Hak Setara Untuk Semua, Bersama Kita Bisa

Judul di atas adalah tema Hari AIDS Sedunia (HAS) 2024. Tema ini mengingatkan pentingnya peran setiap elemen Masyarakat untuk mengakhiri pandemi AIDS di 2030.

Data UNAIDS menunjukkan bahwa pada tahun 2023, terdapat 39,9 juta [36,1 juta–44,6 juta] orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia, 53% di antaranya adalah perempuan, baik dewasa maupun anak-anak.

Diperkirakan 30,7 juta [27,0 juta–31,9 juta] orang yang hidup dengan HIV mendapatkan pengobatan yang baik yang dapat mencegah dari kematian. Hampir tiga perempat dari mereka yang mengonsumsi obat (72% [65–80%]) (78% [70–87%] perempuan dan 67% [60–75%] laki-laki yang hidup dengan HIV) mengalami penurunan viral load.

Sayangnya masih ada sekitar 9,3 juta [7,4 juta–10,8 juta] orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia tidak menerima terapi antiretroviral. Lebih dari separuh dari jumlah tersebut adalah perempuan dengan HIV yang sedang hamil dan menyusui (58%) yang tidak menjalani terapi antiretroviral berada di Afrika bagian barat dan tengah, 23% berada di Afrika bagian timur dan selatan, dan 10% berada di Asia dan Pasifik—perempuan-perempuan ini juga sangat membutuhkan layanan untuk kesehatan mereka sendiri dan untuk mengurangi risiko penularan vertikal kepada anak-anak mereka.

Berdasarkan data yang masuk dari Kementerian Kesehatan sampai dengan bulan Agustus 2024, diperkirakan ada 503,261 orang dengan HIV di Indonesia. Sekitar 71% (356,802) sudah mengetahui statusnya. Hanya 227,163 orang (64%) yang sudah mendapatkan pengobatan. Dari jumlah tersebut baru 119,001 orang (52%) yang memeriksakan jumlah virus dan hanya 109,890 (48%) jumlah virusnya tersupresi.

Kondisi ini tentu saja masih jauh dari target nasional dan dunia yang menginginkan capaian program 95-95-95, yaitu ada 95% ODHIV mengetahui statusnya, 95% dari yang tahu statusnya, mereka mengakses pengobatan dan dari yang sudah mendapatkan pengobatan, 95% mengalami supresi jumlah virus. Program 95-95-95 memiliki target tercapainya 3 zero, zero diskriminasi, zero kasus baru, zero kematian yang terkait infeksi HIV.

Capaian program tersebut tidak dapat dilakukan hanya dari bidang yang bergerak di bidang Kesehatan. Sebagian besar waktu yang digunakan oleh ODHIV adalah berada di dalam lingkungan Masyarakat, Pendidikan, pekerjaan.

Bidang-bidang yang menangani hal-hal tersebut harus ikut berkolaborasi mendukung ODHIV agar mereka mau memeriksakan statusnya, mendukung dan mengawasi pengobatannya, dan memberikan hak untuk meraih masa depan yang setara dengan orang dengan status HIV negative, termasuk untuk anak-anak. 

Mengingat pentingnya kerja sama tersebut, maka HAS 2024 kali ini memiliki lima pesan kunci, yaitu:

  1. Hak akses terhadap layanan Kesehatan yang setara, inklusif, dan berkualitas

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan akan pentingnya memberikan layanan kesehatan yang setara, tanpa diskriminasi, dan menjamin bahwa setiap orang, termasuk ODHIV, memiliki akses terhadap perawatan, pengobatan, dan pencegahan HIV yang berkualitas.

  • Hak terhadap akses yang komprehensif

Semua orang, termasuk ODHIV, berhak mendapatkan akses informasi yang menyeluruh dan akurat tentang HIV sehingga semua orang dapat terlibat dalam membuat keputusan yang tepat dan bijak terkait kesehatan dan pencegahan HIV.

  • Hak mendapatkan perlindungan hukum

Mengajak semua pihak untuk mendukung dan melindungi ODHIV dari Tindakan diskriminasi dan stigma sosial, serta menjamin perlindungan hukum terhadap hak-hak mereka dalam berbagai aspek kehidupan.

  • Hak atas Pendidikan dan pekerjaan yang setara

Mengajak semua pihak untuk mendukung dan melindungi ODHIV dari Tindakan diskriminasi dan stigma sosial, serta menjamin perlindungan hukum terhadap hak-hak mereka dalam berbagai aspek kehidupan.

  • Hak atas pelayanan public dan kesejahteraan lainnya

Mendorong pemerintah dan pihak terkait untuk menyediakan pelayanan public yang ramah, inklusif, dan mendukung kesejahteraan ODHIV, sehingga mereka dapat hidup dalam kondisi yang layak dan aman.

Seperti yang diketahui bersama bahwa di Indonesia, sebaran fasilitas kesehatan seperti sarana prasarana puskesmas yang belum  memadai secara merata yang menyebabkan sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan.

Di daerah terpencil, bukan hanya fasilitas Kesehatan dan tenaga medis, dan akses informasi tentang HIV saja yang terbatas, namun juga peralatan penunjang medis seperti laboratorium diperlukan untuk pemantauan penentuan stadium HIV dan pengobatannya terbatas.

Distribusi ARV hingga sampai ke ODHIV juga mengalami kesulitan karena terbatasnya transportasi. Padahal ada juga ODHIV yang tinggal di daerah pelosok.

Informasi mengenai HIV juga belum merata sehingga stigma dan diskriminasi masih dialami Ketika mereka mengakses Kesehatan dan mencari dukungan saat melakukan pengobatan, baik dari keluarga, Masyarakat sekitar, maupun tenaga Kesehatan.

Pemberian informasi Kesehatan yang meluas akan membantu ODHIV mengakses pengobatan dan perawatan. Selain itu Masyarakat juga perlu mengetahui program pencegahan HIV sehingga jumlah kasus baru dapat ditekan.

Stigma dan diskriminasi tidak hanya dialami orang dewasa dalam mencari pekerjaan, namun terjadi juga pada anak-anak dengan HIV sehingga akses mereka terhadap Pendidikan dan peluang meraih masa depan menjadi terbatas.

Stigma dan diskriminasi juga menyebabkan ODHIV menghentikan pengobatan karena takut ketahuan. Mereka menarik diri dari Masyarakat karena memandang dirinya tidak berarti dan takut menularkan infeksi tersebut kepada orang lain.

Bila kondisi tersebut tidak diperbaiki, rasanya program 95-95-95 untuk mencapai 3 zero terlalu sulit untuk dicapai.

Semoga Hari AIDS sedunia yang mengambil tema “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa” makin membangkitkan kesadaran setiap lapisan masyarakat untuk mau bekerja sama bersama, pemerintah, dan layanan kesehatan dalam memperluas pemahaman masyarakat dari berbagai lapisan tentang HIV dan mempercepat pencapaian target mengakhiri HIV sebagai masalah Kesehatan di tahun 2030.

Referensi

  • UNAIDS Fact sheet 2024 – Latest global and regional HIV statistics on the status of the AIDS endemic
  • Kementerian Kesehatan, Panduan Kegiatan Peringatan Hari AIDS Sedunia 2024
  • Kementerian Kesehatan, Tim Kerja HIV dan PIMS Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Monthly report Oktober 2024.

Artikel Terkait

Bagaimana Dokter Mendiagnosa Keputihan?

Seks, Seksual dan Seksualitas

Gonore

Infeksi Herpes Genital Itu….

Memahami hasil Pap Smear

HIV dan Nutrisi

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.