Human Papillomavirus (HPV) adalah kelompok virus yang sangat umum, dengan lebih dari 200 jenis yang berbeda. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kanker, termasuk kanker serviks, vagina, vulva, penis, anus, dan orofaring (bagian belakang tenggorokan, termasuk pangkal lidah dan amandel).
Pada Perempuan, virus HPV 99,7% dapat menyebabkan kanker pada serviks. Oleh karena itu pemeriksaan pap smear dan pemeriksaan HPV di area serviks merupakan alat deteksi dini yang sangat direkomendasikan karena menjadi standar utama atau gold standar. Namun sayangnya pemeriksaan ini memiliki keterbatasan, antara lain banyak perempuan yang merasa malu dan tidak nyaman melakukan pemeriksaan ini dan memerlukan ruangan khusus dan tenaga medis yang terlatih untuk pengambilan sampel.
Pemeriksaan HPV melalui urine merupakan suatu perkembangan teknologi yang membantu menjawab permasalahan tersebut. Tindakan pengambilan sampel sangat sederhana, tidak invasive, dan cukup nyaman. Dengan adanya pemeriksaan ini diharapkan semakin banyak perempuan melakukan deteksi dini kanker serviks.
Memang pemeriksaan ini memiliki keterbatasan, tidak dapat digunakan untuk melihat perubahan sel-sel serviks, memiliki akurasi sedikit lebih rendah daripada pengambilan sampel melalui serviks, namun sensitivitasnya sama tinggi sehingga kemungkinan positif palsunya kecil. Hal ini disebabkan konsentrasi virus HPV dalam urine biasanya lebih rendah dibandingkan dengan sampel serviks.
Data mencatat bahwa sensitivitas tes HPV DNA Urine adalah 73,1% dan spesifisitas tes HPV DNA Urine adalah 97,3% dibandingkan dengan tes HPV DNA berbasis serviks. Walaupun lebih rendah dari ko-testing HPV DNA dan pap smear, namun lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan pap smear saja.
Kapankah pemeriksaan HPV DNA melalui urine memiliki akurasi yang paling tinggi?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi DNA HPV dalam urine dapat bervariasi sepanjang hari. Waktu pengambilan sampel di pagi hari setelah bangun tidur, dapat membantu meningkatkan akurasi. Waktu pengambilan ini harus konsisten. Bila pada pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada pagi hari, maka pada pengambilan sampel selanjutnya juga pada pagi hari.
Selain itu meskipun tidak ada bukti kuat bahwa siklus menstruasi secara langsung memengaruhi hasil tes HPV DNA urine, beberapa ahli menyarankan untuk menghindari pengambilan sampel saat menstruasi sedang deras. Hal ini untuk menghindari potensi kontaminasi oleh darah yang dapat memengaruhi hasil tes. Adanya infeksi pada saluran kemih ternyata juga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Jadi sebaiknya infeksi ini diobati terlebih dahulu sebelum melakukan pengambilan sampel pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan HPV DNA bisa memberikan hasil positif palsu pada keadaan:
- Reaksi Silang: Beberapa jenis bakteri atau virus lain dalam urine mungkin memiliki struktur DNA yang mirip dengan HPV, sehingga menyebabkan reaksi silang dan menghasilkan hasil positif palsu.
- Persistensi HPV: Beberapa jenis HPV dapat bertahan dalam tubuh dalam jangka waktu lama tanpa menyebabkan penyakit aktif. Tes HPV DNA urine mungkin mendeteksi DNA HPV yang tidak aktif ini, sehingga menghasilkan hasil positif palsu.
- Variasi Genetik HPV: Terdapat berbagai jenis HPV dengan variasi genetik yang berbeda. Beberapa tes mungkin tidak dapat membedakan dengan tepat antara jenis HPV yang berisiko tinggi dan rendah, sehingga menghasilkan positif palsu.
- Kontaminasi sampel pemeriksaan.
Sedangkan hasil negatif palsu bisa muncul pada kondisi:
- Jumlah Virus Rendah: Jika jumlah virus HPV dalam urine sangat rendah, tes mungkin tidak dapat mendeteksinya, sehingga menghasilkan hasil negatif palsu. Ini bisa terjadi pada tahap awal infeksi atau jika infeksi HPV tidak aktif.
- Teknik Pengambilan Sampel: Teknik pengambilan sampel urine yang tidak benar dapat memengaruhi hasil tes. Jika sampel tidak mengandung cukup sel atau virus HPV, tes mungkin tidak dapat mendeteksinya.
- Penghambat proses reaksi PCR yang terdapat di dalam urine seperti darah atau obat-obatan tertentu. PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah proses untuk memisahkan DNA yang digunakan dalam tes HPV. Bila proses ini terhambat maka DNA HPV tidak dapat dipisahkan sehingga menyebabkan hasil negatif palsu.
- Variasi Genetik HPV: Beberapa jenis HPV mungkin sulit dideteksi oleh tes HPV DNA urine karena variasi genetik mereka
Pada orang yang sudah melakukan vaksinasi masih mungkin terinfeksi HPV. Hal ini bukan karena vaksinnya tidak berfungsi namun ada beberapa tipe HPV yang tidak masuk dalam perlindungan vaksin. Vaksin HPV saat ini paling banyak melindungi terhadap 7 tipe HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks dan 2 tipe yang paling sering menyebabkan kutil kelamin. Itu sebabnya pap smear dan pemeriksaan HPV masih memiliki tempat sebagai pencegahan kanker serviks.
Bila ditemukan hasil HPV DNA urine positive, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan berikutnya. Pemeriksaan ini tergantung pada tipe HPV yang ditemukan. Pemeriksaan pap smear, kolposkopi, dan biopsy mungkin diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan tindakan lebih lanjut.
Tes HPV DNA urine juga dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi HPV pada laki-laki. Namun sayangnya efektivitas cukup rendah dan peruntukannya mungkin sedikit berbeda.
Kanker serviks masih cukup banyak di Indonesia. Vaksin dan deteksi dini diperlukan untuk menekan angka kesakitan dan kematian. Rasa tidak nyaman tidak lagi menjadi hambatan dengan pemeriksaan HPV melalui urine untuk deteksi dini.