Author

Valeria Sandova, S.ST

Editor

Illustration

Kurnia Dwijayanto

Merawat Kehamilan Saat Social Distancing

Merawat Kehamilan Saat Social Distancing

Social Distancing adalah salah satu tindakan untuk membatasi diri dalam kontak fisik yang bertujuan untuk mengurangi resiko penyebaran virus dari orang sakit ke orang yang sehat.

Menurut Center of Disease Control dan Prevention (CDC) social distancing dilakukan untuk menghindari dari pertemuan masal dan tempat yang ramai, dan menjaga jarak sekitar 2 meter dari orang sekitar.

Sejak beberapa bulan terakhir hingga sekarang, Covid-19 atau virus Corona masih menyebar ke belahan dunia, termasuk di Indonesia bahkan penyebarannya semakin hari semakin cepat. Karena semakin merebaknya penyebaran virus tersebut, Pemerintah menghimbau kepada masyarakat di Indonesia untuk melakukan social distancing guna mencegah penyebaran virus Corona.

Bagaimana social distancing diterapkan dalam kondisi ibu yang sedang hamil?

Dalam kondisi normal, seorang ibu yang tengah hamil dianjurkan sering-sering memeriksakan kandungannya. Pada usia kehamilan awal sejak dinyatakan hamil hingga 3 bulan pertama, ibu hamil diajurkan memeriksakan kehamilannya setiap bulan. Pada 3 bulan kedua kehamilan (kehamilan 4-6 bulan) diharapkan melakukan pemeriksaan setiap 2 bulan. Pada 3 bulan terakhir (kehamilan 7-8 bulan) diharapkan memeriksakan tiap 2 minggu, dan menjelang kelahiran pada bulan ke 9 diharpakan periksa setiap minggu.

Hal tersebut tentu saja sulit dilakukan pada masa pandemic seperti sekarang ini. Oleh sebab itu, Ibu hamil diminta untuk menunda mengecek kandungannya jika tidak dalam keadaan darurat.

Berikut tips untuk ibu hamil dalam merawat kehamilannya:

  • Untuk pertama kali memeriksakan kehamilan, buat janji terdahulu agar tidak menunggu lama. Selama perjalanan ke fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) tetap melakukan pencegahan penularan COVID 19.
  • Ibu hamil diharapkan untuk menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan tetap mengonsumsi vitamin yang diberikan oleh tenaga Kesehatan.
  • Ibu hamil wajib menjaga kebersihan pribadi karena perubahan hormonal dan kondisi tubuh, biasanya ibu hamil mudah mengalami keputihan. Tanyakan pada bidan atau dokter untuk mengurangi risiko munculnya keluhan ini.
  • Mempraktikan aktivitas fisik seperti senam ibu hamil, yoga, pilates agar tetap bugar.
  • Ibu hamil harus tahu kondisi dirinya sendiri dan selalu pantau gerakan janin. Pastikan ada gerak janin diawali pada usia 20 minggu. Setelah usia kehamilan 28 minggu hitung gerak janin (minimal 10 gerakan per 2 jam).
  • Sedapat mungkin menunda pemeriksan kehamilan di fasyankes, kecuali jika ada tanda-tanda bahaya seperti:
    • Pendarahan
    • Tidak adanya gerakan janin
    • Pecahnya air ketuban
    • Nyeri hebat atau kontraksi pada rahim
    • Kejang
    • Muntah hebat
    • Tekanan darah tinggi tak terkontrol
    • Demam tinggi, sakit kepala hebat

Dalam kondisi demikian segera periksa ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan pertolongan.

Sumber

  1. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/social-distancing.html
  2. http://kesga.kemkes.go.id/

Artikel Terkait

Kehamilan Berisiko Tinggi

Jaga Kesehatan dengan Imunisasi di Usia Dewasa

Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)

Morning Sickness

Periksa kesehatan saluran telur dengan HSG

Merencanakan Kehamilan dengan Status HIV positif

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.