Question #26897

Halo..
Selamat Pagi,
Terima kasih atas pertanyaan yang diberikan.

1. Hubungan seks oral memiliki risiko yang sangat minim untuk menularkan HIV/AIDS. Persentasenya sangat kecil, sehingga tidak perlu khawatir. Namun kondisi tertentu perlu diperhatikan, misalnya timbulnya luka pada: mulut pemberi oral + alat kelamin penerima oral. Dengan adanya luka, tentu risiko penularan menjadi lebih tinggi.
2. Saya mencoba memahami pertanyaan "jika sesudah di oral dan menunjukan gejala2"; Gejala HIV sangat tidak spesifik, kecuali pada tahap lanjut dimana HIV sudah berkembang menjadi AIDS (kondisi dimana sistem imun tubuh sangat buruk, sehingga sangat mudah tertular penyakit infeksi / timbul kondisi kanker); perkembangan hingga tahap ini pun kadang butuh waktu bertahun-tahun dan tetap memerlukan konfirmasi tes HIV untuk memastikan. Saran saya, tetaplah tenang dan aktif memeriksakan status HIV. Bila Anda berkenan, Anda juga dapat tes IMS lainnya (misalnya: pemeriksaan sifilis, hepatitis B dan C, dsb). Layanan Klinik Angsamerah menyediakan hal ini. Saat ini, Angsamerah dan Layanan Pemerintah menggunakan alat tes HIV generasi ke-3; yang bertujuan untuk mendeteksi antibodi HIV. Biasanya butuh waktu sekitar 6 minggu paska-paparan/kontak, untuk bisa memastikan status HIV dengan alat tes generasi ke-3. Informasi detail mengenai alat tes bisa ditanyakan saat konsultasi.
3. Khawatir mengenai tertular penyakit adalah wajar. Semua orang bisa mengalami kekhawatiran. Namun, ada baiknya bila kita mengubah kekhawatiran tersebut menjadi aktivitas yang lebih sehat, misalnya: tes HIV/IMS rutin (informasi mengenai risiko penularan bisa dibaca di blog angsamerah) dan berhubungan seks secara aman (misalnya, menggunakan kondom).

Selalu sayangi dan lindungi diri.
Salam,
Angsamerah Clinic