(pot, grass, weed, dope, reefer, joint, spliff, ya(r)ndi, rope, mull, cone, skunk, bhang, ganja, hash, chronic)
Tanaman kanabis mengandung lebih dari 400 senyawa kimia, 60 diantaranya adalah senyawa cannabinoid yaitu senyawa psikoaktif yang dapat diekstraksi dari tanaman ganja, atau diproduksi dalam tubuh setelah konsumsi dan metabolisme ganja.
Tanaman kanabis menghasilkan tiga macam produk. Marijuana adalah daun dan pucuk bunga tanaman, hash yang beredar dalam bentuk blok berwarna (mulai dari kuning sampai hitam) dan minyak hash.
Cara kerjanya
Ketika seseorang merokok ganja, THC (delta-9 tetrahidrocanabinol, bahan psikoaktif yang terkandung di dalam ganja) diserap merlalui paru-paru (atau perut) ke dalam aliran darah dan dibawa ke otak, tempat zat itu membanjiri reseptor dengan bahan kimia yang membangkitkan rasa senang di otak. THC merangsang reseptor kanabioid, mengganggu fungsi dari alami reseptor kanabioid alami, atau endogen. Sebuah overstimulasi reseptor di otak menghasilkan efek “high” serta efek lain pada kontrol mental emosional seseorang. Pada umumnya, mengisap ganja memberikan efek santai pada si pengguna. Ganja juga meningkatkan nafsu makan, dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan sebutan menjadi “kelaparan”, dan dapat menghambat rasa mual (mempunyai efek antiemetik). Seiring waktu, overstimulasi ini dapat mengubah fungsi reseptor kanabioid, yang, bersama dengan perubahan lain dalam otak, dapat menyebabkan kecanduan ketika penggunaan ganja dihentikan.
Efek dari merokok ganja dapat berlangsung cepat, mencapai efek maksimal dalam 30 menit dan dapat bertahan hingga 1 sampai 3 jam. Jika ganja dikonsumsi dalam makanan atau minuman, biasanya efek baru dirasakan dalam 30 menit sampai 1 jam dan dapat bertahan hingga 4 jam.
Merokok ganja memberikan kadar THC yang lebih tinggi secara signifikan ke dalam aliran darah daripada penggunaan secara di makan atau diminum.
Secara umum, efek perilaku dan psikologis akan kembali normal 4 sampai 6 jam setelah penggunaan zat.
Karena THC adalah zat yang sangat lipofilik, maka THC akan terakumulasi dalam jaringan yang tinggi lemak seperti di jaringan adiposa. THC masih dapat terdeteksi di jaringan adiposa sampai dengan 30 hari setelah pemakaian dosis tunggal. Waktu paruh THC di dalam plasma berkisar antara 18 jam sampai dengan 4 hari.
Efek Ganja pada tubuh
Dalam beberapa menit setelah menghirup asap ganja, kecepatan denyut jantung meningkat, saluran nafas relaksasi dan membesar, dan pembuluh darah di mata melebar, membuat mata terlihat merah.
Gejala akut selama pemakaian
– Terganggunya ingatan jangka pendek
– Terganggunya konsentrasi, penilaian diri dan fungsi kognisi
– Terganggunya koordinasi dan kontrol keseimbangan
– Peningkatan frekuensi denyut jantung
– Episode psikotik
– Mata merah dan
– Kering di mulut
Gejala persisten (gejala yang bertahan lama tetapi tidak permanen)
– Terganggunya ingatan dan kemampuan belajar
– Terganggunya tidur
Jangka panjang:
Penyakit pernapasan, kanker yang berkaitan dengan merokok dan jumlah sperma yang rendah dan bahkan nafsu seks yang berkurang.
Ganja mempunyai potensi yang besar untuk menyebabkan kanker paru-paru dan saluran nafas karena pada ganja mengandung zat iritan dan karsinogen 70% lebih besar daripada rokok pada umumnya. (NIDA research report series)
Riset menunjukkan orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kanabis mendapatkan kesulitan di tempat tidur, banyak yang tidak bisa mencapai kepuasan (Anthony Smith – La Trobe University Study).
Secara psikologis ganja bisa menyebabkan seseorang menjadi mudah tersinggung, hilangnya ingatan, ketidak-seimbangan emosional, kurangnya motivasi, paranoid dan kecemasan yang berlebihan. Pada pengguna dengan dosis besar dapat mengakibatkan psikosis akut termasuk halusinasi, delusi dan hilangnya kesadaran terhadap identitas diri.
Apakah Ganja menyebabkan ketergantungan?
Penggunaan jangka panjang dari ganja bisa menyebabkan ketergantungan, dimana seseorang menjadi sangat sulit untuk mengontrol penggunaan ganja dan bahkan tidak bisa menghentikan pemakaiannya tanpa mengganggu banyak aspek dalam kehidupannya. (NIDA research report series)
Walaupun diperkirakan hanya 9% orang yang mengkonsumsi ganaja yang akan berkembang menjadi ketergantungan, namun penggunaan dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan resiko ketergantungan terhadap ganja.
Pada saat seseorang mencoba berhenti dari penggunaan ganja, banyak yang mengeluhkan perubahan perilaku menjadi mudah tersinggung, gangguan tidur, craving, dan kecemasan yang berlebihan. Dalam beberapa kasus juga terjadi peningkatan agresifitas. Gejala tersebut mencapai puncaknya sekitar satu minggu setelah menghentikan pemakaian. (NIDA research report series)