Film keren Midnight Express buatan 1978 adalah salah satu film yang saya tonton sembunyi-sembunyi di bioskop. Film ini dibandrol untuk usia 17 tahun ke atas, dan waktu itu saya masih SD. Tahun itu tahun luar biasa bagi dunia perfilman, karena film ini beredar hampir bersamaan dengan The Deer Hunter, yang juga diproduksi pada tahun yang sama. Dengan alasan main ke rumah teman, saya naik metro mini menuju Jatinegara dan nonton di bioskop Kencana di Pasar Meester lantai 3. Sampai sekarang masih jernih dalam ingatan saya adegan Billy Hayes, si lakon utama, berusaha menyelundupkan hasish pada tubuhnya dengan melekatkannya pada lakban berderet-deret, lalu mengikatkannya pada sekeliling perutnya yang ia kempiskan. Ya, ceritanya memang mengenai seorang pemuda apes yang tertangkap saat hendak menyelundup dan akibatnya harus mendekam di penjara Istanbul Turki. Di sana ia digebuki oleh sipir gendut, dan karena masa hukumannya malah ditambah terus, ia akhirnya memutuskan untuk lari dari penjara. Film ini sendiri sebetulnya banyak diprotes karena memberi gambaran berlebih yang negatif tentang orang-orang Turki dan penjaranya. Tapi untuk suatu film, bolehlah. Usaha untuk melarikan diri yang berulang gagal, penyiksaan, dan patah semangat, lalu bangkit lagi dan mulai lagi, merupakan kisah yang saya sukai dari film ini. Dan tentu saja sangat terkenang, karena ini adalah film pertama saya sembunyi-sembunyi nonton dengan berbohong, menggunakan uang jajan yang saya kumpulkan seminggu, dan sampai sekarang tak pernah ketahuan. Hehehe.
Yang saya bicarakan dalam bab berikut adalah penyakit yang banyak ditemukan di penjara, terutama kalau penjaranya seperti Midnight Express, yakni skabies. Bahasa lucunya Kudis.
Skabies disebabkan oleh protozoa Sarcoptea scabiei. Protozoa ini aktif pada saat matahari terbenam sehingga rasa gatal lebih dominan pada sore hingga pagi dini hari Akibatnya, meski dari pagi sampai sore biasanya penderita anteng, namun begitu matahari tenggelam ia mulai jingkrak jingkrak berdisko… Atau kalau sekarang mungkin jingkrak-jingkrak ber-Gangnam style alias menggaruk-garuk tanpa henti. Skabies sesungguhnya bukan IMS tapi dapat ditularkan saat berhubungan intim. Ia merayap tepat di bawah jaringan kulit, membuat terowongan-terowongan, dan berkembang biak di sana. Skabies merupakan penyakit yang mudah menular di tempat yang dihuni banyak orang seperti penjara atau asrama. Biasanya bila satu orang terkena skabies, teman-teman sekamarnya akan tertular juga, sehingga sebaiknya bila mengobati, yang diobati adalah seluruh kelompok. Protozoa ini senang menyerang pada lipatan jari, selangkangan, kelamin, hingga ke seluruh tubuh.
Apa yang bisa diberikan untuk menyelesaikan gatal akibat skabies? Pilihan terapi biasanya menggunakan krim atau salep yang dioles ke seluruh permukaan tubuh, layaknya memakaikan balsem untuk mumi. Proses penyembuhan dilakukan sebagai berikut:
- Scabicid /scabimyte cream dioleskan pada permukaan area terkena secara luas dan dibairkan 24 jam.
- Bila masih ada dapat diulang 3 hari kemudian.
- Bersihkan ruangan dengan chlorine.
- Jemur kasur dan cuci semua seprai, handuk, pakaian kotor.
- Hindari pemakaian handuk dan alat-alat lain bersama.
Di film Midnight Express tak nampak orang dengan skabies. Entah karena memang di Turki tidak ada, atau pemain filmnya mulus-mulus semua. Yang jelas, di Lembaga Permasyarakatan di seluruh Indonesia, kalau mau melihat orang dengan skabies… buanyaaaaaaaak.