“It’s been my experience that you can nearly always enjoy things if you make up your mind firmly that you will.”
― L.M. Montgomery, Anne of Green Gables
Segala perasaan yang kita rasakan dalam keseharian, ternyata merupakan kerja dari berbagai zat kimia yang bertebaran di otak. Tulisan berikut mengupas hanya dua di antaranya, tapi keduanya sungguh memiliki efek yang luar biasa.
Dopamin, neurotransmiter pembuat bahagia
Komunikasi sistem saraf memerlukan zat kimia penghantar pesan, namanya: neurotransmiter. Neurotransmiter akan berjalan melewati sambungan sel saraf yang satu dengan yang lain. Macamnya banyak, antara lain ada yang bernama dopamin. Dopamin akan menyeruak dari kandang neurotransmiter (yang bernama vesikula) ketika kita merasa senang. Keluarnya dopamin dari vesikula sebuah sel saraf membuat ia menyampaikan pesan senang ke sel saraf berikutnya yang ia hubungi. Dengan demikian menjalarlah rasa senang ke seluruh sistem saraf pusat: otak dan korda spinalis (sumsum tulang belakang). Dari sini pesan kemudian dipancarkan ke seluruh saraf tepi dan beraksilah otot menanggapi kegembiraan — tertawa, melonjak kegirangan, bertepuk tangan, dsb.
Karena perannya dalam menimbulkan rasa senang, dopamin memaksa seseorang mempertajam perhatian pada kebutuhan dirinya. Kesenangan yang didapat berdasarkan pengalaman mendorongnya melakukan kegiatan yang sama secara berulang. Karena setiap kali dopamin terhambur dari vesikula, dia akan melakukan pendaran aktivitas komunikasi pada sel-sel saraf dalam otak. Melalui cara ini seseorang tergugah untuk memenuhi kebutuhannya akan kesenangan.
Dopamin memotivasi orang mencapai cita-citanya, mengejar kebutuhannya, menggeluti kesenangannya. Dopamin memang membuat kita senang, tetapi dopamin yang berlebihan membuat orang bingung. Banjir dopamin akan terjadi ketika zat stimulan seperti amfetamin, ekstasi, dan shabu ikut campur dalam proses pengeluaran dopamin dari vesikula. Mulanya ketika masih belum banjir dopamin, orang akan senang. Begitu banjir maka orang akan bingung, curiga, dan gelisah, yang dikenal sebagai ‘parno’. Porsi dopamin tertentu akan membuat senang, berlebihan akan membuat kita psikosis alias bingung, curiga, ketakutan dan bertingkah laku sesuai kebingungan diri.
Serotonin, neurotransmiter pembuat percaya diri
Orang senang dihargai, dihormati dan dapat unggul dari orang lain. Rasa ini muncul karena pekerjaan serotonin, suatu neurotransmiter, yang membawa pesan dari satu sel saraf ke ribuan sel saraf berikutnya. Serotonin berfungsi untuk membangkitkan rasa percaya diri. Seseorang akan mencari aktifitas yang dapat membuat dirinya merasa berharga seperti yang pernah dialaminya di masa lalu. Kenyamanan yang ditimbulkan serotonin senantiasa dicari dengan melakukan perbuatan berulang yang dapat membuat dirinya merasa dihargai.
Membangun keyakinan berharga diri melalui aktifitas yang diyakini membuat diri Anda merasa berharga dapat dilakukan setiap hari. Pikiran seperti ini akan memicu serotonin menyamankan diri dan Anda menjadi percaya diri. Fokuskan pandangan dan pikiran ke arah keberhasilan, maka serotonin akan tersembur dari vesikula. Jika perhatian difokuskan pada kegagalan, serotonin akan menurun, dan Anda merasa tidak nyaman.
Mau merasa bahagia seolah menembus angkasa atau justru terpuruk di permukaan tanah, semua tergantung isi otak Anda. Jangan ragu untuk datang dan berkonsultasi bila merasa perlu bantuan menata ulang pemikiran Anda.