Question #25286

views

1686

Depressed – Waiting for 3 Months

I am a 30 year-old gay man. In my life, I've only had anal sex two times. The second one was on my 30th birthday celebration, last April. It turned out to be unprotected one, although it was only about 1 minute. I got the top role.
I'm waiting for the window period over, so I can get HIV test. And the last three months have been driving me crazy; making me stressed out and depressed.
I didn't have much information how big the risk is to have unprotected sex. And I searched through google as much as information about having bareback sex and the cause of HIV. It freaked me out. Sebelum 72 jam berakhir setelah kejadian, saya pergi ke rumah sakit pemerintah dan swasta untuk mendapatkan PEP. Di Indonesia antisipasi PEP hanya diberikan kepada team Medis. Sayapun tak dapat berbuat banyak dan akhirnya dapat ditenangankan oleh bantuan beberapa teman.
Menginjak minggu ke 6/7, saya mengalami demam yang membuat saya menggigil. Karena tak kuat, saya pergi ke UGD dan check darah untuk gejala Typhoid dan DBD (negatif). Hasil menunjukkan Lekosit saya 8.9 (normal 5.0 - 10.0) dengan catatan di HITUNG JENIS; Eosinofil 5 (batas normal 1-3), Limfosit 12 (batas normal 21-40), Monosit 13 (batas normal 2-8). Sebelum dokter menyimpulkan ada infeksi/ alergi di dalam tubuh saya. Saya sempat membaca article-article di internet berkaitan dengan hasil lab darah tersebut. Sekita saya freaked out bahwa didalam article tersebut menyebutkan adanya kemungkinan terinfeksi HIV.
Setelahnya, saya kepikiran tentang HIV. Saya me-google gejala gejala HIV yang membuat saya sering mengecheck apakah kelenjar getah bening di leher dan ketiak saya membesar. Belum lama ini ada semacam benjolan di leher, dan dokter clinic tempat saya bekerja menyebutkan bahwa itu semacam jerawat. Saya sering sekali mengecheck apakah warna kuku saya berubah menjadi coklat seperti yang disebutkan diartike-artikelt.
I went back to hometown recently for the Lebaran holiday. Ketika di rumah, saya sering merasa kecapaian yang menjadikan saya sering tidur. Ditambah, kaki dan tangan kanan saya mulai kesemutan (sering teraliri listrik seolah olah ada yang tak beres di saraf saya. Gatal-gatalpun mulai muncul di tubuh saya (gatal cukup luar biasa) Akhirnya saya pergi ke dokter specialist kulit dan kelamin dan meminta dokter untuk sekalian test darah HIV. Dokter memberitahu bahwa gatal gatal tersebut adalak ekseem dan semacam alergi. Diapun memberikan saya obat vitamin B untuk masalah kesemutan (kesemutan sampai sekarang kadang masih sedikit terjadi walaupun takseparah sebelumnya). Yang saya tau dari artikel di internet, gejala gatal dan kesemutan ini bisa merupakan gejala diabetes atapun PSIKOSOMATIK. Psikis saya memang sedang terganggu. Dokter menyuruh saya untuk kembali check darah untuk masalah kulit dan sekalian HIV 2 minggu lagi, sekalian berakhirnya window period.
I just want to share to you about what I have experience, and appreciate if you have any feedback. I am going to get the test by next week, and I am so stressed and depressed at the moment. I am wishing for the best. I can't think of what my future will be.

Answer

Salam mas, terima kasih sudah berbagi dengan kami. 
Benar PEP diberikan kurang dari 72 jam setelah pajanan dan sementara ini masih diutamakan bagi tenaga kesehatan karena jumlah yang terbatas. 
Gejala yang anda dialami memang bisa disebabkan banyak hal jadi sudah tepat langkah anda untuk melakukan pemeriksaan ke dokter sehingga dapat ditentukan penyebabnya. 
Mari kita bersama menunggu hasil test minggu depan. Tenangkan diri anda. Apapun hasilnya pasti tidak menghalangi anda meraih masa depan, walaupun kita semua berharap tidak apa-apa.

Buat janji dokter sekarang

Artikel Populer

Memahami hasil Pap Smear

Bagaimana Dokter Mendiagnosa Keputihan?

Seks, Seksual dan Seksualitas

HIV dan Nutrisi

Kondom Wanita

Demam, Gejala atau Penyakit?

Previous
Next

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.