Kecanduan Seks

Sebenarnya Adiksi Seks (Hiperseksual) itu Apa Sih? Apa Gejala dan Bahayanya?

Setiap hal atau perilaku yang memberi rasa enak, rasa nyaman pada diri, hampir selalu diulangi. Maksudnya? Katakanlah Sahabat makan bakso yang enak rasanya, maka pastinya Sahabat akan mampir ke restoran atau penjual bakso yang sama lagi di lain waktu. Demikian juga melakukan perbuatan yang disukai, pasti akan diulang-ulang. Hal ini sangatlah normal, namun jika pengulangan perilaku sampai menghambat hubungan relasi, pekerjaan, kehidupan sehari-hari, individu menjadi asyik dengan dunianya sendiri tanpa menghiraukan lingkungan dan relasi dengan lingkungannya, atau malah merugikan diri sendiri sehingga mengabaikan kewajiban memelihara kesehatan fisik maupun mental maka disebut sebagai gangguan perilaku. Gangguan perilaku ada banyak macamnya, diantaranya seperti gangguan perilaku berjudi, pornografi, dan adiksi seks.

Berbicara tentang adiksi seks (hiperseksual), seringkali gangguan ini menimbulkan masalah psikososial yang serius (meski tidak dicantumkan dalam the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders). Mereka yang dikategorikan sebagai hiperseksual mempunyai dorongan impulsif, berulang, adiksi seks serta pikiran-pikiran berulang akan fantasi seksual.

Tonton Short Video: Kecanduan Seks, Kok Bisa?

Seberapa besar permasalahan hiperseksual? 

Menurut para ahli, sekitar 3–6% orang di dunia mengalami gangguan adiksi seks. Gangguan hiperseksual merupakan payung dari berbagai tipe perilaku seks yang menimbulkan masalah, seperti masturbasi berlebihan, cybersex, pornografi, perilaku seks dewasa suka sama suka, phone sex, pergi ke klub nudis. Masalah yang ditimbulkan sama dengan gangguan adiktif lainnya, yakni gangguan adiksi zat, gangguan fisik dan gangguan psikiatri. Beberapa gangguan ini bisa dialami seseorang bersamaan dengan adiksi seks.

Kerentanan Adiksi Seks

Berdasarkan riset, 88% individu yang memiliki adiksi seks mempunyai riwayat gangguan kesehatan jiwa/mental, misalnya gangguan mood (termasuk gangguan bipolar), gangguan cemas, gangguan kepribadian, gangguan obsesif kompulsif, gangguan penggunaan Napza, juga gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.

Gejala Adiksi Seks

Meskipun didalam DSM 5 tidak ada kriteria diagnosis untuk hiperseksualitas, kecenderungan yang ada pada adiksi seks dan hiperseksual adalah:

  • Terobsesi dengan seks; menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan fantasi, nafsu, melakukan hubungan seksual.
  • Sering masturbasi (sehari bisa beberapa kali)
  • Sering menonton gambar/film/adegan porno
  • Banyak menghabiskan waktu dalam pencarian tempat dan orang untuk hubungan seksual 
  • Sering melakukan hubungan di tempat-tempat layanan seksual 
  • Menggunakan bantuan zat atau narkoba/alkohol, alat-alat untuk memperlancar kegiatan seksual
  • Sering melakukan parafilia yaitu gairah seksual terhadap objek, situasi, dan/atau target yang tidak biasa (misalnya, anak-anak, mayat, hewan).
  • Tidak dapat menghentikan hubungan seksual meski tahu bahwa aktivitas seksual merugikan secara finansial, moral yang diyakini, relasi, kesehatan diri, dan emosi.

Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada adiksi seks atau hiperseksual adalah mengganggu hubungan dengan pasangan, kinerja sekolah/kerja menurun, kondisi keuangan terganggu, tertular penyakit akibat hubungan seksual, ketergantungan napza/alkohol, timbulnya gangguan cemas, gangguan depresi, merasa bersalah, tidak berpengharapan, malu, merasa emosional sampai komplikasi pada masalah hukum.

Gambaran pada otak

Para ahli mengatakan bahwa pada individu yang mengalami adiksi seks, terdapat ketidak seimbangan kadar zat kimiawi di otak, seperti dopamine, norepinephrine, serotonin yang meningkat. Selain itu, ditemukan gangguan pusat pengendali perilaku seksual pada otak dan terjadi pengaktifan pusat adiksi di otak untuk berbagai zat.

Pencegahan

Dalam setiap gangguan kesehatan baik mental maupun fisik, bisa dijumpai cara-cara pencegahan seperti dengan mengenali stress dan mencari tahu pengendaliannya. Contohnya mengalihkan adiksi dengan melakukan aktivitas yang berguna, berolahraga, membantu orang yang perlu bantuan, dll. Bilamana pengalihan dan aktivitas yang dilakukan tidak dapat mengendalikannya stress atau adiksi, maka perlu berdiskusi dengan psikolog klinis dan psikiater.

Jika Sahabat merasa memiliki gangguan adiksi yang sangat menghambat aktivitas, atau dirasa sangat merugikan kehidupan Sahabat, Angsamerah siap membantu dan memberikan layanan yang terbaik, ramah, serta tanpa stigma dan diskriminasi. Hubungi kami melalui kontak telepon/WhatsApp atau website resmi angsamerah.com .

Referensi

    • APA, DSM 5

    • Cleveland Clinic ,2022, Sex Addiction, Hypersexuality and Compulsive Sexual Behavior

    • WHO, ICD 11

Artikel Terkait

Kecanduan Seks?

Lika-liku Seks

Siasat Menjadi Ibu yang Bekerja

Gangguan Panik dan Serangan Panik, Sama atau Beda?

Hak Kesehatan Seksual & Reproduksi

Talkshow “Change Narrative: Let’s Talk About Suicide”

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.