Apa itu CD4?
Sel-T (atau T-limfosit) adalah bagian dari sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Ada dua jenis utama sel-T. Sel T4 yang biasa disebut sebagai sel CD4. Sel CD4 ini berperan sebagai sel “helper” karena tidak menetralkan infeksi tetapi berperan untuk memicu respon tubuh terhadap adanya infeksi. Sel-T lainnya, yaitu CD8 berperan sebagai sel “suppressor” dengan memproduksi antibody untuk menghancurkan mikroorganisme (seperti virus dan bakteri) dan menghentikan respons kekebalan begitu infeksi telah ditangani.
Nilai Diagnostik CD4
Dengan mengetahui jumlah sel CD4 yang beredar dalam darah, seorang dokter dapat menentukan status sistem kekebalan seseorang. Tes darah sederhana CD4 dapat memperkirakan jumlah sel CD4 yang berfungsi dalam satu mikroliter darah. Semakin tinggi jumlah CD4, semakin kuat fungsi kekebalan tubuh seseorang. Pada orang dewasa yang sehat, jumlah CD4 normal dapat sangat bervariasi (berdasarkan populasi, kelompok umur, dll) tetapi biasanya sekitar 500 hingga 1500 sel per mikroliter darah. Namun, ketika CD4 jatuh di bawah 200, maka pada masa inilah infeksi oportunistik yang paling serius kemungkinan dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh secara efektif terganggu oleh infeksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi jumlah CD4
Jumlah CD4 dapat sering berubah. Pemeriksaan jumlah CD4 yang diambil pada pagi hari bahkan dapat berbeda hasillnya ketika diperiksa pada sore hari. Selain itu, merokok, alcohol, stress dan kelelahan dapat mempengaruhi hasil CD4.
Untuk hasil yang terbaik maka disarankan untuk dilakukan pemeriksaan CD4 di waktu dan tempat laboratorium yang sama dengan pemeriksaan CD4 sebelumnya. Selain virus HIV, ada beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi fluktuasi jumlah CD4. Infeksi seperti flu, pneumonia, TB, malaria, herpes simplex, dll dapat menurunkan jumlah CD4 untuk sementara waktu.
Kemoterapi dan penggunaan interferon juga dapat menurunkan jumlah CD4. Sebaliknya, splenektomi, infeksi Human T-cell Leukemia Virus tipe 1 (HTLV-1), dan pemberian interleukin 2 (IL-2) dapat meningkatkan jumlah CD4. Steroid mempunyai efek baik menurunkan maupun meningkatkan CD4.
Hanya sekitar 2% dari sel CD4 dalam tubuh yang berada di darah, sisanya berada di jaringan seperti kelenjar getah bening. Perubahan jumlah CD4 seseorang hanya mencerminkan pergerakan sel CD4 masuk dan keluar dari darah, bukan menggambarkan perubahan dalam jumlah total sel CD4 dalam tubuh seseorang. Jadi, sangat penting untuk memperhatikan tren perubahan jumlah CD4 dari waktu ke waktu, daripada terlalu terpaku pada satu hasil tes CD4 saja.
Tipe-tipe CD4
CD4 mempunyai bermacam type, yang dikenal sebagai T-helper 1, T-helper 2, T-helper 9, T-helper 17, regulatory T-cell, and follicular helper T- cell, masing-masing type mempunyai cara yang berbeda dalam memicu respon immune tubuh. Penting untuk memeriksakan jumlah CD4 setiap tiga hingga enam bulan, atau sesering yang direkomendasikan oleh dokter. Dokter biasanya akan menyarankan untuk tes CD4 lebih sering jika jumlah CD4 sebelumnya rendah atau turun dengan cepat, atau jika seseorang dengan HIV positif akan memulai atau mengubah pengobatan ARV (antiretroviral).