Dear Angsa Merah team,
Pada sekitar 9 Oktober 2017 lalu saya melakukan hasil tes papsmear dan pada hasil tes, ditemukan bakteri coccobacillus pada vagina saya.
Memang sekitar 2 bulan sebelum tes, saya merasa keputihan saya tidak wajar, setiap hari keluar cairan yang berbau, kental, dan banyak. Padahal biasanya hanya sebelum dan sesudah menstruasi.
Sekitar seminggu setelah hasil tes keluar, kira-kira tanggal 16 Oktober 2017, saya datang ke puskesmas dan diresepkan Metronidazole dan Ciprofluxacin untuk dosis minum selama 7 hari.
Setelah minum obat tersebut selama 7 hari + waktu tunggu hasil obat 7 hari, keputihan jauh berkurang, namun masih ada bau (walaupun tidak menyengat seperti sebelum minum obat).
Pada tanggal 6 November 2017, saya kembali ke puskesmas untuk kembali mengecek dan kembali diresepkan Metronidazole dan Ciprofluxacin untuk dosis minum selama 7 hari.
Pada waktu sebelum pengobatan, saya sempat berhubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan saya, saya khawatir ada efek pingpong yaitu pasangan tertular dengan bakteri Coccobacillus. Hal ini membuat saya takut berhubungan seksual karena saya tidak tahu indikasi sembuh itu bagaimana.
Yang ingin saya tanyakan:
- Bagaimana cara mengetahui saya benar-benar sembuh dari bakteri Coccobacillus?
- Apakah mungkin pasangan saya (laki-laki) tertular bakteri Coccobacillus? Lalu, haruskan pasangan juga menjalani pengobatan?
Mohon informasi, Dok.
Salam mbak, bakteri basil dan coccus merupakan bakteri yang ada di dalam vagina. Kedua bakteri ini membentuk keseimbangan. Bila terjadi gangguan pada area vagina maka akan muncul infeksi, salah satunya adalah bacterial vaginosis. Sehingga dokter memberikan obat tersebut.
Bagi pasangan anda sebaiknya dianjurkan untuk rajin menjaga kebersihan area kelamin. Tidak diperlukan pengobatan bagi pasangan anda dalam hal ini.