Alcohol Liver Disease

Dewasa ini konsumsi alkohol sudah menjadi bagian menjadi gaya hidup masyarakat kita. Alkohol dikonsumsi terutama dalam bentuk minuman. WHO memaparkan bahwa konsumsi alkohol menyebabkan 3,3 juta kematian tiap tahunnya dan setiap orang yang berusia lebih dari 15 tahun diperkirakan mengonsumsi 6,2 liter alkohol murni tiap tahunnya. Data tersebut menggambarkan seberapa besar pengaruh alkohol dalam kehidupan masyarakat zaman sekarang. Sayangnya, konsumsi alkohol memberikan pengaruh yang kurang baik bagi kesehatan. Salah satu organ yang berasosiasi dengan alkohol adalah hati/liver. Kerusakan hati akibat pengonsumsian alkohol memiliki spektrum yang sangat luas, mulai dari perlemakan hati hingga kejadian gagalnya fungsi hati (alcohol liver failure). Artikel kali ini akan membahas akibat dari pengonsumsian alkohol.

Apakah Alcohol Liver Disease?

Alcohol Liver Disease adalah keadaan abnormal pada jaringan hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol kronik dan dalam jumlah yang besar. Adanya konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan penimbunan lemak di dalam hati (perlemakan hati) kemudian terjadi proses peradangan jaringan hati. Seiring dengan berjalannya waktu, maka dapat menyebabkan timbulnya jaringan parut hingga cirrhosis.

Apakah faktor risiko Alcohol Liver Disease?

Sesuai dengan nama penyakitnya, risiko Alcohol Liver Disease akan semakin tinggi bilamana seseorang mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang lama. Namun, penyakit ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko terkait dengan kondisi tubuh individu dan lingkungan, di antaranya: genetik, persepsi masyarakat dan lingkungan terhadap penggunaan alkohol, serta riwayat adanya paparan terhadap zat yang bersifat toksik terhadap jaringan hati (hepatotoksik). 20% orang dengan konsumsi alkohol berat mengalami alcoholic hepatitis dan kejadian cirrhosis adalah 25% pada kelompok peminum berat.

Bagaimana proses terjadinya Alcohol Liver Disease?

Proses terjadinya perubahan abnormal (jejas) pada jaringan hati dimulai dari adanya perlemakan hati alkoholik yang pada pemeriksaan mikroskopis didapatkan sel hati teregang oleh susupan lemak, sehingga mendorong inti sel jaringan hati mendekati membran sel (tepian sel). Proses ini merupakan proses yang reversibel dan dapat sembuh sempurna dengan cara menghentikan konsumsi alkohol, namun tidak menutup kemungkinan juga dapat berkembang menjadi cirrhosis. Apabila perlemakan hati tersebut dibiarkan, maka terjadilah keadaan yang dinamakan hipoksia sentrilobular, yaitu ketika hati membutuhkan suplai oksigen lebih banyak karena proses metabolisme yang berlebihan, namun kebutuhan ini tak dapat dipenuhi. Akibatnya terjadi hipoksemia relatif dan cedera sel hati pada daerah yang kurang mendapatkan oksigen.

Keadaan kekurangan oksigen pada jaringan hati akan memicu datangnya sel radang dan berkumpul di dalam jaringan hati. Proses infiltrasi neutrofil terjadi karena produksineutrophil chemoattractant oleh sel hati yang melakukan metabolisme terhadap etanol. Akibatnya, terjadi juga pelepasan sitokin inflamasi dan radikal oksigen yang akan memperparah jejas sel hati. Radikal oksigen yang merupakan radikal bebas juga diproduksi oleh metabolisme alkohol. Metabolisme alkohol sendiri akan memicu formasi asetaldehide-protein product yang merupakan neoantigen yang menimbulkan infiltrasi limfosit dengan antibodi spesifik. Semua proses tersebut berjalan secara simultan dan menyebabkan kerusakan hati yang lebih parah hingga menyebabkan cirrhosis.

Bagaimana diagnosis Alcohol Liver Disease ditegakkan?

Diagnosis alcohol liver disease ditegakkan dari penggalian informasi mengenai gejala yang dirasakan atau anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang yang terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pencitraan. Pada umumnya gejala yang dirasakan pada penderita alcoholic liver disease adalah:

• Fatigue (kelelahan)
• Berat badan menurun
• Kembung
• Mual
• Anoreksia
• Nyeri perut
• Sebah
• Perut membuncit
• Perdarahan gusi
• Gangguan haid
• Sukar konsentrasi
• Kulit kuning
• Riwayat muntah darah
• Pada pria: Libido menurun, ukuran testis mengecil, pembesaran payudara (ginekomastia)

Sedangkan dari pemeriksaan fisis, dokter dapat memeriksa apakah ada pembesaran hati (hepatomegali), kemerahan pada telapak tangan yang diakibatkan oleh perubahan metabolisme estrogen (eritema palmaris), kontraktur dupuytren yaitu suatu kelainan pada jari manis atau kelingking di mana salah satu jari tersebut tidak dapat digerakkan (khas pada alcoholic liver disease) dan tanda cirrhosis yang dapat dibagi tanda kegagalan fungsi hati (contoh: ginekomastia, kekurangan energi protein, hipoalbuminemia, ikterus, spider nevi, dll.) dan hipertensi portal (contoh: pembesaran limpa (splenomegali, pelebaran vena kolateral, caput medusae, varises esofagus, dll.).

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan fungsi pembekuan darah, pemeriksaan fungsi hati, albumin, globulin, serum elektrolit, γ-glutamil transferase, dan pemeriksaan penyaring hepatitis. Pemeriksaan laboratorium tersebut untuk mengetahui apakah terdapat gangguan fungsi hati dan apakah ada infeksi oleh karena virus hepatitis. Pemeriksaan imejing yang dilakukan dapat berupa endoskopi saluran cerna atas untuk mengetahui adanya varises esofagus maupun kelainan pada lambung. Pemeriksaan ultrasonografi atau CT-scan dapat digunakan untuk mengetahui ukuran hati secara pasti, kondisi pembuluh darah hati, pembesaran limpa, asites, dan sekaligus skrining apakah ada keganasan hati. Pemeriksaan diagnosis baku emas tetap dengan biopsi dan melihat kondisi jaringan hati di bawah mikroskop.

Apakah komplikasi dari Alcohol Liver Disease?

Komplikasi dari alcohol liver disease dapat muncul akibat kegagalan fungsi hati oleh karena cirrhosis. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain: Hematemesis atau melena (muntah atau berak darah), ensefalopati hepatik (koma hepatikum), asites, peritonitis bakteril spontan, sindrom hepatorenal, dan sindrom hepatopulmonal.

Bagaimana pengobatan Alcohol Liver Disease?

Apabila alcohol liver disease telah diketahui pada stadium awal (perlemakan hati) maka pengobatan dapat dilakukan hanya dengan menghentikan konsumsi alkohol. Diharapkan dengan menghentikan konsumsi alkohol, perlemakan hati dapat sembuh dengan sendirinya. Apabila telah mencapai tahap cirrhosis maka pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk memerbaiki kinerja fungsi hati, mencegah, dan mengatasi komplikasi yang timbul akibat cirrhosis. Pengobatan yang dilakukan dapat dimulai dari modifikasi gaya hidup, obat-obatan, hingga intervensi bedah seperti ligasi varises esofagus, Transjugular Intrahepatic Portosistemic Shunt, dan lain-lain.

Apakah Alcohol Liver Disease dapat dihindari?

Alcohol liver disease merupakan penyakit yang dapat dihindari hanya dengan membatasi hingga menghentikan konsumsi alkohol sehingga mengurangi kejadian perlemakan hati. Penderita yang telah masuk ke dalam tahap alcohol liver disease dianjurkan mengatur gaya hidup sehat dan menghentikan konsumsi alkohol sehingga mengurangi risiko terjadinya jejas pada jaringan hati dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena sangat besar bahaya dan kerugian yang diderita akibat alcohol liver disease maka seyogyanya kita lebih bijak dalam menjaga diri kita sendiri. Prevention is the best medicine.

Artikel Terkait

Lari dan Seks: Indikator Hidup Sehat

Pengaruh Rokok pada Kehamilan

Bijak Mengonsumsi Junk Food

Penyakit Pasca Lebaran

Cara Melawan Obesitas (bagian 2)

Serba-serbi Vitamin B

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.