Author

Fithrie Yanthi

Editor

Illustration

Kurnia Dwijayanto

BV? Apa sih itu?

Salah satu penyebab keputihan adalah bacterial vaginosis atau infeksi bakteri vagina. Infeksi bakteri vagina (bacterial vaginosis/ BV), penyakit yang sangat umum terjadi. Wanita di segala usia bisa terkena BV,namun orang yang berusia 15 – 44 tahun memiliki risiko lebih tinggi, karena faktor hormonal adalah salah satu yang dapat menyebabkan munculnya BV.

Sayangnya, banyak perempuan tidak mengerti tentang keadaan tersebut. Kebanyakan malah mengira gejala tersebut diakibatkan oleh kondisi lain, seperti jamur atau infeksi yang lain.

Penyebab BV

Ketidakseimbangan bakteri didalam vagina adalah penyebab BV. Pada keadaan normal bakteri yang menguntungkan atau bakteri baik (lactobacilli) jumlahnya jauh lebih banyak daripada jumlah bakteri jahat di vagina. Lactobacilli ini akan menghasilkan membuat suasana asam di dalam vagina sehingga bakteri yang berbahaya akan sulit tumbuh. Ada keadaan tertentu bakteri baik berkurang atau mati dan bakteri jahat bertumbuh pesat. Bila jumlah bakteri jahat bertambah terlalu banyak akan mengganggu keseimbangan didalam vagina dan menimbulkan infeksi bakteri vagina atau BV.

BV memang bukan infeksi seksual menular. Namun dia dapat berkembang setelah berhubungan seksual. Perempuan mana pun bisa terkena, termasuk mereka yang belum pernah berhubungan seks. BV meningkatkan potensi penularan infeksi menular seksual dan dapat berkembang menjadi radang panggul (Pelvic inflammatory disease/PID).

Perempuan yang berisiko mendapatkan BV antara lain adalah mereka yang berhubungan seks dengan pasangan baru atau memiliki beberapa mitra, menggunakan sabun yang mengandung antiseptik atau sabun pewangi untuk vagina.

Risiko lain juga berasal dari penggunaan deterjen yang kuat untuk mencuci pakaian, seks oral, douching (cuci vagina), penggunaan sabun atau deodoran vagina, serta merokok. Perubahan hormon selama siklus menstruasi, semen atau cairan mani di vagina setelah berhubungan seks tanpa kondom, alat kontrasepsi dalam Rahim (IUD), dan faktor genetik juga ikut memainkan peran pada situasi ini.

Sekitar setengah dari perempuan dengan BV tak memiliki tanda-tanda dan gejala sama sekali atau mungkin mereka tidak menyadari kehadiran BV.

Gejala BV adalah peningkatan jumlah cairan vagina, keputihan, perubahan warna menjadi agak abu-abu, kuning hingga kehijauan, serta adanya bau tak sedap seperti bau amis, terutama setelah berhubungan seksual. Gejala lainnya sakit saat berhubungan seks, gatal dan radang di area sekitar vulva.

Pemeriksaan BV

Pemeriksaan BV dapat dilakukan di klinik kesehatan seksual, Puskesmas dan beberapa klinik praktik umum. Tes ini cepat dan mudah, dokter atau perawat bisa menggunakan kapas dan object glass untuk mengumpulkan sampel sel dari dinding vagina. Hanya perlu beberapa detik saja melakukannya dan biasanya tidak terasa sakit.

Pada pemeriksaan BV perlu dilakukan pengukuran pH (tingkat keasaman) vagina karena pH berpengaruh pada keseimbangan flora di dalam vagina. Cara mengukur pH adalah dengan menyeka cairan vagina pada kertas lakmus dan hasilnya bisa segera dilihat dalam beberapa detik, atau  mengirimkan bahan periksa ke laboratorium.

Beberapa perempuan khawatir, BV bisa memengaruhi peluang mereka untuk hamil, tetapi belum ada bukti jika itu benar. Yang jelas, BV dapat menyebabkan masalah dengan kehamilan berdasarkan temuan bahwa perempuan yang mengalami infeksi tersebut lebih sering mengalami keguguran, kelahiran prematur, atau bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Perawatan yang tepat penting untuk wanita hamil dengan bakteri vaginosis. BV aman diobati selama kehamilan dan saat menyusui.

Pengobatan BV

BV biasanya dapat hilang tanpa pengobatan,tapi yang mengalami gejala tertentu atau memiliki keluhan sebaiknya melakukan pengobatan untuk mencegah komplikasi. Dokter akan memberi antibiotik dosis tunggal atau dua kali sehari selama 7 hari.

Perawatan vagina yang tepat seperti mengurangi kelembabannya dengan tidak menggunakan pakaian ketat, tidak melakukan cuci vagina, basuh vagina menggunakan air saja, mengeringkan dengan cara mengusap kain lembut dari depan ke belakang, basuh tangan sebelum menyentuh area kelamin, cuci dan rawat toys sex sesudah digunakan. Pasangan (pria) perlu membersihkan area kelamin dan gunakan kondom sebelum melakukan hubungan seks.

Referensi

  1. https://www.cdc.gov/std/bv/stdfact-bacterial-vaginosis.htm
  2. https://www.webmd.com/women/guide/what-is-bacterial-vaginosis

Artikel Terkait

Mioma

Benjolan rahim, atau hamil, atau kedua-duanya?

Apakah Vagina Saya Normal?

Bakteri ikut ke kantor

Liang Intim dan Penjaganya

Vagina: Anatomi dan Kesehatan

Apa Itu Pap Smear (Skrining Kanker Serviks)

Tuberkulosis (TB)

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.