Halo Dok,
Saya pria gay 25 thn. Saya sudah mengenal hubungan seks sejak usia 17-18 tahun. Sepanjang 8 tahun ini saya sudah melakukan hubungan seks dengan cukup banyak pria. Dan karena kurang informasi mengenai HIV dan IMS lainnya, saya seringkali melakukan hubungan tanpa pengaman, tanpa saling mengetahui status HIV masing-masing. Dan dalam hubungan seksual saya seringkali berperan sebagai bottom. Saya belum pernah melakukan tes sekalipun hingga barusan ini.
Saya didiagnosa mengidap hepatitis b akut di akhir Agustus 2016. Dan setelah saya ingat-ingat lagi, mungkin saya tertular ketika melakukan 1 kali hubungan beresiko sekitar bulan Maret/April 2016. Dan ketika itulah saya tersadar dan akhirnya mulai belajar, membaca artikel-artikel tentang segala macam STD. Singkat kata, saya akhirnya melakukan tes VCT karena saya khawatir selama ini juga terinfeksi HIV. Sebab di saat gejala hepatitis b tersebut muncul, ada benjolan di bawah dagu saya dan saat tidur di malam hari saya berkeringat walaupun udara tidak panas.
Saya melakukan tes di Ruang Carlo RS Carolus pada tanggal 7 November 2016. Dan setelah menunggu sekitar 1 jam, suster memberitahukan bahwa hasilnya non reaktif. Metode yang digunakan hanya Metode I saja. Jujur saya sempat tidak percaya bahwa ternyata hasilnya demikian. Mengingat bahwa berkali-kali saya terlibat dalam hubungan seksual beresiko tinggi. Dan kenyataan bahwa saya mungkin tertular hepatitis b dari 1 kali saja melakukan hubungan beresiko.
Di akhir konsultasi, saya diberitahu untuk melakukan follow up test 3 bulan lagi. Beliau mengatakan bahwa meskipun window period saya sudah lewat tetap perlu dilakukan tes ulang dikarenakan saya sering melakukan hubungan beresiko.
Seberapa akuratkah hasil tes tersebut? Apakah mungkin hasil tersebut false negative karena hanya menggunakan Metode I saja? Atau mungkin hasilnya non reaktif karena virus bersembunyi?
Apakah ada kemungkinan ketika nanti melakukan follow up test hasilnya berubah menjadi reaktif (positif)? Dengan asumsi saya tidak melakukan hubungan beresiko sekecil apapun selama 3 bulan kedepan.
Terima kasih.
Apakah test dinyatakan akurat bila spesifisitas dan sensitifitas di atas 90%. Kemudian apakah test tersebut dapat diterima bila dilakukan setelah melewati masa jendela 4-12 minggu. Jadi bila sudah lebih dari 3 bulan dari perilaku berisiko terakhir anda melakukan test, maka tersebut dapat diterima.
Ada baiknya anda rutin melakukan skrining HIV dan infeksi menular lainnya tiap 6 bulan atau sedikitnya setahun sekali sebagai bagian dari medical check up.