Menurut WHO, Pada tahun 2014, ada 8,5% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita diabetes. Pada tahun 2019, diabetes menjadi penyebab langsung dari 1,5 juta kematian dan 48% dari seluruh kematian akibat diabetes terjadi sebelum usia 70 tahun. 460.000 kematian penyakit ginjal lainnya disebabkan oleh diabetes, dan peningkatan glukosa darah menyebabkan sekitar 20% kematian kardiovaskular. Di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, kejadian diabetes melitus atas diagnosis dokter pada orang berusia lebih dari 15 tahun, sebesar 2%. Angka ini meningkat dari tahun 2013 yang menunjukkan angka 1,5%.
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah. Diabetes adalah penyakit kronis menahun berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah di atas normal. Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat sehingga memicu kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Penyebab diabetes tipe 1 masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan penyakit ini terkait dengan faktor genetik dan faktor lingkungan.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak terjadi, yakni sekitar 90–95%. Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin sehingga insulin yang dihasilkan tidak bisa digunakan dengan baik. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah resistensi insulin.
Selain kedua jenis diabetes tersebut, ada jenis diabetes yang biasa terjadi pada ibu hamil, yakni diabetes gestasional. Diabetes jenis ini disebabkan oleh perubahan hormon pada masa kehamilan, tetapi biasanya gula darah penderita akan kembali normal setelah masa persalinan.
Ketika seseorang menderita diabetes, tubuhnya tidak dapat menggunakan insulin dengan benar, dan ini dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan komplikasi seperti kerusakan saraf dan masalah jantung dan pembuluh darah, termasuk di area kelamin. Hal ini dapat menyebabkan kepekaan di area tersebut menurun, sehingga rangsangan secara fisik dan emosional lebih sulit dirasakan. Pada laki-laki berpeluang mengalami gangguan atau disfungsi ereksi. Sedangkan pada perempuan akan menyebabkan kekeringan pada vagina, infeksi vagina dan saluran kemih, sehingga bisa terjadi nyeri saat melakukan hubungan seksual atau disparenia.
Kadar gula yang tinggi juga memberikan efek rasa Lelah, lemas, sehingga membuat orang tersebut enggan untuk melakukan aktivitas seksual. Keadaan tersebut dapat menimbulkan dampak psikologis, seperti: perubahan citra diri, kecemasan, depresi, rasa kesepian, kehilangan harga diri, stress. Namun tidak semua orang dengan diabetes akan mengalami hal tersebut. Bila diabetes diketahui sejak dini, ditata laksana dengan baik, komplikasi ini bisa dihindari. Hal yang paling penting dilakukan adalah dengan menjaga kadar gula tetap normal untuk mencegah kerusakan saraf yang dapat menyebabkan masalah, termasuk kesehatan seksual.
Cara mengelola kadar gula darah antara lain menggunakan insulin dan atau minum obat, dan memeriksa kadar glukosa darah secara teratur. Menerapkan pola hidup sehat juga penting untuk membantu mengelola diabetes, menjaga Kesehatan seksual dan menjaga kualitas hidup tetap baik, misalnya dengan rutin berolahraga secara teratur, makan makanan yang sehat, menjaga berat badan, mengelola stress dan masalah psikologis lainnya. Perlu diingat bahwa apa yang baik untuk jantung baik juga untuk alat kelamin. Gairah seksual, pelumasan vagina, dan ereksi semuanya berkaitan dengan aliran darah. Selalu terapkan gaya hidup yang meningkatkan kesehatan jantung dan sirkulasi atau aliran darah yang baik.
Dalam sebuah tulisan di The Journal of Sex Medicine, para peneliti mengatakan latihan otot dasar panggul atau senam Kegel juga dapat membantu meringankan masalah di area kelamin, misalnya gangguan berkemih pada laki-laki, dan meningkatkan respon seksual pada perempuan. Seks adalah aktivitas fisik yang menggunakan energi, jadi perhatikan kadar gula darah sebelum melakukannya, terutama bila menggunakan insulin. Ada risiko terjadinya hipoglikemia (gula darah rendah) saat berhubungan seks. Periksa kadar gula darah dahulu sebelum melakukan aktivitas seksual.
Jangan sungkan atau malu mendiskusikan masalah Kesehatan seksual dengan dokter karena salah satu indikator pengobatan tidak berhasil adalah disfungsi atau gangguan seksual. Tanyakan pada dokter pengobatan yang dapat digunakan untuk masalah seksual yang dihadapi, efek samping yang mungkin terjadi dan cara mengatasinya. Komunikasi dengan pasangan juga tidak dapat diabaikan. Diskusi dengan pasangan mengenai masalah yang sedang terjadi. Keintiman juga dapat diperoleh melalui aktivitas lain seperti saling memijat, bercengkrama, mandi Bersama. Kehidupan seksual orang dengan diabetes memang memiliki banyak tantangan namun bila berhasil dilalui, komunikasi dengan pasangan dan berkonsultasi dengan dokter jangan dilupakan namun harus tetap dijaga dengan baik.