Mengenal Skizofrenia Lebih Dalam

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang menyebabkan hilangnya kemampuan dalam menilai realita. Pengidap skizofrenia seringkali tidak mampu membedakan antara fantasi dengan dunia nyata, sehingga orang tersebut tidak mampu memberikan respon yang tepat terhadap keadaan yang dihadapinya. Begitu pula, pengidap penyakit ini seringkali tidak mampu memahami keadaan sakitnya. 

Seperti gangguan jiwa lainnya, skizofrenia tidak memiliki penyebab tunggal, tetapi muncul akibat kombinasi dari berbagai faktor, seperti faktor biologi, psikologi, dan sosial. Faktor biologi mencakup faktor genetik, pertumbuhan dalam kandungan, proses persalinan, nutrisi, trauma kepala, gangguan otak dan fungsi saraf. Faktor psikologi meliputi respons individu terhadap kejadian yang dialami semasa hidupnya, dan bagaimana kejadian-kejadian tersebut memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan psikisnya. Sementara faktor sosial meliputi interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya, menentukan penyebab skizofrenia tidak dapat digeneralisasi antara satu individu dengan lainnya. 

Apa saja gejala skizofrenia?

Gejala skizofrenia biasanya mulai terlihat di akhir masa remaja hingga sekitar usia 30-an, dan cenderung muncul lebih dini pada laki-laki dibandingkan perempuan. Secara umum, gejala awal yang perlu diperhatikan misalnya:

  • Mudah marah dan depresi
  • Mengisolasi diri dari interaksi sosial
  • Pola tidur berubah
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Minim motivasi

Secara klinis, terdapat tiga kategori gejala skizofrenia, yaitu gangguan psikotik, negatif, dan kognitif.

Gangguan psikotik

Gangguan ini mencakup perubahan yang dialami individu dalam cara berpikir, bertindak, dan cara ia melihat dunia. Individu yang mengalami gejala ini cenderung kehilangan kesadarannya atas realita, dan melihat dunia dari kacamata yang terbalik. Gangguan ini meliputi:

  • Halusinasi, yaitu saat individu melihat, mendengar, merasakan, mencium, atau meraba hal-hal yang tidak benar-benar ada. Pengidap skizofrenia sering mendengar suara-suara yang tidak nyata, atau melihat hal-hal yang dianggap ‘gaib’. Hal ini sering dialami pengidap skizofrenia sebelum orang-orang di sekitarnya menyadari adanya gangguan.
  • Delusi, yaitu saat individu memiliki keyakinan kuat mengenai hal yang sama sekali tidak nyata. Misalnya, individu yang mengalami delusi atau waham bisa saja berpikir bahwa dirinya adalah seorang putri duyung, atau titisan ratu pantai selatan, atau merasa bahwa dirinya dikejar atau diburu penjahat.
  • Gangguan berpikir, yaitu saat kemampuan berpikir individu terganggu sedemikian rupa hingga memengaruhi kemampuannya untuk berbicara dan berinteraksi. Contohnya adalah ketika seseorang tiba-tiba berhenti berbicara saat sedang menjelaskan pikirannya, melompat-lompat dari satu topik ke topik lainnya dengan cepat, atau membuat istilah-istilah yang tidak dapat dipahami orang lain. 
  • Gangguan gerak, yaitu saat individu menunjukkan gerakan tubuh yang abnormal. Biasanya gerakan tersebut diulang terus-menerus.

Gangguan negatif

Gangguan ini mencakup hilangnya motivasi, hilangnya minat terhadap kegiatan sehari-hari, menarik diri dari kehidupan sosial, kesulitan menunjukkan emosi, dan ketidakmampuan untuk menjalani kehidupan secara normal. Oleh karenanya, seringkali disalahartikan sebagai gejala depresi atau gangguan jiwa lainnya. Gangguan ini meliputi:

  • Kesulitan merencanakan dan menjalankan aktivitas rutin
  • Kesulitan dalam menikmati keseharian
  • Berbicara datar dengan ekspresi wajah yang minim
  • Menghindari interaksi sosial
  • Memiliki energi yang sangat rendah, dan menghabiskan waktu dengan kegiatan pasif. Dalam kasus yang ekstrem, seseorang dapat berhenti bergerak dan berbicara, atau menjadi katatonis. 

Gangguan kognitif

Gangguan ini berkaitan dengan masalah atensi, konsentrasi, dan memori. Gangguan kognitif menyebabkan individu kesulitan mengikuti jalannya percakapan, mempelajari hal baru, atau mengingat hal-hal penting. Tingkat fungsi kognitif individu merupakan salah satu alat ukur paling efektif untuk menilai kemampuannya beraktivitas sehari-hari. Gangguan ini meliputi:

  • Kesulitan dalam mengolah informasi untuk mengambil keputusan
  • Kesulitan dalam menggunakan informasi yang diterima
  • Kesulitan dalam berfokus atau berkonsentrasi

Untuk mendiagnosis skizofrenia, terdapat berbagai kriteria yang digunakan para ahli seperti Diagnostic and Statistical Manual (DSM) dari American Psychiatric Association, dan International Classification of Diseases (ICD) dari WHO. Berdasarkan versi terbaru dari kedua kriteria tersebut, yakni DSM-5 dan ICD-11, diagnosis skizofrenia dapat diberikan jika:

  • Terdapat sedikitnya dua gejala yang berlangsung selama 1 bulan, dan bertahan setidaknya selama 6 bulan. 
  • Gejala berbentuk, dan tidak terbatas pada, delusi, halusinasi, gangguan negatif, gangguan berpikir, dan/atau gangguan psikomotorik.
  • Individu kehilangan kemampuan untuk berfungsi secara sosial dan tidak mampu menjalani rutinitas sehari-harinya. 

Penanganan Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan kronis, sehingga pengidap skizofrenia membutuhkan perawatan seumur hidup untuk mengelola gejala dan mengurangi gangguan yang dialaminya. Pengobatan dan terapi dapat membantu pengidap skizofrenia untuk meningkatkan kualitas hidupnya, meraih cita-cita, memiliki hubungan yang sehat, bekerja normal, dan menjadi anggota masyarakat yang produktif.

Pengobatan untuk skizofrenia meliputi obat antipsikotik untuk mengelola gangguan yang dialami sehingga tidak terlalu intrusif dan mengganggu. Pengobatan yang diberikan bermacam-macam dengan dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan individu, sebisa mungkin dengan efek samping yang minim. Jika pengobatan tidak berhasil pada individu, Electroconvulsive therapy (ECT) atau terapi elektrokonvulsif dapat dilakukan untuk meredakan gejala skizofrenia.

Selain itu, terapi juga membantu pengidap skizofrenia dan keluarganya untuk mengatasi gejala yang dialami. Terapi individu dalam bentuk dialog membantu individu mengembalikan pola pikir dan bicara seperti semula, membantu mendeteksi kambuhnya gejala secara dini, dan membantu menangani stres. Terapi keluarga juga membantu memberikan dukungan, meningkatkan kesadaran, dan menambah wawasan keluarga yang menghadapi skizofrenia.

Menghadapi Skizofrenia

Jika sahabat didiagnosis skizofrenia, strategi berikut ini dapat membantu dalam menghadapi gangguan yang dialami selama proses pengobatan dan terapi dijalankan:

  • Tetap fokus pada tujuan pengobatan. Beritahu orang-orang terdekat dengan tujuan agar mereka dapat memberi dukungan. 
  • Konsisten menjalankan perawatan. Jika gejala sudah berkurang sekalipun, penting bagi sahabat  untuk tetap menjalankan terapi dan minum obat sesuai arahan dokter. Gunakan kalender obat atau kotak obat mingguan agar tidak melewatkan pengobatan.
  • Kenali tanda-tanda gejala yang muncul. Siapkan rencana agar sahabat dapat menerima bantuan sesegera mungkin jika gejala kambuh.
  • Rawat diri dengan baik. Kesehatan fisik sangat berpengaruh pada kesehatan mental. Makan makanan bernutrisi, berolahraga, dan tidur dengan teratur. Jangan merokok, mengonsumsi alkohol, narkotika, atau zat lainnya di luar obat yang diperlukan dalam proses pengobatan.
  • Gunakan teknik relaksasi dan manajemen stres dalam hidup sahabat. Kegiatan seperti meditasi atau tai-chi secara rutin dapat membantu mengurangi stres dan menghindari kambuhnya gejala.
  • Bergabunglah dengan kelompok dukungan (support group). Berbagi kisah dan saran dengan orang-orang yang memahami apa yang menjadi pergumulan sahabat, dapat membantu proses pengobatan.
  • Pelajari skizofrenia dan sebarkan pengetahuan tentang skizofrenia ke orang-orang terdekat. Mengenali penyakit yang  dialami dapat menjadi motivasi untuk menjalani perawatan dan membantu orang terdekat menjadi lebih membantu dan mendukung proses pengobatan.
  • Cari informasi terkait bantuan layanan sosial. Layanan tersebut dapat membantu sahabat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari misalnya terkait pekerjaan, transportasi, dan kegiatan sehari-hari lainnya.

Referensi

https://www.nimh.nih.gov/health/topics/schizophrenia 

https://library.neura.edu.au/schizophrenia/diagnosis-and-assessment/schizophrenia-3/index.html 

https://www.psychiatry.org/patients-families/schizophrenia/what-is-schizophrenia#:~:text=Schizophrenia%20is%20a%20chronic%20brain,thinking%20and%20lack%20of%20motivation 

https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/schizophrenia/living-with/

Artikel Terkait

Siasat Menjadi Ibu yang Bekerja

Toxic Masculinity & Mental Health

Dr. Strangelove Syndrome

Stockholm Syndrome

Kecanduan Seks

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.