga meninggal dunia.

Pada kasus TB, sering terjadi under-treatment atau over-diagnosis karena berbagai alasan. Misalnya orang yang tak sadar bahwa ia sakit TB sehingga tidak berobat, lalai minum obat, dokter yang paranoid dengan TB, dsb. Hal ini bisa menimbulkan permasalahan seperti rantai penularan yang terus berlanjut dan kuman yang menjadi resisten terhadap obat (TB-MDR, multi drugs resistance). Kasus infeksi oleh kuman yang resisten akan menambah beban baik pasien maupun negara. Karena sulit, kasus TB-MDR perlu 1,5 tahun pengobatan dengan biaya yang mahal.

Siapakah yang disebut sakit TB ?

Orang yang bernafas menggunakan udara yang sama dengan yang tercemar kuman TB bisa saja terinfeksi TB; hal ini disebut infeksi TB laten. Infeksi laten berarti orang tersebut telah terinfeksi kuman TB, namun karena daya tahan tubuh yang bagus, maka kuman menjadi tidak aktif dan orang tersebut tidak sakit. Orang dengan infeksi laten tidak mempunyai gejala TB dan tidak bisa menularkan TB ke orang lain, berbeda dengan orang yang sakit TB.

Orang dengan penyakit TB memiliki kuman aktif dalam tubuhnya dan berpotensi menularkan ke orang lain. Akan tetapi, bisa saja suatu waktu orang dengan infeksi laten berkembang menjadi penyakit TB karena kondisi daya tahan yang menurun. Tak jarang orang seperti ini mendapat pengobatan pencegahan penyakit TB.

Apa saja gejala TB ?

Batuk merupakan salah satu gejala TB paru yang sering ditemukan. Batuk biasanya berlangsung lebih dari tiga minggu dan kadang dijumpai batuk darah. Biasanya penderita TB juga akan mengeluhkan nyeri di bagian dada serta sesak napas. Secara umum, TB membuat penderitanya merasa lemah dan tampak sakit berat, kehilangan berat badan, dan demam disertai keringat malam hari.

Apakah TB hanya menyerang paru ?

Kuman TB bersifat sangat aerobik sehingga mudah tumbuh di dalam paru. Akan tetapi, kuman TB juga dapat menyebar ke daerah sekitar paru melalui jalan napas (penyebaran bronkogenik) dan ke organ tubuh lain melalui pembuluh darah maupun kelenjar getah bening. Organ selain paru yang bisa diserang TB adalah:

• Pleura (lapisan pembungkus paru)
• Kelenjar getah bening
• Selaput otak
• Perikard (selaput pembungkus jantung)
• Tulang dan persendian
• Kulit
• Usus
• Ginjal
• Saluran kencing,dan alat kelamin
• Mata, dll.

Biasanya infeksi TB di luar paru dikaitkan dengan turunnya kekebalan tubuh terutama karena HIV dan AIDS. Riset menunjukkan jika lebih dari 50% pasien dengan AIDS mengalami TB di paru dan organ lainnya. Gejala dan pengobatan yang diberikan disesuaikan dengan organ yang terkena dan butuh penanganan oleh dokter spesialis.

Perlukah saya tes TB ?

Umumnya tes TB memang tidak dilakukan pada setiap orang. Mereka yang perlu dites adalah:

• Orang yang berhubungan dengan penderita TB
• Orang dengan infeksi HIV atau penyakit lain yang melemahkan kekebalan tubuh
• Orang yang memiliki gejala TB
• Orang dari negara di mana TB lazim ditemui (Amerika Latin, Karibia, Afrika, Asia, Eropa Timur, Rusia)
• Orang yang tinggal di daerah padat penduduk (penjara, penampungan, panti sosial)
• Orang yang menggunakan narkoba

Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk diagnosis TB ?

Saat berkunjung ke dokter, urutan pemeriksaan yang dikerjakan adalah:

– Anamnesis. Menanyakan riwayat sakit dan faktor risiko
– Pemeriksaan fisik
– Pemeriksaan penunjang

  • Bakteriologik dengan menggunakan dahak. Sampel yang dibutuhkan adalah dahak saat datang periksa pertama kali, dahak pagi hari saat bangun tidur, dan dahak datang kembali ke tempat periksa. Dahak kemudian dapat dimanfaatkan untuk pemeriksaan mikroskopis atau biakan.
  • Pemeriksaan radiologi standarnya dengan foto x-ray dada, namun bisa juga dilakukan CT-scan bila ada indikasi menurut dokter yang memeriksa.
  • Mantoux test atau dikenal dengan uji tuberculin biasa dilakukan di negara yang tingkat infeksi TB nya rendah. Sementara di Indonesia, uji ini kurang berarti apalagi pada orang dewasa.
  • Pemeriksaan serologi TB atau deteksi DNA kuman TB menggunakan metode PCR.

Jika hasil dirasa meragukan, maka dokter akan menunggu beberapa saat untuk mengulang tes dan memastikan diagnosis TB.

Bagaimana TB diobati ?

Pengobatannya bersifat jangka panjang dan terbagi dalam 2 fase. Fase pertama adalah fase intensif yang berlangsung selama 2-3 bulan. Selanjutnya adalah fase lanjutan yang berlangsung 4-7 bulan.

Obat yang digunakan biasanya adalah obat utama, namun pada kasus tertentu mungkin memerlukan obat tambahan. Obat utama terdiri atas isoniazid (INH), rifampisin, etambutol, dan pirazinamid. Pengobatan dinyatakan komplit bila dosis tercapai atau periode pengobatan terpenuhi.

Penghentian sebelum waktunya membuka kemungkinan kambuh (relaps) dan minum obat yang tidak sesuai ketentuan bisa menyebabkan TB-MDR. Penderita AIDS dengan TB mendapat pengobatan lain selain TB.

Adakah efek samping pengobatan TB ?

Kebanyakan penderita TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa mengalami efek samping. Namun tetap perlu dipantau karena efek samping dapat timbul sewaktu-waktu. Beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan dari pengobatan TB:

• Mual dan muntah
• Kencing berwarna kemerahan
• Gangguan pendengaran
• Gangguan penglihatan
• Gatal-gatal pada kulit
• Gangguan fungsi hati
• Gangguan metabolisme ginjal terkait asam urat

Disarankan bagi para penderita TB, selain rajin meminum obat juga rajin kontrol ke dokter untuk memantau timbulnya efek samping.

Apa itu PMO ?

PMO adalah pengawas minum obat. PMO diperlukan karena periode pengobatan yang panjang dan membutuhkan kedisiplinan dari pasien. Biasanya yang ditunjuk menjadi PMO adalah anggota keluarga yang tinggal serumah, sehingga bisa mengingatkan waktu minum obat.

Tugas PMO yang lain adalah memperhatikan kemunculan efek samping akibat mengonsumsi obat TB. Selain melaporkanya pada dokter atau tenaga kesehatan, PMO juga diharapkan mampu memotivasi pasien TB yang menolak minum obat.

Bagaimana mencegah TB ?

Pendidikan. Dengan pendidikan yang memadai, masyarakat menjadi tahu bahwa TB tidak menular melalui merokok, konsumsi alkohol, stres, kelelahan, tidur di lantai, atau tidur larut malam.

• Rumah sehat dengan ventilasi cukup
• Menjaga kebersihan lingkungan
• Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
• Menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin
• Tidak meludah atau membuang dahak di sembarang tempat

Referensi

www.cdc.gov
pppl.depkes.go.id
Pedoman diagnostik dan penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia

Artikel Terkait

Bisa sembuhkah hemorroidku?

Penyakit Pasca Lebaran

Smartphone for Smart People?

Are You a Couch Potato?

Apakah Saya Memiliki Hipertensi?

Get Up and Move

Sebelumnya
Selanjutnya

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.