Dear Dokter,
Saya melakukan oral sex kepada seorang lelaki yang menyatakan dia baru melakukan tes di bulan February dan hasilnya negative. Saat melakukan oral sex, saya tidak sadar kalau gusi saya berdarah. Saat dia ejakulasi di mulut (tidak di sengaja) saya segera meludahkan semuanya keluar dan warnanya tidak bening, ada sedikit warna pink sehingga saya curiga kalau gusi saya berdarah saat melakukan oral.
Pertanyaannya, setelah membaca beberapa informasi online, oral sex has low risk of HIV transmission. Tetapi ada beberapa yang mengatakan ejakulasi di mulut membuat resikonya meninggi. Apakah saya harus mengambil PEP, mengingat saya tidak yakin gusi saya berdarah dan menurut hasil test dia terakhir di negative? Kemudian apakah resiko menelan ejakulasi itu tinggi?
terima kasih.
Selamat siang dan terima kasih. Perlu diinformasikan kapan perilaku beresiko, berupa oral sex dilakukan dan pria yang dilakukan oral sex yang sudah test pada bulan februari saat di test apakah sudah melewati window periode.
Bila kejadiannya kurang dari 72 jam, masih bisa diberikan PEP. Bila kejadiannya sesudah itu, maka PEP tidak efektif lagi.
Bila test HIV yang dilakukan pria tersebut sudah melewati window periode, maka pria tersebut status HIV nya adalah negatif. Tapi kalau belum berarti masih ada kemungkinan hasil test menjadi reaktif setelah masa window periode.
Oral seks adalah kegiatas seks yang paling rendah resikonya. Untuk tertular HIV, harus dilihat: partnernya HIV positive?, jumlah cairan mani yang keluar, apakah banyak?, lesi / luka dalam mulut , seperti sariawan, berapa banyak dan apakah terbuka?, berapa lama cairan mani berada dalam mulut yang penuh luka.
Kasus yang dialami, saat pasangan ejakulasi di mulut dan segera diludahkan semuanya keluar berarti tidak lama berada dalam mulut dan kecil kemungkinan darah yang bervirus dari partner masuk ke dalam tubuh. kalaupun ada yang tertelan, maka cairan mani akan masuk ke lambung, kena asam lambung dan akan mati.
Demikian saya sampaikan, semoga jawaban yang saya berikan membantu.