Judul yang mempertanyakan soal mahal-murahnya investasi klinik, muncul karena seringnya saya mendengar kebutuhan informasi yang mendesak. Semua ini berasal dari lontaran sejumlah kalimat para sahabatku yang berminat memiliki usaha klinik sendiri, seperti berikut ini.
“Buka usaha klinik modalnya pasti gede ya, Dok!”
“Aku sih nggak mampu deh, nggak ada modalnya.”
“…kayaknya aku nggak siap deh….”
“Kalau ada yang modalin, mau banget punya klinik sendiri…”
Pernyataan di atas wajar saja. Dulu pun saya berpikir demikian. Sama persis seperti itu. Banyak teman mengajak dan mendukung saya untuk membuka klinik, tetapi saya selalu ragu-ragu, bahkan memilih ikut dalam barisan nanti aja deh tunggu siap, sementara ini aku ngumpulin modalnya dulu ya. Itulah saya.
Setelah bertahun-tahun hanya sebatas berani mimpi doang, akhirnya saya tiba di titik berani untuk memulai punya klinik sendiri. Ternyata pada kemudian hari, pengalaman membangun, merawat, dan membesarkan klinik Angsamerah memberikan pembelajaran yang sungguh berarti sehingga ingin saya bagikan kepada para sahabat tenaga medis serta penggiat isu sosial. Tujuannya supaya mereka termotivasi dan semakin yakin untuk terjun menggeluti usaha di sektor swasta, baik itu membuka klinik maupun usaha-usaha sosial lain, yang berefek baik bagi masyarakat. Semakin banyak jumlah klinik yang tersedia dengan sendirinya akan semakin membantu masyarakat serta memperluas pilihan karier bagi tenaga kesehatan di Indonesia.
Oh ya, benar adanya bahwa membuka klinik memang membutuhkan biaya. Lalu biayanya besar atau kecil?
Besar atau kecil, mahal atau murah, adalah nilai yang relatif. Itu bergantung pada ketertarikan kita, ketersediaan dana yang kita miliki, jenis layanan klinik yang akan kita sediakan, dan hasil-target yang hendak kita capai. Yang terpenting, sahabat tidak segera surut alias buru-buru menyerah hanya karena kepentok isu dana.
Ketahuilah bahwa modal untuk membangun usaha klinik tidak hanya bergantung pada ada dan tidaknya modal dana. Kita acapkali melupakan begitu saja modal lain yang sesungguhnya sudah kita miliki. Sebut saja beberapa modal esensial seperti keberanian dan tekad, pertemanan dan jejaring, atau pengalaman dan keahlian. Dan, sahabat, ada satu hal penting yang sering kita longkapi begitu saja (termasuk oleh saya dulu ☹): menuliskan ide-ide rencana usaha kita di kertas secara strategik, lengkap dengan perkiraan biaya, dan terukur.
Menuliskan rencana usaha banyak manfaatnya. Selain mempertajam usaha sosial yang sahabat impikan, dokumen ini menjadi bahan referensi untuk meningkatkan kemungkinan mendapatkan kemudahan dukungan dana.
Bila sahabat ingin mengetahui lebih banyak tentang rencana usaha dan tahapan prosesnya, silakan klik tautan berikut ini: Enam Tahapan Menyusun Rencana Usaha.
Tentu tak dapat dimungkiri bahwa pembiayaan usaha di sektor swasta, baik yang bertujuan profit maupun nonprofit, menjadi tak terkendali mahal bila dipengaruhi faktor seperti:
- Trial and Error. Maksud saya di sini adalah menjalankan usaha secara coba-coba. Pemilik menerapkan kebiasaan untuk mulai aja dulu tanpa perencanaan yang tajam serta tanpa perhitungan pembiayaan. Pokoknya jalani dulu saja, toh uang sudah tersedia.
- Pengelolaan tidak efisien dan tanpa standar. Tidak ada prioritas. Rujukan standar manajemennya tidak ada. Kalaupun ada biasanya tidak jelas.
- Tidak melihat pembelajaran maupun mempersiapkan diri dengan perubahan. Pengelola cenderung menutupi kesalahan atau mencari kesalahan perorangan daripada melihat kesalahan sistem atau tim, atau/dan bersikap defensif, tidak terbuka menghadapi kritik dan ide-ide baru.
Berikut ini saya berbagi tanya-jawab sejumlah hal yang lumrah muncul pada saat kita ingin memulai usaha memiliki klinik sendiri.
Apakah usaha membuka klinik merupakan peluang karier dan pendapatan yang menjanjikan?
Jawaban saya adalah YA, dengan pertimbangan:
- Memiliki klinik merupakan salah satu pilihan karier yang memberikan penghasilan sebagai upah pekerja dan pemilik usaha.
- Menjalankan klinik sebagai bagian aktualisasi diri yang dapat membantu orang lain dan masyarakat sekitar.
- Layanan di bidang kesehatan, khususnya layanan kesehatan primer dan variasinya, dibutuhkan masyarakat di penjuru wilayah Indonesia yang beragam.
- Ada prioritas dan dukungan pemerintah saat ini dan ke depan, untuk penguatan dan perluasan layanan fasilitas primer di Indonesia.
Apakah krisis ekonomi akan memengaruhi usaha klinik?
Ya, tapi tidak berarti pengaruh krisis ekonomi tidak bisa dikendalikan. Terpenting, situasi atau risiko tak terduga perlu dipikirkan dan dipersiapkan sejak awal. Seperti halnya pengalaman klinik kami dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dalam tiga bulan pertama terjadi penurunan jumlah pasien yang signifikan sehingga pendapatan klinik hanya mencapai sepertiga biasanya, sedangkan pengeluaran operasional sehari-hari tidak berkurang sama sekali. Situasi yang mencemaskan, bukan? Lantas apa solusinya? Ketersediaan dana khusus plus strategi penyesuaian yang kami terapkan secara cepat, membuat kami berhasil melewati kesulitan, bahkan setelahnya masih mampu menghasilkan laba.
Apa saja sih tantangan membuka usaha klinik swasta yang harus dipikirkan dan dipersiapkan sejak awal?
- Kewajiban akan kesiapan “keuangan” yang sahabat miliki, dan yang dibutuhkan usaha klinik sahabat.
- Seberapa besar komitmen sahabat untuk membuat Rencana Usaha yang cerdas.
- Memahami dan menjalankan usaha bisnis yang sehat: efisien, efektif, memiliki standar rujukan, transparan, serta bebas dari konflik kepentingan kelompok/individu.
- Mengenali dan mengantisipasi persaingan lokal.
- Menyadari risiko akan tidak adanya jaminan penghasilan dan keuntungan.
- Mengenali Peraturan Pemerintah baik pusat dan daerah, termasuk peraturan/standar profesi dari organisasi kesehatan.
- Mengurus perizinan klinik secara lengkap.
- Memikirkan situasi ancaman digugat.
- Memikirkan risiko kejadian tak diharapkan seperti kebakaran dan bencana alam.
Memulai sesuatu jelas tidak pernah mudah. Maka dari itu tak ada salahnya kita belajar dari orang-orang yang telah/sedang menekuninya.
Berikut ini langkah-langkah awal yang sahabat bisa lakukan dalam memulai mewujudkan mimpi sahabat—yaitu memiliki usaha klinik sendiri.
- Sediakan waktu untuk mengenali diri kembali dengan bertanya pada diri sendiri: mengapa sahabat ingin membuka klinik, serta apa kekuatan dan kelemahan yang sahabat miliki?
- Miliki tekad tidak mudah menyerah. Sadari secara penuh bahwa setiap usaha memerlukan proses dan membutuhkan keberanian.
- Ceritakan mimpi/ide sahabat pada seseorang yang dipercaya, mau mendengarkan, dan memiliki pola pikir yang bertumbuh.
- Berdiskusilah dengan teman baik yang pikirannya kritis dan terbuka serta memiliki pengalaman pada bidang usaha yang hendak sahabat bangun.
- Membaca artikel yang berhubungan dengan kegiatan mengelola usaha klinik dan atau mengikuti pelatihan/kursus-kursus singkat.
- Usahakan memikirkan membuat layanan yang spesifik/unik dengan market tertentu.
- Tuliskan ide-ide dan hasil diskusi menjadi sebuah Rencana Usaha yang SMART.
- Membuat perkiraan perhitungan modal untuk 3 hingga 5 tahun pertama, dan estimasi profit dan loss.
- Berdiskusi dan meminta asistensi dari konsultan yang kompeten dan relevan dengan usaha sahabat.
- Mempelajari peluang yang ada seperti: manfaat berafiliasi atau bermitra dengan brand ternama atau mapan, memulai usaha sebagai waralaba brand
- Cari dan bangun tim inti yang kompak. Jangan lupa menuliskan peran dan tanggung jawab tim secara jelas, supaya tidak tumpang tindih. Juga menghitung nilai jasa dari kontribusi yang sahabat dan anggota tim berikan dalam membangun usaha.
Semoga artikel ini membuat sahabat lebih semangat untuk maju berinvestasi dalam usaha klinik sendiri. Yuk memulai, jangan tunda-tunda. Selamat berkarya dan menikmati hidup!
Baca juga: Peluang beinvestasi berdampak sosial maupun finansial bersama Angsamerah