Kecemasan di Usia Produktif

Quarter Life Crisis

Quarter Life Crisis (krisis seperempat abad) merupakan istilah psikologi yang merujuk pada keadaan emosional yang ­umumnya dialami oleh orang-orang berusia produktif sekitar 20 – 30 tahun. Keadaan emosional yang dimaksud misalnya kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri, mempertanyakan tujuan dan rencana masa depan ataupun hubungan relasi mereka, serta kebingungan menentukan arah hidup.

Nah, sebenarnya apa sih yang sedang terjadi saat seseorang mengalami quarter life crisis? Apa penyebabnya, dan yang paling penting adalah bagaimana agar bisa melewati periode ini?

Pada 23 Februari 2022, program Lingkar Madani Yayasan Penabulu bersama KACAPIKIR (Yayasan Angsamerah) mengadakan kegiatan webinar “Kecemasan di Usia Produktif” yang bertujuan untuk memberikan pemahaman dan gambaran dalam menghadapi quater life crisis, sehingga Sahabat bisa melewatinya dengan cara yang tepat. Webinar ini menghadirkan dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ (dr. Rai) sebagai pembawa materi. Beliau adalah asosiasi psikiater Angsamerah, serta aktif dalam beberapa komunitas Kesehatan mental seperti mendirikan Rumah Berdaya, giat dalam Komunitas Peduli Skizofrenia (KPSI) simpul Bali dan Komunitas Teman Baik.

dr. Rai menjelaskan secara rinci dan urut mengenai quarter life crisis, dimana menurut beliau QLC umum terjadi pada rentang usia 20 – 30 tahun karena dalam tahap perkembangan psikososial, orang-orang di usia produktif cenderung memiliki “PR” yang cukup banyak. Mulai dari mengembangkan karir dan kondisi finansial, menjaga hubungan dengan keluarga bahkan memiliki pasangan dan keluarganya sendiri. Karena tuntutan yang banyak inilah yang membuat orang menjadi stres dan menimbulkan masalah-masalah lain.

Yang sering terjadi adalah orang yang mengalami QLC biasanya membanding-bandingkan diri dengan teman sebayanya yang sudah lebih mapan dan sukses, sehingga menjadi tekanan bagi diri sendiri. Oleh karena itu, dr. Rai menyarankan untuk menghadapri QLC dengan stress management. Mari kita simak tanda-tanda dan tahapan QLC yang dijelaskan oleh dr. Rai berikut ini:

Tanda Quarter Life Crisis

  • Kebingungan masa depan
  • Rasa terjebak dalam situasi yang tak disukai
  • Sulit membuat keputusan
  • Kurang termotivasi
  • Khawatir akan ketidakpastian
  • Insecure dengan pencapaian sekitar

Aspek Quarter Life Crisis

  • Insecurity: membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain yang lebih sukses
  • Procrastination: terlalu perfeksionis sehingga sering menunda pekerjaan
  • Loneliness: merasa kesepian meskipun secara fisik tidak sendirian

Tahapan Quarter Life Crisis

  • Feeling Trapped: merasa terperangkap dengan tidak adanya pilihan
  • Separation: merasa terpisah dari orang-orang dekat secara emosional
  • Reflection: merefleksikan dan mengatur permasalahan yang dialami
  • Understanding: memahami apa yang ingin dicapai dan dilakukan

Cara Menghadapi Quarter Life Crisis

  • Aware

Jika Sahabat sudah sadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres yang Sahabat alami dalam hidup, segera cari tahu penyebabnya. Apakah memang Sahabat sedang mengalami QLC atau mungkin Sahabat memang mengalami gangguan lainnya. Ini adalah tahap pertama yang penting agar Sahabat bisa menentukan langkah selanjutnya yang harus diambil.

  • Accept

Ketika Sahabat sudah menyadari bahwa memang Sahabat berada dalam periode QLC, maka tidak perlu menjadi denial. QLC adalah hal yang wajar dialami oleh orang-orang di usia produktif, bahkan orang-orang di usia lanjut pun pernah mengalami fase QLC dalam hidupnya.

  • Act

Saat Sahabat sudah bisa menyadari dan menerima kondisi ini, maka langkah selanjutnya adalah bertindak. Cobalah untuk mulai mengenali kemampuan dan keterbatasan Sahabat, kelilingi hidup dengan orang-orang yang selalu mendukung Sahabat, lalu buatlah sebuah pemetaan terhadap perasaan maupun rencana hidup ke depan dalam bentuk journaling.

“Dalam menghadapi quarter life crisis yang penting adalah mulai saja dulu. Belajar mengenali apa yang ada dalam kendali kita atau yang ada di luar kendali kita. Jika permasalahan berada dalam kendali kita, maka kita coba ubah dan perbaiki, namun yang berada di luar kendali kita maka coba untuk tidak dijadikan beban agar kita tidak overthinking. Misalnya yang bisa kita kendalikan adalah pikiran kita, kita bisa coba berhenti membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain secara berlebihan,” jelas dr. Rai.

Setelah itu, webinar masuk ke dalam sesi tanya-jawab dimana banyak partisipan yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia melontarkan pertanyaan dan juga beberapa keluhan yang kemudian dijawab dengan sangat jelas dan padat oleh dr. Rai.

Jika Sahabat merasa sedang cemas, mengalami quarter life crisis, atau membutuhkan bantuan lebih lanjut, Angsamerah selalu siap untuk menjadi teman berbagi dan bercerita untuk Sahabat melalui program Buddy Support Group. Dengan metode komunikasi ‘Life Coaching’ dan ‘Mindfulness’, kami ingin memberikan dampak yang baik untuk mencapai kesejahteraan Sahabat. Salam sehat jiwa!

Artikel Terkait

Mengenali Kegagalan Dan Melatih Kesadaran Diri

Mengenal Skizofrenia Lebih Dalam

Seks dan kualitas kesehatan jiwa

Jadikan Anak lebih Bahagia dengan Berbuat Kebaikan

Berelasi, bagaimana bersikap untuk tidak membuat kerumitan

Perlukah Saya Menggunakan Anti Depresan?

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.