Dok saya telah melakukan tes HIV dengan metode ELISA pada hari ke 100 setelah melakukan perbuatan berisiko dengan hasil antigenHIV Non Reactive dan antybodyHIV Non Reactive, namun tumbuh kecemasan karena konsuler meyuruh tes pada bulan ke 6 dan 9 bulan lagi, sedangkan pada saat saya meneruma hasil test tersebut saya telah melakukan hubungan badan dengan istri saya, sementara istru saya lagi hamil dan menyusui
1. Apakah hasil tes HIV yg saya lakukan itu sudah valid?
2. Berpotensi kah istri dan anak saya juga terinfeksi HIV?
3. Apakah ada contoh kasus ketika tes HIV pertama pada bulan 3 tiba2 pada bulan ke 6 berubah menjadi reactive?
4. Apakah sebaiknya saya berhenti berhubungan dengan istri saya dulu?
1. Tes HIV valid bila reagen yang digunakan masih baik, dan menggunakan metode yang tepat untuk diagnostik bukan untuk skrining, Kedua bila hasil test antibodi HIV adalah non reaktif dan dilakukan sesudah melewati masa periode jendela, maka seorang dokter akan merasa konfiden untuk menyampaikan anda tidak terpapar infeksi HIV. Tes antibodi HIV di Indonesia umumnya mempunyai durasi untuk masa periode jendela 3 bulan. Bisa didiskusikan kembali dengan konselor anda mengapa anda diminta untuk tes kembali pada bulan ke 6 dan ke 9 bulan kemudian.
2. Istri anda bisa terinfeksi bila anda mengidap HIV. Penularan melalui menyusui dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya bisa saja, tetapi risikonya sangat kecil sekali.
3. Kalau di klinik kami belum pernah ada kasus seperti ini. Kasus demikian bisa saja terjadi tetapi faktornya bisa disebabkan banyak hal yaitu tesnya kadaluarsa, metode tidak tepat, masih dalam masa periode jendela, orang tersebut melakukan kembali tindakan yang berisiko memudahkan penularan HIV.
4. Bila anda kuatir, tidak ada salahnya anda tunda dulu berhubungan seks dengan istri, dan segeralah berdiskusi kembali dengan konselor atau dokter anda. Selain itu anda bisa juga meminta second opinion dari tempat lain, baiknya face to face konsultasi.
Semoga jawaban ini mengurangi kekuatiran anda. Salam sehat Angsamerah