Keterlibatan Masyarakat Sipil di G20 Indonesia 2022

Pertemuan Tingkat Presiden G20 baru saja berakhir pada 17 November 2022. Dalam platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia, G20 memiliki posisi strategis dalam menentukan masa depan pertumbuhan ekonomi global. Ini karena secara kolektif, anggota G20 merepresentasikan lebih dari 80 persen perekonomian dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.

Dimulai tahun 1999 dengan pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, pertemuan G20 semakin intens dilaksanakan dengan KTT tahunan yang diikuti kepala negara dan kepala pemerintahan. Pada tahun 2022, Yayasan Anak Bangsa Merajut Harapan (Yayasan Angsamerah), berkesempatan menjadi bagian G20 melalui pertemuan C20. Sebagai informasi, sejak tahun 2013, C20 merupakan engagement group, bagian G20.

Setiap tahun, C20 memastikan bahwa para pemimpin dunia tidak hanya mendengarkan suara yang diwakili pemerintah dan sektor usaha, tetapi juga ikut melibatkan masyarakat sipil dalam pengambilan kebijakan global yang setara, adil, dan berimbang. Tujuannya melindungi lingkungan dan mendukung pembangunan sosial dan ekonomi, hak asasi manusia, dengan prinsip tidak meninggalkan siapa pun (no one left behind).

Selaku Ketua Yayasan Angsamerah, Kurnia Dwijayanto menyampaikan aspirasi pada 13 November 2022 di Denpasar Bali. “Dengan visi-misi yang sama, Angsamerah mendukung G20 melalui C20 dalam memperluas layanan kesehatan yang ramah, berfokus pada kebutuhan klien, berkualitas, dan terjangkau. Caranya melalui konsep Sociopreneurship sebagai salah satu solusi berkelanjutan untuk Layanan Kesehatan Primer yang berdaya guna secara ekonomi.”

Berbicara mengenai keterlibatan Angsamerah dalam kelompok kerja Vaccine Access and Global Health di C20, Kurnia sebagai salah satu delegasi, memberikan ide dan akses program hingga model yang dapat diduplikasi dan dikembangkan bersama, untuk organisasi yang berbasis dan dipimpin langsung oleh masyarakat sipil. Tujuan utamanya membentuk organisasi yang mandiri dan berkelanjutan, transparan, dapat diandalkan, hingga menyediakan ruang partisipasi aktif secara global yang memberi dan memperoleh lebih banyak akses dalam proses berpolitik, keterlibatan dalam pengambilan keputusan global, hingga keikutsertaan dalam implementasi dan pemantauan yang mendukung Universal Health Coverage.

“Tidak hanya pemerintah dan sektor usaha, organisasi sipil pun dapat memberikan alternatif solusi untuk mengisi kesenjangan atas tantangan yang terjadi. Mobilisasi sumber daya antarsektor, keterbukaan, dan kontrol atas pembiayaan dan investasi kesehatan global, dapat memaksimalkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan tanggapan akan pandemi/endemi yang terjadi saat ini.”

Banyaknya contoh model yang berkelanjutan, mandiri, transparan, akuntabel, hingga mudah terduplikasi, akan memberikan ruang kontrol dan tata kelola bersama dalam pengambilan keputusan di tingkat global, yang didasari nilai-nilai kesetaraan dan inklusivitas, hingga memberikan ruang keterlibatan yang lebih besar dan kuat untuk semua orang, tanpa ada satu pun yang tertinggal.

Fokus mengatasi ketidaksetaraan yang ada demi mencegah terjadinya pandemi pada masa depan, memprioritaskan pendekatan berbasis hak transformatif, dan berpusat pada manusia (yang terfokus pada pemerataan dan akses yang setara), kreasi teknologi, transfer pengetahuan, hingga menciptakan ekosistem yang lebih besar, dalam proses pengembangan, produksi, dan distribusi pasokan, merupakan salah satu cara menjawab ketidaksetaraan akses secara global.

Garis waktu operasional yang jelas dengan keterlibatan mendalam para donor, pemerintah pelaksana, masyarakat, dan organisasi sipil (sebagai pembuat keputusan yang setara) dalam pemilihan pelaksana, modalitas untuk akses pendanaan, implementasi, pemantauan, dan evaluasi, dapat meningkatkan nilai dan mengurangi kesenjangan akuntabilitas, transparansi, dan inklusivitas pengambilan kebijakan global.

Tidak ada yang aman sampai semua orang aman. Pandemi yang ditularkan melalui udara tidak ditentukan oleh perbatasan di dunia global saat ini. COVID-19 masih menjadi pandemi dan bukan epidemi. Kami menyerukan para pemimpin G20 untuk bekerja sama lebih erat dengan solidaritas global dalam menangani keamanan kesehatan global.

Artikel Terkait

Training “Treatment of Hepatitis C and HIV co-Infection using the DAAs”

Kesehatan Universal

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Peluang Besar untuk Kemajuan - Bagian 1

Pelayanan berkualitas dimulai dengan pelayanan primer

Solidaritas Kesehatan Global dalam G20

Enam Tahapan Menyusun Rencana Bisnis

Previous
Next

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.