Question #24977

Terimakasih sudah meluangkan waktu mengunjungi blog Angsamerah.

Jenis IMS yang anda sebutkan tersebut memang bisa ditularkan melalui "skin to skin kontak” yang lebih tepat jabarannya adalah persentuhan kulit sehat dengan permukaan kulit yang mengandung mikrooragnisme tersebut, dimana permukaan kulit tersebut bisa terlihat gejala seperti luka, benjolan, ataupun bisa saja ada yang tidak terlihat dengan mata (tapi kumannya ada di permukaan kulit tersebut).

Namun demikian, tidak setiap persentuhan dengan mudahnya membuat penularan penyakit tersebut langsung terjadi.

Berikut faktor yang bisa dipakai untuk menilai rendah dan tingginya risiko penularan ketika kita bersentuhan kulit.

• Intensitas persentuhan (Adanya gesekan atau tidak, dan lamanya). Misalnya hanya bersentuhan tanpa ada pergesekan antara kulit dan hanya sebentar, seperti bersalaman maka ini risikonya sangat kecil sekali.
• Adanya daerah permukaan kulit yang terbuka, seperti luka/lecet baik di permukaan kulit yang sehata maupun tidak sehat, maka risiko penularanpun menjadi lebih besar lagi
• Jenis organ, misalnya bersentuhan di daerah sekitar organ kelamin, resikonya menjadi lebih besar. Jadi bila hanya berpelukan pakai baju apalagi hanya sebentar maka risikonya sangat kecil sekali, bisa dikatakan hampir tidak ada.

Contoh situasi, bila berpelukannya telanjang, kemudian saling bersentuhan tubuh di daerah kelamin dan intensitas cukup lama dan bergesekan, dan di daerah organ kelamin ada lesi seperti luka/lecet/bintil-bintil/kutil, maka tentu saja risiko terpapar infeksi IMS khususnya jenis pubic lice, herpes, sifilis menjadi lebih besar lagi.

Semoga informasi ini bisa membantu.

Salam sehat Angsamerah.