Ria Ningsih
Beliau memiliki pengalaman lebih dari enam tahun, sejak 2016 hingga Maret 2022, bekerja untuk isu-isu terkait lingkungan yang mendukung HIV untuk Proyek LINKAGES & EpiC, didanai oleh USAID/PEPFAR, dikelola oleh FHI360 dan PACT.
Mengurangi stigma & diskriminasi antara populasi kunci dan orang dengan HIV (ODHIV), keselamatan dan keamanan organisasi masyarakat, staf, mitra, dan penerima manfaat adalah mandat terbesarnya untuk bekerja. Dia mengelola beberapa upaya melalui peningkatan kapasitas dan bantuan teknis yang diberikan oleh mitra masyarakat dan petugas kesehatan.
Sebelum penugasan ini, beliau dipercaya sebagai Executive Secretary of the Country Coordinating Mechanism (CCM), Global Fund Fights AIDS, TB and Malaria, dari Januari 2014 – Januari 2016. Dalam upaya ini beliau berkomitmen untuk mendukung AIDS, TB, Malaria dan Program Penguatan Sistem Kesehatan, serta mendorong kemitraan yang produktif dan kolaboratif dengan Pemerintah, Non-Pemerintah, masyarakat, dan Mitra Pembangunan Internasional.
Sebagai Sekretaris Eksekutif, beliau memimpin Tim Sekretariat Country Coordinating Mechanism (CCM), mendukung proses pengambilan keputusan CCM dan Technical Working Group, berpartisipasi dalam proses pembuatan concept note dan implementasi hibah Global Fund (GF), menjadi focal point negara untuk Global Fund Geneva dan menyampaikan setiap keputusan Global Fund untuk CCM dan Penerima Utama Dana Hibah.
Beliau tertarik untuk bekerja di isu Kesehatan sejak 2005, bekerja dengan Penanggulangan HIV dan AIDS Indonesia, awalnya (Oktober 2005-Des2006) diperbantukan dari UNAIDS untuk membantu divisi Monitoring dan Evaluasi Sekretariat AIDS Nasional dan selanjutnya (Des 2006 – Maret 2013) sebagai Sekretaris dan Asisten Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Selama periode tersebut beliau membantu Divisi Monitoring dan Evaluasi terlibat dalam mendukung organisasi dalam manajemen, dan pelaksanaan program percepatan 100 kota/kabupaten. Upaya percepatan 100 kota/kabupaten (2006) dimaksudkan untuk mengintensifkan dan mempercepat penanggulangan AIDS di Indonesia dan memperkuat pemantauan dukungan dan komitmen pemerintah daerah untuk penanggulangan.
Pada bulan Desember 2006, beliau dipromosikan untuk bekerja sebagai Asisten Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Dalam posisi ini dia memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk dukungan profesional kepada Sekretaris dan kelancaran kantornya. Dalam upaya ini, beliau berkomitmen untuk mendorong kemitraan yang produktif dan kolaboratif antara Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dengan pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan internasional. Di akhir masa kerjanya bersama KPA, ia dipercaya untuk mengelola Indonesian Partnership Fund (IPF). IPF adalah dana keranjang untuk penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Donatur IPF adalah USAID (Pemerintah Amerika) dan AusAID (Pemerintah Australia). Tugas utamanya adalah mengelola Unit Manajemen IPF, menjaga hubungan baik dengan donor dan anggota kelompok kerja, mengembangkan laporan bulanan, triwulanan dan tahunan untuk donor, mengelola hibah kepada 14 CSO yang bekerja di 21 Provinsi di Jawa, Kalimantan, NTT, NTB dan Sulawesi.
Saat ini, beliau bergabung dengan organisasi Angsamerah untuk mengelola kontribusi Angsamerah dalam memberikan bantuan teknis kepada Proyek Konsorsium IQVIA-Angsamerah, yang diamanatkan oleh Global Fund Geneva untuk mendukung program HIV Indonesia terkait Differentiated Service Delivery Strategic di Indonesia, yang saat ini akan berfokus pada penerapan strategi Kemitraan Pemerintah, Swasta dan Komunitas untuk memperluas penyediaan layanan tes, pengobatan, dan perawatan HIV yang komprehensif di sektor swasta, dengan entry point melalui layanan kesehatan di Big Chain Hospitals di Indonesia, bekerja sama dengan komunitas, organisasi masyarakat sipil dan penyedia layanan kesehatan publik dan Dinas Kesehatan di tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten.