Femisida dan Komunitas Termarginalkan

Laporan Femisida 2023 tidak hanya mengungkapkan kekerasan sistemik yang dihadapi perempuan, tetapi juga meningkatnya kerentanan kelompok-kelompok marjinal seperti komunitas transgender, yang mengalami peningkatan kekerasan sebesar 123%. Kejahatan-kejahatan ini sering didorong oleh stigma sosial dan diskriminasi, dan dalam banyak kasus, terjadi kelalaian dari negara, yang menyebabkan komunitas-komunitas ini semakin terisolasi.

Memahami Kerentanan: Komunitas Transgender dan Kelompok Marjinal

Individu transgender menghadapi tingkat kekerasan yang tidak proporsional, tidak hanya dari diskriminasi masyarakat tetapi juga dari kegagalan negara dalam melindungi mereka. Peningkatan tajam dalam kekerasan terhadap komunitas ini, seperti yang didokumentasikan pada tahun 2023, sebagian besar didorong oleh stigma yang mendalam, yang mengarah pada kekerasan yang dilakukan baik oleh publik maupun yang disahkan oleh negara. Banyak dari kejahatan ini tidak dihukum, dan kurangnya intervensi negara berkontribusi pada budaya impunitas.

Di Indonesia, tidak ada perlindungan hukum khusus untuk komunitas transgender dari kekerasan berbasis gender. Kerangka hukum yang ada, seperti PERMA No. 3 Tahun 2017 dan PERMA No. 1 Tahun 2020, berfokus pada perlindungan korban secara umum tetapi gagal mengatasi kerentanan unik dari kelompok marjinal seperti komunitas transgender. Hal ini menciptakan kesenjangan signifikan dalam akses terhadap keadilan, di mana korban transgender sering menghadapi diskriminasi ketika melaporkan kejahatan atau mencari pemulihan hukum.

Bagaimana Kita Bisa Menangani Kerentanan Ini

Sebagai yayasan yang didedikasikan untuk pemberdayaan dan keadilan kesehatan, Angsamerah berada pada posisi yang tepat untuk mengambil peran aktif dalam mendukung kelompok-kelompok rentan, terutama komunitas transgender, melalui kombinasi layanan kesehatan, advokasi, dan dukungan masyarakat.

1.     Akses Layanan Kesehatan bagi Individu Transgender

Angsamerah dapat menyediakan layanan kesehatan khusus, termasuk dukungan kesehatan mental dan layanan kesehatan seksual bagi individu transgender yang sering kali terpinggirkan dari layanan kesehatan tradisional. Menyediakan ruang aman bagi individu transgender untuk mencari perawatan sangat penting untuk memastikan mereka menerima martabat dan rasa hormat yang layak mereka dapatkan.

2.     Mengadvokasi Perlindungan Hukum

Upaya advokasi Angsamerah harus mencakup dorongan untuk perlindungan hukum yang lebih kuat bagi komunitas transgender, memastikan bahwa mereka memiliki akses yang setara terhadap keadilan dan terlindungi dari kekerasan berbasis gender. Bekerja sama dengan organisasi hukum dan kelompok hak asasi manusia dapat membantu menarik perhatian pada masalah ini.

3.     Bekerja Sama dengan Organisasi Feminis dan Hukum

Dengan bekerja sama dengan organisasi seperti Jakarta Feminist dan Komnas Perempuan, Angsamerah dapat mendukung penelitian komprehensif dan pengumpulan data tentang kekerasan yang dihadapi individu transgender. Ini akan membantu memandu perubahan kebijakan di masa depan dan menciptakan perlindungan yang lebih inklusif bagi kelompok-kelompok marjinal.

4.     Program Dukungan untuk Penyintas

Angsamerah dapat mengembangkan program penjangkauan yang menawarkan konseling, bantuan hukum, dan dukungan ekonomi bagi penyintas kekerasan berbasis gender, terutama mereka yang berasal dari komunitas rentan. Memberdayakan penyintas dengan pelatihan keterampilan dan kesempatan untuk mandiri secara ekonomi dapat membantu memutus siklus ketergantungan dan kerentanan.

Perluasan Pengumpulan Data tentang Femisida dan Bunuh Diri

Seperti yang dicatat dalam Laporan Femisida 2023, pengumpulan data tentang femisida di Indonesia masih belum lengkap. Selain itu, ada kebutuhan mendesak untuk memasukkan kasus bunuh diri yang disebabkan oleh tekanan sosial ekstrem dan kekerasan. Sering kali, korban kekerasan berbasis gender atau individu marjinal yang menghadapi diskriminasi tak tertahankan melihat bunuh diri sebagai satu-satunya jalan keluar. Angsamerah dapat memainkan peran penting dalam meneliti dan mendokumentasikan kasus-kasus ini, memastikan bahwa mereka tidak diabaikan dalam diskusi yang lebih luas tentang kekerasan berbasis gender.

Peningkatan kekerasan terhadap komunitas transgender di Indonesia menyoroti perlunya intervensi yang mendesak. Dengan komitmennya pada keadilan kesehatan dan pemberdayaan komunitas, Angsamerah dapat menjadi kekuatan utama dalam menangani kebutuhan khusus kelompok rentan ini. Melalui layanan kesehatan, advokasi, dan program dukungan, Angsamerah dapat membantu menciptakan masa depan di mana semua individu, terlepas dari identitas gender mereka, terlindungi dari kekerasan dan memiliki akses ke keadilan dan layanan kesehatan.

Dengan meningkatkan kesadaran, mengadvokasi perlindungan hukum yang lebih kuat, dan mendukung pengumpulan data yang komprehensif, Angsamerah dapat mendorong perubahan yang berarti dalam upaya melawan kekerasan berbasis gender.

Artikel Terkait

Lepas Kendali, Mengundang Infeksi

Tahapan Respon Seksual Manusia

Kecanduan Seks

Seks dalam Perkawinan: “Tips meningkatkan kualitas kehidupan seks perkawinan”

Bagian 2

The Silent Infection

Jamur Yang Tumbuh Di Setiap Musim

Sebelumnya
Selanjutnya

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.