Dok, saya seorang tenaga kesehatan. Tanggal 7 mei 2016 saya melakukan pemasangan infus dan ada lelehan darah di jari dan sela kuku yang baru saya cuci setelah membereskan pasien. (Saya sedang tidak ada luka di jari tersebut, tapi tidak yakin dengan pasti tentang ada tidaknya pintu masuk.virus ). 3 hari kemudian diketahui bahwa pasien menderita aids. Kecemasan luar biasa melanda saya, entah karena terbawa pikiran bawah sadar tentang gejala hiv selama puasa kemarin saya sering mengalami pilek, nyeri tenggorokan dan batuk dan ada pembesaran kgb di bawah dagu kiri dan kanan. Sampai saat ini keluhan tersebut masih ada. Saya telah melakukan test sebanyak 3 kali, terakhir tanggal 19 juli yang berarti minggu ke 11. Apakah hasil test itu dapat memberikan gambaran bahwa saya memang tidak terinfeksi hiv? Terima kasih, dokter.
Salam mas/mbak, saya mengerti situasi yang sedang anda alami. Kita ketahui bersama bahwa virus HIV hanya dapat masuk melalui kulit atau mukosa yang tidak intak atau luka, baik yang terlihat mata atau tidak terlihat mata (micro ulcer). Untuk memastikannya hanya dengan test HIV. Beberapa hari lagi anda akan melewati masa jendela, sebaiknya anda periksakan lagi. Bila hasilnya non reaktif berarti anda tidak tertular.
Bila anda berpuasa, kondisi tubuh sedikit menurun karena kurang istirahat, asupan cairan berkurang, terkadang kualitas dan kuantitas makanan tidak terjaga bisa meningkatkan potensi terkena infeksi virus. Pilek, nyeri tenggorokan dan batuk bisa disebabkan oleh virus lain seperti influensa. Keluhan tersebut biasanya juga akan menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening sekitar leher. Pembesaran getah bening seperti yang anda alami juga bisa ditemukan pada mereka dengan infeksi telinga, infeksi di sekitar rongga mulut, dan masih banyak lagi. Tidak hanya HIV.
Semoga yang anda takutkan tidak terjadi dan tetap semangat melayani