Apa itu Alkohol?
Alkohol biasanya dibuat dari fermentasi sumber-sumber alamiah yang mengandung gula. Alkohol dapat dibuat secara tradisional maupun pabrik. Minuman beralkohol sudah dikenal oleh masyarakat sejak berabad-abad yang lalu. Alkohol dalam berbagai budaya digunakan untuk kepentingan bumbu masakan hingga minuman dengan level alkohol yang beragam.
Alkohol dan Sistem Saraf Pusat
Alkohol merupakan zat psikoaktif, sehingga “mengaktifkan” psikologik seseorang yang meminumnya. Zat psikoaktif bekerja pada hubungan antar neuron (sel saraf) dan mempengaruhi kerja neuron dalam menyampaikan informasi. Pada keadaan sehat tanpa pengaruh zat, seharusnya neuron bekerja dengan mengirimkan neurotransmitter (senyawa organik yang membantu komunikasi antar neuron). Setelah memberikan informasi kepada neuron tetangga, neurotransmitter akan kembali ke rumah asalnya. Zat psikoaktif memblokir pengembalian neurotransmitter ini, sehingga timbul kekacauan pada proses transfer informasi.
Gejala Intoksikasi Alkohol
Kekacauan transfer informasi antar neuron membuat gejala intoksikasi. Biasanya orang yang meminum alkohol akan merasakan gejala:
- Fisiologis tubuh: blackout (tidak sadar), dehidrasi, muka terasa panas.
- Sistem pencernaan: mual, muntah.
- Sistem saraf: amnesia, kebingungan, gangguan keseimbangan, bola mata bergerak cepat, bicara sulit dan cadel, refleks melambat sampai tidak merespon pada lingkungan sekitar.
- Perilaku: marah, mengamuk, mudah tersinggung, tak terkendali.
- Mood: suasana hati mungkin tertekan, sangat senang (euforia).
Drunk Driving (Mengemudi Dalam Keadaan Mabuk)
Saat intoksikasi, jika seseorang mengemudikan mobil, membuat seseorang sulit untuk konsentrasi, fokus, hingga menghentikan kendaraan sebab refleksnya lambat.
Bisa dibayangkan bahwa dalam keadaan mabuk, pengendalian impuls akan kurang. Bila ada penghalang atau objek lain di jalan, ada risiko untuk menubruk objek tersebut (bangunan, trotoar, kendaraan lain). Musibah seperti ini sering kita lihat pada media sosial, terutama kecelakaan dini hari saat pengemudi mengemudikan mobilnya dalam pengaruh alkohol maupun zat lain yang mengganggu fungsi otak.
Mencari Bantuan
Seseorang yang mengonsumsi alkohol dan merasakan ketidaknyamanan pada dirinya, hendaklah tidak mengemudi kendaraan.
Mintalah bantuan untuk diantar ke tempat tujuan, sehingga tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain. Jika mengalami muntah, membahayakan diri sendiri dan orang sekitar, hendaklah membawa diri ke IGD RS terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Bagi peminum alkohol yang merasa memiliki “keharusan” untuk minum alkohol agar mata “melek”, serta ingin menghentikan kebiasaan ini, maka RS dengan fasilitas psikiatri dapat memberikan bantuan.