Author

Yayasan Penabulu

Dampak Pandemi Pada Kesehatan Mental Pekerja Sosial

Kesehatan mental bisa menghampiri siapa saja, termasuk pekerja di sektor sosial, terutama pada masa pandemi. Jika alasannya adalah soal keuangan, relasi, atau edukasi, itu hanyalah kisah klasik yang sudah terjadi sebelum pandemi. Efnie Indrianie, M.Psi., mengatakan tanpa disadari kesepian ialah cikal-bakal dari kesehatan mental. “Pandemi itu hanya trigger atau pemicu, masalah yang sebenarnya sudah terjadi lama,” ucapnya saat webinar “Dampak Pandemi pada Kesehatan Mental Pekerja di Sektor Sosial”, tanggal 26 Januari 2022, melalui platform Zoom Meeting.

Orang-orang seperti pekerja di sektor sosial, terbiasa menghadapi dan membantu orang lain. Lantas, apakah mereka sudah terbebas dari kesepian yang seringkali tidak disadari? Padahal kesepian tidak hanya menyebabkan kondisi psikis seperti depresi, kecemasan, atau kekerasan pada diri sendiri, tapi juga pikun (demensia), memperlambat regenerasi sel, menaikkan asam lambung, dan penyakit fisik lainnya.

Tidak menutup kemungkinan terjadi penurunan kinerja, terputusnya hubungan baik, perceraian, bahkan pemecatan kerja. Berdasarkan penelitian, kesepian merupakan tantangan besar pada saat ini. Inilah alasan program Lingkar Madani bekerja sama dengan program Kacapikir dari Yayasan Angsamerah, menggelar webinar dengan topik kesehatan mental untuk para Mitra program Lingkar Madani.

Kesepian bukan berarti tidak ada orang di sekitar atau terisolasi di suatu tempat, tapi hati kita yang kesepian. Efnie, sebagai narasumber, menerangkan mengapa si A mudah merasa kesepian sedangkan si B tidak, ternyata itu dipengaruhi faktor DNA. Kita pun perlu kembali ke masa kecil, menyelusuri bagaimana interaksi antara anak dengan orang tua pada masa kanak-kanak, dan apakah waktu kecil ruang kita dipenuhi orang-orang penting? Apabila belum terisi secara optimal, maka kita akan mudah kesepian.

Lalu, bagaimana cara mencegah dan memulihkan kesepian? “Dengarkan suara hati bukan logika,” jawab Efnie Indrianie, M.Psi., “bertemu dengan orang belum tentu juga jadi solusi,” lanjutnya. Ia bilang itulah sebab perlu melakukan identifikasi masalah sebelum kesepian itu kian memenuhi ruang hati dan pikiran.

Itu saja? Tentu saja tidak. Dengan gaya santai dan kerap bergurau, Efnie menghamparkan tentang social support yang mesti dilakukan secara teamwork; faktor-faktor yang memengaruhi kebahagiaan; manusia itu berkepribadian ganda bahkan lebih; target dan keinginan yang realistis; dan langkah meningkatkan kebahagiaan personal.

Usai menjelaskan satu persatu langkah, chat room langsung tumpah pelbagai pertanyaan dari peserta webinar. Dibantu moderator, Adhe Prasasti, Program Manager Kacapikir, pertanyaan peserta yang hadir dari barat sampai timur Indonesia, tuntas dijawab oleh Efnie, sang psikolog dan dosen psikologi Universitas Maranatha, Bandung.

Dan yang tidak diduga sebelumnya adalah pemberitahuan giveaway dari Angsamerah untuk 3 peserta yang melakukan registrasi tercepat. Peserta yang belum beruntung, mendapatkan diskon 20% untuk seluruh layanan.

Buat kamu yang ingin berkonsultasi, silakan hubungi Klinik Angsamerah di 0811-1368-364

Artikel ini disadur langsung dari lingkarmadani.org

Artikel Terkait

ADHD

Bisa Dialami Orang Dewasa Juga, loh!

Buat Sahabat Remajaku yang Galau

Are You Okay?

Berelasi, bagaimana bersikap untuk tidak membuat kerumitan

Saatnya Berkesehatan Jiwa Dalam Berkomunikasi

Perhatian dan Rekomendasi Terhadap Layanan Kesehatan Bagi Tahanan Perempuan

Previous
Next

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.