Banyak pasangan yang sudah menikah menginginkan anak, untuk dapat mewujudkan keinginan tersebut maka perlu kesuburan baik perempuan maupun laki-laki. Kesuburan di sini tidak sekedar memiliki sel telur pada perempuan atau sperma pada laki-laki, fungsi dari setiap organ reproduksi juga harus baik. Selain pola hidup sehat, ada beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan penelitian di beberapa negara untuk menentukan distribusi jenis kelamin dan penyebab gangguan kesuburan. Hasilnya 37% didapatkan pada perempuan; di 35% ada di kedua pihak, laki-laki dan perempuan; di 8%, terjadi pada laki-laki. Hal ini mungkin terjadi karena perempuan memiliki organ reproduksi yang lebih komplek.
Penyebab gangguan kesuburan pada perempuan antara lain:
1. Gangguan ovulasi
Ovulasi adalah fase siklus menstruasi wanita yang melibatkan pelepasan sel telur (ovum) dari salah satu ovarium. Ovulasi merupakan proses yang komplek antara indung telur dan kelenjar pituitary yang berada di dasar tengkorak dan kelenjar hipotalamus yang terletak diantara 2 lobus otak besar. Penyakit atau gangguan yang terjadi di kedua kelenjar ini dapat menyebabkan gangguan hormone.
Ovulasi umumnya terjadi sekitar dua minggu sebelum hari pertama periode menstruasi. Bagi kebanyakan perempuan, ovulasi terjadi sekali setiap bulan hingga menopause, kecuali saat hamil atau menyusui. Namun, beberapa perempuan mengalami ovulasi yang tidak teratur atau tidak ada ovulasi sama sekali. Menstruasi menjadi penanda gangguan ovulasi ini.
2. Penyakit polikistik ovarium (PCOS: Polycystic ovary syndrome)
Saat ovulasi, ovarium menghasilkan kista kecil yang disebut folikel. Biasanya, satu folikel matang untuk melepaskan telur. Pada sindrom ovarium polikistik (PCOS), folikel gagal matang, malah membentuk kista kecil di bagian tepi ovarium.
Kista ini sering melepaskan hormon seks laki-laki. Keadaan ini membuat ovulasi dan menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak terjadi sama sekali. Penyebab PCOS belum dapat diketahui secara pasti namun faktor genetik, hormon yang meningkat selama perkembangan di dalam rahim sebelum kelahiran, dan faktor gaya hidup memiliki peran penting.
3. Gangguan pada tuba falopi
Tuba falopi adalah saluran yang menghubungkan antara indung telur (ovarium) dan rahim. Tuba menjadi jalan bagi sel telur bisa bertemu dengan sperma dan hasil pertemuan ini bisa menuju rahim untuk melekat di sana dan bertumbuh.
Saluran tuba yang rusak atau tersumbat membuat sperma tidak dapat mencapai sel telur atau menghalangi jalannya sel telur yang telah dibuahi ke dalam rahim.
Penyebab kerusakan atau penyumbatan tuba fallopi dapat disebabkan oleh:
- Penyakit radang panggul, infeksi rahim dan saluran tuba karena klamidia, gonore atau infeksi menular seksual lainnya.
- Operasi sebelumnya di perut atau panggul, termasuk operasi untuk kehamilan ektopik, di mana sel telur yang telah dibuahi berimplantasi dan berkembang di tempat lain selain rahim, biasanya di tuba fallopi.
4. Gangguan pada rahim
- Tumor jinak (fibroid atau mioma dan polip atau tumor bertangkai) di rahim. Beberapa dapat memblokir saluran tuba atau mengganggu implantasi, mempengaruhi kesuburan. Namun ada juga perempuan yang memiliki tumor jinak tetap bisa hamil.
- Gangguan rahim yang sudah ada sejak lahir, seperti bentuk rahim yang tidak biasa, dapat menyebabkan gangguan saat hamil.
- Penyempitan serviks, dapat disebabkan oleh kelainan bawaan atau kerusakan pada serviks, misalnya karena infeksi atau trauma.
- Terkadang serviks tidak dapat menghasilkan jenis lendir yang baik untuk membantu sperma melakukan perjalanan melalui serviks ke dalam rahim.
5. Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang biasanya tumbuh di rahim berimplantasi dan tumbuh di tempat lain. Pertumbuhan jaringan ekstra ini – dan operasi pengangkatannya – dapat menyebabkan jaringan parut, yang dapat menyumbat saluran tuba dan membuat sel telur dan sperma tidak bersatu. Endometriosis juga dapat mengganggu implantasi sel telur yang telah dibuahi. Belum diketahui secara pasti penyebabnya, ada kemungkinan faktor genetik, aliran darah menstruasi yang membalik ke tuba, system kekebalan tubuh. Nyeri hebat saat menstruasi, volume darah yang sangat banyak dan lama bisa menjadi tanda adanya endometriosis.
Baca juga: Mengenal Endometriosis
6. Gangguan hormonal
Bisa karena penggunaan obat-obatan, adanya tumor jinak, kanker atau sedang menjalani pengobatan kanker, trauma atau cidera, gangguan makan, penyakit sistemik seperti diabetes melitus, dan lain-lain.
1. Usia
Kualitas dan kuantitas sel telur wanita mulai menurun seiring bertambahnya usia. Pada pertengahan 30-an, tingkat kecepatan kehilangan folikel, menghasilkan telur yang lebih sedikit dan kualitas yang lebih buruk. Ini membuat pembuahan lebih sulit, dan meningkatkan risiko keguguran.
2. Merokok
Selain meningkatkan risiko gangguan pada serviks dan saluran tuba, merokok meningkatkan risiko keguguran dan kehamilan ektopik. Merokok juga membuat ovarium lebih cepat menua dan menghabiskan sel telur sebelum waktunya. Berhenti merokok merupakan hal yang penting sebelum memulai perawatan kesuburan.
3. Berat Badan
Kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan secara signifikan dapat mempengaruhi ovulasi. Mendapatkan indeks massa tubuh (BMI) yang sehat dapat meningkatkan frekuensi ovulasi dan kemungkinan kehamilan.
4. Riwayat Aktifitas Seksual
Infeksi menular seksual seperti klamidia dan gonore dapat merusak saluran tuba. Melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan banyak pasangan meningkatkan risiko infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan masalah kesuburan di kemudian hari.
5. Alkohol
Konsumsi alkohol berlebih dapat menurunkan kesuburan.
Selain melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik, ada beberapa pemeriksaan kesuburan pada organ reproduksi wanita, antara lain:
- Pemeriksaan terhadap infeksi menular seksual
- Histerosalfingografi atau HSG
Prosedur ini bertujuan untuk memastikan bahwa rahim dan tuba falopi dalam kondisi normal. Sebelum pengambilan gambar menggunakan foto ronsen, cairan kontras dimasukkan ke dalam Rahim.
- USG transvaginal
USG transvaginal digunakan untuk melihat kondisi rahim, tuba falopi, indung telur, leher rahim, dan vagina. Selain itu, tes ini tes USG bisa digunakan pada kasus perdarahan pada vagina tanpa sebab diketahui, kehamilan ektopik, nyeri panggul, kista, keguguran, gangguan plasenta selama kehamilan, memastikan adanya kehamilan pada minggu awal dan memeriksa posisi alat kontrasepsi dalam rahim.
- Histeroskopi
Alat ini digunakan untuk melihat kondisi bagian dalam dari rahim serta mengambil contoh jaringan jika dibutuhkan. Histeroskopi juga dapat diakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya pendarahan tidak normal yang dialami rahim saat menstruasi atau setelah menopause, mengetahui adanya fibroid, polip, atau kelainan bentuk rahim.
- Laparoskopi
Laparoskopi berguna untuk melihat seluruh bagian panggul sehingga bisa mengetahui apa penyebab infertilitas, seperti endometriosis, kista ovarium, atau perlengketan yang disebabkan oleh penyakit di ovarium dan tuba falopi.
- Pemeriksaan fungsi ovulasi dan kadar hormone
Fungsi ovulasi dan kadar hormon juga harus diperiksa karena ovulasi dikendalikan oleh berbagai hormon.
Dalam beberapa kasus, penyebab infertilitas tidak pernah ditemukan. Kombinasi beberapa faktor kecil pada kedua pasangan dapat menyebabkan masalah kesuburan yang tidak dapat dijelaskan.
Meskipun frustasi karena tidak mendapatkan jawaban yang spesifik, masalah ini dapat teratasi dengan sendirinya seiring waktu. Tetapi Anda tidak boleh menunda pengobatan untuk infertilitas.