Yth dokter angsa merah
Dok 3 bln lalu saya melakukn perbuatan beresiko(ciuman,cium payudara,di handjob,jepit paha) di panti pijat dgn kondisi sang terapis sdh lepas bra tp msh
memakai hot pant saat melakukny.skrg saya ingin melakukn cek darah.tp saya bingung dgn window periodny.saya sdh cari info ke dokter puskesmas, petugas lab dan bbrp website,serta ke unala.saya tdk bisa ke angsa merah krn saya tinggal di jogja
tp smua infony berbeda beda.yg ingin saya cek adl
1)cmv
2)ebv
3)hsv 1
4)hsv 2
5)hep a
6)hep b
7)hep c
8)sifilis
Yg ingin saya tanyakn adl:
1)dr virus&bakteri yg saya sebutkn di atas mana saja yg window periodny 3 bln dok?tolong sertakn sumberny dari who,cdc ato dr mana?
2)dr virus dan bakteri yg saya sebutkn di atas mana saja yg window periodny 6 bln dok?tolong sertakn sumberny dari mana who,cdc ato dr mana?
3)dr virus dan bakteri yg saya sebutkn di atas mana saja yg window periodny bukan 3 ato 6 bln? Tepatny brp bln window periodny dok?tolong sertakn sumber infony dari who,cdc ato dr mana?
4)khusus cmv,ebv,hsv1,hsv2 klo saya merasa sehat dan tidak ada gejala apapun selama 3 bln ini,klo cuma ingin tau ada ato tidakny virus di tubuh saya apakah cukup cek igg saja?krn klo saat ini saya mengalami gejala tdk perlu cek igm pun kn sudah keliatan blister di kulit saya
5)2 bln stlh peristiwa beresiko cek darah klamidia apakah sdh akurat ato hrs brp bln?saya sdh cek igm dan igg hasilny negatif 2 bln dr peristiwa beresiko
Mohon maaf dok jika pertanyaany terlalu detail dan ribet krn saya mencari info yg akurat utk menghindari negatif ato positif false saat tes dan menghindari tes yg berulang ulang.
Saya hanya bisa tes melalui darah krn tdk ada cairan yg keluar dr penis saya dan tdk ada blister di bibir maupun penis
Terima kasih byk dok atas kesempatan ini dan sukses selalu buat angsa merah dan dokter
Hai,
terima kasih untuk pertanyaannya yang begitu teknis. Dunia kedokteran adalah dunia campuran antara ilmu pasti dan seni. Artinya, tidak semua paparan virus atau kuman akan pasti menjadi infeksi. Tubuh manusia diciptakan sedemikian rupa untuk memiliki sistem pertahanan tubuh yang canggih dan automatis bekerja untuk melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita. Oleh karena itu, tidak serta merta setiap kegiatan yang dianggap oleh kita berisiko kemudian memerlukan pemeriksaan medis.
Untuk virus seperti CMV dan EBV misalnya, pemeriksaan lab tidak diperlukan kecuali ada indikasi medis yang jelas, misalnya seseorang dengan gejala klinis yang khas. Mengapa tidak memerlukan pemeriksaan khusus? Karena individu yang sehat, meskipun terinfeksi virus, ia tidak akan menunjukkan gejala dan ini berarti tubuhnya telah mampu mengatasi virus yang masuk.
Untuk infeksi menular seksual, rata-rata masa inkubasinya adalah satu minggu hingga tiga bulan. Maka, bagi orang yang aktif secara seksual dan memiliki risiko tinggi untuk tertular IMS, disarankan untuk rutin melakukan skrining IMS setiap 3 bulan sekali. Biasanya hanya beberapa IMS saja yang perlu dilakukan skrining, seperti HIV, klamidia, dan sifilis. Sementara untuk IMS lainnya, dilakukan tatalaksana bila ada gejala.
Pemeriksaan antibodi IgG dan IgM dilakukan untuk mengetahui status infeksi seseorang dan membedakan apakah infeksi itu sedang berlangsung saat ini atau sekedar menunjukkan bahwa kita pernah terinfeksi virus tertentu. Bila ditemukan bahwa saat ini sedang terinfeksi, tentunya badan kita akan menunjukkan gejala. Sementara bila infeksi itu telah lama berlalu, maka tidak ada gejala apapun yang dirasakan oleh tubuh, dan tidak peru dilakukan tindakan apapun untuk pengobatan.
Sebaiknya, pertimbangkan kembali sebelum melakukan tes skrining IMS. Pertama, apakah kita benar-benar berisiko tinggi untuk tertular IMS. Kedua, apakah hasil pemeriksaan akan sepadan dengan upaya yang dilakukan, terkait dengan biaya pemeriksaan yang tidak murah dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Ketiga, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum kita melakukan pemeriksaan laboratorium, karena dalam dunia kedokteran, diagnosis medis tidak ditegakkan hanya melalui hasil lab, melainkan juga dengan pertimbangan gejala klinis yang didapatkan dari hasil pemeriksaan pasien secara langsung. Dalam rangka menjaga diri kita untuk aman dari infeksi menular seksual, alangkah bijaknya bila kita dapat mengendalikan perilaku keseharian.
Salam sehat.