Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi beban kesehatan diseluruh dunia. Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel tidak normal yang berkembang tanpa terkendali dan memiliki kemampuan untuk menyerang dan berpindah antar sel dan jaringan tubuh. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) menyebutkan kanker sebagai salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia.
Kanker dapat memberikan dampak pada kesehatan fisik dan juga pada kesehatan mental seseorang, bahkan selain berdampak pada pasiennya, dapat juga berdampak pada caregiver-nya.
Hal ini disebabkan oleh karena berbagai faktor, progres penyakit kanker dalam tubuh (penyebaran ke otak, gangguan hormonal dan inflamasi), kondisi lingkungan yang kurang mendukung, penggunaan obat-obatan kanker seperti kemoterapi, dll.
Gangguan mental yang sering terjadi pada pasien kanker antara lain:
- Depresi
- Gangguan cemas
- Gangguan penyesuaian
- Gangguan mental organik
Prevalensi gangguan mental pada pasien kanker selama atau setelah perawatan berkisar antara 4% sampai 49% tergantung alat pemeriksaan yang digunakan, jenis kanker dan fase pengobatan. Umumnya gangguan metal terjadi pada fase awal diagnosis dan pengobatan. Penderita kanker dengan gangguan mental berpengaruh pada tingkat kesembuhan yang lebih rendah. Oleh sebab itu penting melakukan penanganan kesehatan mental pada pasien kanker untuk meningkatkan kualitas dan harapan hidup pasien.
Berikut ini adalah faktor risiko terjadinya gangguan mental pada pasien kanker:
- Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.
- Masalah fisik dan efek samping pengobatan (seperti kelelahan, mual, atau nyeri).
- Masalah yang dihadapi di rumah.
- Kebutuhan sosial dan spiritual yang tidak terpenuhi.
- Depresi, stres pasca-trauma terkait kanker, atau masalah emosional lainnya.
- Pasien dengan usia lebih muda cenderung lebih mudah mengalami gangguan dibanding pasien yang lebih tua.
- Perempuan berisiko lebih tinggi daripada laki-laki.
- Orang dengan kulit berwarna lebih berisiko dibandingkan ras kulit putih.
- Tingkat Pendidikan, sosial dan ekonomi yang rendah.
Self management atau manajemen diri dari tekanan psikologis pada orang-orang dengan kanker cukup bermanfaat dan dapat membantu mencegah stres menjadi depresi atau gangguan cemas. Manajemen diri adalah: Kemampuan individu untuk mengelola gejala, pengobatan, risiko yang dialami secara fisik dan psikososial dan perubahan yang terjadi pada seseorang yang mengalami sakit dalam jangka waktu yang lama. Manajemen diri yang efektif mencakup kemampuan untuk memantau kondisi dan hal-hal yang mempengaruhi respons cara berpikir, perilaku, dan emosional yang diperlukan untuk beradaptasi.
Ada bukti yang menunjukkan bahwa manajemen diri terhadap tekanan psikologis pada kanker dapat membantu pasien dan keluarga mampu untuk merawat diri mereka sendiri dengan cara yang lebih disukai. Intervensi dalam manajemen diri melalui edukasi, pemantauan kondisi pasien, dan konseling dapat membantu pasien mengelola efek fisik dan psikososial kanker baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendukung pasien kanker menjaga Kesehatan mental antara lain dengan:
- Teratur menjalani terapi medis sesuai anjuran
- Memiliki support system yang mendukung (keluarga, teman, kerabat, dsb)
- Terbuka dengan perasaan yang ada
- Melakukan teknik relaksasi secara teratur
- Pendampingan profesional kesehatan mental seperti psikiater dan psikolog klinis