Gangguan kesuburan dapat menyebabkan masalah psikologis, fisik, mental, spiritual, dan medis pada mereka yang mengalaminya, baik laki-laki maupun perempuan. Laki-laki memiliki peluang yang sama terjadinya ketidaksuburan.
Pada keadaan normal, sistem reproduksi pria membuat, menyimpan, dan mengangkut sperma. Ini membuat laki-laki selalu dapat membuahi kapan pun, berbeda dengan perempuan yang memiliki masa subur di waktu tertentu.
Proses ini dikendalikan oleh gen, hormone, dan lingkungan yang baik. Sperma dan hormon seks pria (testosteron) dibuat di 2 buah zakar atau testis. Testis berada di skrotum, kantung kulit di bawah penis. Ketika sperma meninggalkan testis, mereka masuk ke dalam tabung di belakang setiap testis. Tabung ini disebut epididimis.
Tepat sebelum ejakulasi, sperma keluar dari epididimis masuk ke tabung berikutnya. Tabung ini disebut vas deferens. Setiap vas deferens mengarah dari epididimis ke belakang kandung kemih di area panggul. Di sana setiap vas deferens bergabung dengan saluran ejakulasi dari vesikula seminalis. Saat Anda ejakulasi, sperma bercampur dengan cairan dari prostat dan vesikula seminalis. Ini membentuk air mani. Cairan ini kemudian berjalan melalui uretra dan keluar dari penis.
Pada saat aktivitas seksual, air mani akan masuk ke dalam vagina lalu berjalan melalui leher rahimnya ke dalam rahimnya ke saluran tubanya. Di sana, jika sperma dan sel telur bertemu, pembuahan terjadi.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan, antara lain:
- Berhenti merokok, mengonsumsi alkohol dan kafein berlebihan karena beberapa penelitian mengatakan rokok, alcohol, dan kafein yang berlebihan dapat menurunkan kualitas dan kemampuan gerak sperma.
- Konsumsi suplemen. Seperti asam folat agar menghasilkan sperma yang berkualitas
- Jaga berat badan tetap ideal.
- Olahraga dapat membantu agar aliran darah tetap lancer, terutama ke area panggul. Ini dapat membantu meningkatkan performa seksual.
- Cukup tidur.
- Hindari stress.
- Jaga kondisi testis agar tetap dalam kondisi optimal, hindari hal-hal yang dapat meningkatkan suhu testis, misalnya sauna, berendam di kolam air hangat, terlalu banyak duduk, atau menggunakan pakaian ketat.
- Waspadai zat kimia tertentu seperti paparan logam berat, atau radiasi.
Namun ada kalanya usaha tersebut tidak membuahkan hasil. Ada kendala yang menyebabkan terganggunya kesuburan pada laki-laki. Penyebab gangguan tersebut antara lain kondisi reversibel atau dapat diperbaiki dan ireversibel atau tidak dapat diperbaiki, yaitu:
- Penyebab endokrinologis – Defisiensi GnRH bawaan (sindrom Kallmann), sindrom Prader Willi, sindrom Laurence – Moon – Beidl, sindrom kelebihan zat besi, ataksia serebelar familial, trauma kepala, radiasi intrakranial, suplementasi testosteron, atau hipertiroidisme.
- Idiopatik, tidak diketahui penyebabnya – infertilitas pria idiopatik (10% hingga 20%) di mana parameter air mani semuanya normal, tetapi pria tetap tidak subur.
- Genetik – mutasi gen cystic fibrosis transmembrane conductance regulator (CFTR), diskinesia silia primer, sindrom Kallmann, sindrom Klinefelter, sindrom Young, sindrom khusus sel Sertoli, Kal- 1, Kal -2, FSH, LH, FGFS, GnRH1 /GNRHR PROK2/PROK2R Defisiensi gen, anomali kromosom, mikrodelesi kromosom Y.
- Kelainan urogenital kongenital, kelainan bawaan pada saluran kemih dan kelamin, misalnya tidak memiliki epididymis atau bentuk vas deferen yang tidak normal. Terganggu fungsinya, misalnya karena testis tidak turun yang terlambat ditangani sehingga testis mengalami gangguan.
- Kelainan urogenital didapat – obstruksi bilateral atau pengikatan vas deferens, orkiektomi atau pengangkatan kedua testis, radang pada epididimis, varikokel atau varises di area testis, ejakulasi retrograde atau terbalik, adanya tumor atau kista.
- Penyebab imunologis misalnya pada hemosiderosis, hemokromatosis, sarkoidosis, histiositosis, tuberkulosis, infeksi jamur.
- Infeksi saluran urogenital – Gonore, klamidia, sifilis, TBC, infeksi urogenital berulang, prostatitis, dan prostatovesiculitis berulang.
- Disfungsi seksual – ejakulasi dini, tidak ejakulasi, jarang berhubungan seksual, dan disfungsi ereksi.
- Keganasan – makroadenoma hipofisis, kraniofaringioma, dan pengobatan bedah atau radiasi untuk kondisi ini, tumor testis, atau tumor adrenal yang menyebabkan kelebihan androgen.
- Obat atau obat-obatan – ganja, opioid, obat psikotropika dapat menyebabkan penghambatan pelepasan hormone gonadotropin, testosteron eksogen atau suplemen steroid androgenik, analog dan antagonis hormone gonadotropin yang digunakan pada kanker prostat, terapi logam berat, antiandrogen, ketoconazole, cimetidine.
- Polusi lingkungan – insektisida, fungisida, pestisida.
- Gaya hidup merokok, alkohol berlebih, kurang aktivitas fisik.
Baca juga: Gangguan Kesuburan Pada Wanita
Fasilitas Kesehatan akan melihat riwayat Kesehatan, wawancara dan melakukan pemeriksaan fisik. Tes lain untuk gangguan kesuburan antara lain:
- Jumlah sperma (analisis cairan mani). Setidaknya 2 sampel air mani diambil pada hari yang berbeda. Tujuannya untuk  memeriksa volume cairan mani, kadar keasaman atau pH, kepekatan. Selain itu untuk melihat jumlah sperma , seberapa baik gerakannya, dan menilai bentuknya.
- Tes darah. Tes darah dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan menyingkirkan masalah lain, misalnya diabetes melitus.
- Tes radiologi untuk menemukan penyebab cacat sperma atau masalah kesehatan sistem reproduksi. Misalnya, tes menggunakan ultrasound dapat digunakan untuk melihat testis, pembuluh darah, dan struktur di dalam skrotum.
- Biopsi testis. Jika analisis air mani menunjukkan bahwa Anda hanya memiliki sedikit sperma atau tidak ada sperma, penyedia layanan Anda mungkin akan mengeluarkan sepotong kecil jaringan (biopsi) dari setiap testis. Sampel akan diperiksa di bawah mikroskop.
- Tes lainnya, misalnya tes DNA untuk melihat apakah gangguan pembentukan sperma disebabkan masalah genetik.
Perlu adanya koordinasi antara dokter yang merawat, ahli urologi, dan ahli andrologi yang berpengalaman dalam mendiagnosis dan mengelola ketidaksuburan pada laki-laki.
Evaluasi ketidaksuburan pada laki-laki  dimulai dengan mengidentifikasi masalah awal dan dilanjutkan dengan membuat rujukan yang tepat. Mungkin diperlukan konseling genetik kepada pasangan yang ditemukan kelaianan klinis atau genetik yang berpotensi diturunkan. Jadi penanganan masalah ketidaksuburan pada laki-laki hanya dapat dilakukan di fasilitas Kesehatan yang terpercaya.