Pagi dok, saya pernah berhubungan dengan PSK (menggunakan kondom) pada 18 Juli 2018. Pada awal bulan Agustus 2018 saya demam yang menurut saya tidak biasa untuk beberapa hari disertai nyeri tenggorokan namun tidak sakit saat menelan. Saya juga merasakan lemas berkepanjangan dan merasakan nyeri dada hampir 1 bulan dari pertengahan agustus. Pada pertengahan agustus saya konsultasi di ruang carlo untuk vct, hasil vct negatif dan saya disarankan cek 3 bulan lagi. Karena saya penasaran saya konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam di RS tersebut. Dokter tersebut memeriksa saya dengan tidak ditemukan keanehan pada diri saya. Saya dianjurkan periksa cd4 oleh dokter tersebut jika memang merasa tidak lega. Kemudian saya cek cd4 saya, dan CD4 saya berada di angka 64. Saya shock bukan main menerima hasil itu. Bulan september saya cek hiv lagi di puskesmas terdekat rumah saya yaitu di daerah tangerang, Saya cek hiv hasil negatif menggunakan 3 reagen. Kemudian saya cek hiv lagi pada bulan oktober 2018 untuk yang ke - 3 bulan masa jendela di puskesmas yang sama dan hasil negatif. Saya bingung akan hasil itu, saya negatif hiv tapi cd4 saya sangat rendah. Kemudian pada desember 2018 saya cek hiv lagi dan didapatkan hasil yang negatif lagi. Kemudian pada awal februari 2019 saya cek hiv lagi dan hasil tetap negatif. Saya cek darah lengkap lagi setelah itu dan didapatkan hasil yang bagus. Leukosit 10.000 dengan kadar Limfosit 30%, agak bertolak belakang dengan hasil cd4 saya.
Hi,
Penurunan CD4 dapat terjadi karena infeksi seperti flu, pneumonia, atau infeksi virus, bakteri, maupun mikroorganisme lain seperti jamur, stress, puasa dan kelelahan. Perlu diingat bahwa naik turun jumlah sel CD4 maupun limfosit sangat dinamis terutama pada pasien imunokompeten.