Hair adalah film buatan 1979 berdasarkan adaptasi musikal Broadway tahun 1968. Film musikal ini mengisahkan seorang pemuda yang hendak berangkat masuk wajib militer untuk berperang di Vietnam, yang kemudian bertemu dengan sekelompok hippie di New York. Pemuda lugu ini lalu diperkenalkan dengan budaya anti mapan, lengkap dengan marijuana, LSD, dan hidup seperti gembel. Namanya juga anti kemapanan. Film ini dipenuhi rambut-rambut panjang para hippies yang dimusuhi para orang tua dan penguasa, lagu-lagu cantik dengan lirik nyeleneh yang membuat muka merah atau kata-kata indah, tarian-tarian liar yang menggairahkan jiwa dan ending yang mengejutkan yang membuat orang terpana. Film anti perang yang menuai pujian, meskipun juga kecaman bagi para pencinta musikalnya, karena berbeda antara penampilan dalam film dan panggung.
Rambut panjang dalam film ini bukan rambut ala promosi shampoo. Rambut panjangnya rambut panjang hippies yang kusut, kotor dan penuh kutu. Selain kutu rambut, karena orang-orang hippies jarang mandi, mereka juga punya kutu di rambut bawah alias rambut pubis. Itulah Pediculosis pubis. Kutu bayur merupakan istilah sopan, yang sepertinya tak banyak orang tahu apalagi pakai sopannya. Apakah ada hubungannya dengan Teluk Bayur? Saya rasa tidak.
Pediculosis pubis merupakan kutu yang bersarang pada rambut kemaluan. Seperti skabies, ia bukan IMS namun dapat ditularkan melalui hubungan intim. Meloncat dari satu rambut ke rambut lainnya, ia bersarang dan bertelur di akar rambut kemaluan. Kutu ini cukup kasat mata, kita dapat melihatnya melompat-lompat dengan riang kalau kita atau pasangan kita cukup jorok memeliharanya.
Geli dan mau membasmi? Pembasmiannya hanya ada satu cara, yakni dengan menggunduli seluruh rambut pubis. Cukur gundul tak bersisa. Tampil dengan tren baru, licin bersih tak berkutu. Bersihkan ruangan dan alat tidur seperti pada skabies. Pakaian pun perlu direbus agar telur kutu musnah.
Hair mungkin bagus. Tapi Hair dengan kutu? Tunggu dulu!