Beberapa hari belakangan ini kita dikejutkan dengan banyaknya pemberitaan mengenai tindak kekerasan seksual hingga perkosaan yang terjadi di negara ini. Geram, marah, gusar, kecewa, takut, dan bermacam reaksi pasti sudah kita rasakan…
Dan tentu kita sudah tahu bahwa sulit bagi korban untuk mendapat keadilan jika orang-orang di sekitarnya justru menyalahkan korban, menimpakan kesalahan pada korban dan malah bersikap sebagai pemerkosa pasif terhadap korban, dengan terus menerus menyalahkan dan mempermalukannya.
Kita juga pasti sudah tahu betapa beratnya penderitaan korban seumur hidupnya, yang belum tentu dapat ia ceritakan pada orang terdekat. Dan biasanya trauma itu mempengaruhi cara pandang korban terhadap dunia dan terhadap relasinya dengan orang lain. Sementara pelaku-pelaku kekerasan seksual dan pemerkosa bebas melenggang kangkung tanpa beban untuk mencari korban-korban berikutnya…
Dapatkah Anda bayangkan, berapa banyak Kekerasan Seksual yang benar-benar dapat dilaporkan dan ditindaklanjuti hingga ke ranah hukum? Sementara begitu banyak kasus Kekerasan Seksual yang berakhir dalam senyap, karena korban diancam untuk tidak melapor, atau diminta berdamai dengan pelaku. Bahkan ada pula korban yang dipaksa menikah dengan pemerkosanya, dapatkah Anda rasakan bagaimana jika Anda yang menjadi korban??
Tapi omong-omong, sudahkah Anda tahu bahwa pelaku Kekerasan Seksual seringkali adalah orang yang dikenal korban, bahkan orang yang harus dihormati dan ditaatinya, sehingga sulit untuk dilawan.
Pelaku seringkali adalah orang terdekat korban, baik ayah kandung atau ayah tiri, bisa juga ibu sendiri, paman, bibi, kakek, nenek, saudara sepupu, ipar, saudara kandung atau pun tiri. Anda tentu sering mendengar pelecehan, kekerasan hingga perkosaan yang dilakukan tokoh-tokoh yang harus dihormati korban, seperti guru, pembimbing, boss, pengajar agama, dan tokoh masyarakat. Bahkan orang yang tidak dikenal pun dapat menjadi predator!!
Menurut Anda, apakah mudah bagi korban untuk melaporkan tindak pelecehan seksual, kekerasan seksual, hingga perkosaan atau bahkan pembunuhan? Sudahkah Anda tahu bahwa 40% kasus kekerasan seksual berhenti hingga di aparat kepolisian dan tidak berlanjut?? Apakah kita juga benar-benar telah berpihak pada korban dan memberikan hukuman seberat-beratnya bagi pelaku yang menghancurkan masa depan korban?
Bukan sekadar membahas apa dan bagaimana tindakan kita terhadap Kekerasan Seksual ini, tentu lebih penting lagi mengajarkan bagaimana agar anak laki-laki kita sejak kecil lebih menghormati tubuhnya sendiri dan tubuh orang lain, sehingga dalam perjalanan hidupnya tidak tumbuh menjadi monster, predator dan pemangsa anak-anak dan perempuan. Persis seperti yang Anda pikirkan, tentu kita harus mengajarkan anak laki-laki kita untuk TIDAK MEMPERKOSA, bukan sekadar meributkan pakaian apa yang harus dipakai oleh perempuan agar tidak diperkosa.
Sempatkan waktu Anda sebentar saja untuk berpartisipasi dalam talkshow KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK-ANAK DAN PEREMPUAN, malam ini jam 22.00 – 24.00 Radio Sonora 92.0 FM akan membahasnya bersama psikolog seksual dan aktivis AIDS Baby Jim Aditya.
Jika Anda berada di Indonesia, luar negeri atau di manapun di bumi ini, perbincangan ini dapat diakses di: http://sonora.co.id/livestreaming/listen/jakarta