We choose to go to the Moon

Kemarin, seharian sampai malam saya menghadiri NU SKIN NATIONAL CONVENTION di Kota Casablanca.
Sebagai pioneer dalam bisnis Anti Aging melalui terobosan alat Galvanic Spa yang menguasai teknologi anti penuaan, dan berbagai produk suplemen kesehatan untuk mengawal proses penuaan dengan sehat, pertemuan NU SKIN ini dihadiri oleh para leader muda dan sukses dari manca negara. Mereka adalah million dollar leader yang terlihat begitu sehat, langsing dan awet muda (dan sangat sukses di bidang finansial), berbagi pengalaman menjalankan bisnis Anti Aging Nu Skin ini dengan berbagai cerita sukses.

Salah satu pembicara tamu adalah Tommy Siawira, tokoh Neuro Linguistic Program (NLP) dan Wealth Mindset Training, yang sangat menginspirasi.
Ia mengingatkan tentang pendaratan pertama manusia di bumi tahun 1969. Pencapaian luar biasa itu bisa terjadi karena Presiden AS saat itu, John F. Kennedy mencanangkan tekad bangsa Amerika: “WE CHOOSE TO GO THE MOON AND DO THE OTHER THINGS IN THIS DECADE. NOT BECAUSE THEY ARE EASY, BUT BECAUSE THEY ARE HARD

Saya tertegun. Betapa dahsyatnya kekuatan kata-kata positif yang ditanamkan di mindset setiap orang Amerika saat itu, dan betapa dahsyat hasilnya! Saya ingat benar, saat itu, tahun 1969, saya masih kelas I SD pada saat membaca berita tentang pendaratan manusia pertama di bulan, yaitu Neil Armstrong dkk. Sebagai murid Sekolah Dasar waktu itu kami menganggapnya keajaiban, mukjizat…
Sekarang barulah kita sadari: sungguh luar biasa kekuatan kata-kata, visualisasi impian, dan tentu saja diikuti dengan perencanaan serta tindakan nyata yang kita lakukan untuk mencapai inpian itu.

Sebagai psikolog klinis yang menggunakan kekuatan Hypnoterapi dan Neuro Linguistic Program (NLP) dalam mendampingi pasien, saya sangat menyadari dan selalu memanfaatkan kekuatan kata-kata positif, serta membantu mereka memvisualisasikan impian sehingga lebih mudah melakukan tindakan untuk mencapainya.

Berapa banyak di antara kita yang bahkan tidak tahu apa impiannya. Bahkan lebih buruk lagi: tidak tahu siapa dirinya, apa kehebatan dirinya, apa potensi dirinya, hanya karena orang di sekitarnya tidak pernah menggunakan kata-kata positif untuk membantu ia mengenali kehebatan dirinya. Lebih dari itu, seringkali kita bahkan tidak boleh punya impian, karena dari kecil diajarkan bahwa kalau punya impian dan tidak tercapai, nanti sakit hati. Lho, kalau begitu, mari punya impian yang besar, visualisasikan dan buat tindakan nyata… Bukan bermimpi, lalu tidur lagi, ya, khan?

Itulah sebabnya kita takut punya impian. Bahkan kalau punya impian, terbatas hanya impian kecil, sehingga impian kita mudah patah dan mudah dipatahkan oleh pendapat orang lain. Terlalu sering kita sibuk dengan pendapat orang lain yang tidak mendukung impian kita. Benar kata Tommy Sriawira, impian kita harus sangat besar sehingga tidak mudah dipatahkan hanya karena orang lain tidak setuju dengan impian itu. Toh kita harus mencapai impian itu sendirian, tidak bisa minta tolong orang lain untuk mengisi rekening tabungan kita, bukan?

Kejadian di sekitar kita selalu mudah jadi contoh: salah satu langganan ojek saya, yang biasa di SMS untuk mengantar kemana-mana. Beberapa kali saya minta tolong, misalnya mengantarkan saya dari Cilandak Town Square/Citos ke Lebak Bulus (ongkosnya lumayan, Rp 25.000). Ketika saya SMS, jawabannya, tidak bisa, sibuk. Tapi ketika lewat pangkalan ojek, saya lihat ia sedang duduk-duduk ngobrol dengan teman sesamo tukang ojek. Saya pikir, dia tidak bisa karena sibuk, ternyata dia lebih suka menghabiskan waktu duduk-duduk… Nah, ketika ia butuh uang, siapa yang akan peduli?

Saya memilih untuk menuliskan pengalaman ini kepada Anda untuk menjadi motivasi. Saya memilih, sesudah menulis ini, berangkat ke hotel Oasis Senen, karena saya memilih menjadi pembicara pagi ini di ajang Indonesia Hypnosis Summit (IHS).
Dan dari sana, saya memilih menghadiri NU SKIN National Convention hari terakhir di Kota Casablanca nanti siang sampai jam 22.00. Bertemu dengan orang-orang sukses dan sehat jiwa raga selalu memotivasi saya untuk menularkannya kepada orang lain.
Saya memilih melakukannya bukan karena hal itu mudah dan santai, tapi karena saya ingin mendapat ilmu, untuk memotivasi pengembangan diri saya, supaya bertemu dengan orang-orang yang berpikiran maju, demi kemajuan finansial dan kemanfaatan saya bagi orang lain.
Saya memilih untuk capek berlarian di seminar-seminar di hari Sabtu ini. Bukan karena hal itu mudah, tapi karena hal ini menantang. Saya memilih untuk tidak menjadi seperti tukang ojek langganan saya yang pemalas itu. Saya memilih untuk bergaul dengan orang-orang yang berpikiran positif, mau melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, mau menggunakan waktu untuk hal-hal yang produktif, dan mau memberikan manfaat buat orang lain.

I CHOOSE TO GO TO THE MOON: NOT BECAUSE IT IS EASY, BUT BECAUSE IT IS HARD…

Artikel Terkait

Demam, Gejala atau Penyakit?

Memahami hasil Pap Smear

HIV dan Nutrisi

Limfosit CD4 dan Perannya pada Infeksi HIV

Infeksi Menular Seksual

Infeksi Herpes Genital Itu….

Sebelumnya
Selanjutnya

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.