Bagian 2
Di tulisan yang lalu kita baru membahas 5 anggota geng vitamin B. Mungkin dari namanya banyak yang kita kurang akrab, tapi kalau edisi kali ini, sudah pernah dengar dong dengan B6, B12, dan asam folat? Berikut akan dibahas lebih rinci mengenainya.
B6 (Piridoksin)
Fungsi: selain penting untuk metabolisme protein dan karbohidrat, B6 juga berperan dalam pembentukan hemoglobin (komponen sel darah merah) dan senyawa kimiawi di otak. B6 memengaruhi proses kerja yang terjadi di otak serta perkembangan otak, fungsi kekebalan tubuh, dan aktifitas hormon steroid.
Dalam sehari laki-laki memerlukan 1,4mg B6 sementara wanita hanya 1,2mg. Bila konsumsinya berlebihan (minum suplemen terlalu banyak) justru dapat menimbulkan kerusakan saraf permanen dengan gejala awal berupa kebas di tangan dan kaki.
Kekurangan vitamin B6 dapat disebabkan akibat konsumsi Isoniazid atau INH (salah satu obat tuberkulosis), konsumsi alkohol berlebih, wanita yang menggunakan pil kontrasepsi, dan orang yang memiliki penyakit tiroid.
Tanda-tanda defisiensi: mudah tersinggung, depresi, kemerahan pada kulit dan lidah dan perlunakan pada mulut. Bila berlangsung lama dapat timbul mual-mual dan muntah. Selain itu dapat juga menimbulkan anemia.
Sumber: serealia, sayuran berdaun hijau, daging dan produk peternakan lainnya, ikan, kacang-kacangan, buah-buahan, dan hati. Proses pemasakan akan menurunkan kandungan vitamin B6.
Penting untuk selalu mengonsumsi makanan yang mengandung B6, karena vitamin ini tidak dapat disimpan di dalam tubuh.
B12 (Cobalamin)
Fungsi: produksi dan memelihara myelin (pembungkus) di sekitar sel saraf. Myelin penting untuk komunikasi antar sel saraf. Selain itu Cobalamin berguna untuk memelihara kemampuan mental seseorang, membentuk sel darah merah, dan produksi energi. Vitamin B12 erat kaitannya dengan kerja bersama asam folat, sehingga keduanya saling membutuhkan.
Absorpsi: absorbsi vitamin B12 lebih sulit karena memerlukan faktor intrinsik untuk mengikat vitamin B12 sehingga dapat diabsorbsi dalam usus halus. Di samping itu, tubuh mampu mendaur ulang vitamin B12 yang telah diabsorbsi, bolak-balik antara usus dan hati, diserap dan dipergunakan kembali. Vitamin B12 disimpan dalam hati dalam jumlah yang besar, sehingga defisiensi vitamin B12 memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan vitamin B lain.
Kebutuhan orang dewasa dalam sehari akan vitamin B12 hanya sekitar 0,0015mg yang dapat dipenuhi dari diet.
Defisiensi: kelompok yang berisiko mengalami kekurangan vitamin B adalah lansia, vegetarian, bayi yang disusui oleh ibu yang vegetarian.
Tanda-tanda: anemia pernisiosa yang tampak sebagai rasa lelah dan capek, hilang nafsu makan dan turunnya berat badan. Tanda defisiensi lain berupa gangguan kesadaran (apati), depresi, lidah licin, serta degenerasi saraf tepi.
Defisiensi vitamin B12 juga berhubungan dengan perubahan fungsi mental dini. Perubahan tersebut meliputi kecepatan memroses informasi, dan kinerja yang membutuhkan koordinasi ketajaman penglihatan dan ruang.
Sumber: daging, ikan, telur. Dalam jumlah kecil terdapat pada susu dan hasil olahan susu. Umumnya, tidak rusak dalam pemasakan.
Folat (Folic Acids – Asam Folat)
Fungsi: membentuk sel darah merah untuk dapat mengangkut oksigen, membantu perkembangan sistem saraf pusat pada janin, dan pertumbuhan sel.
Setiap hari, orang dewasa memerlukan 0,2mg folat dalam dietnya. Zat ini tidak dapat disimpan dalam tubuh, sehingga perlu konsumsi yang rutin. Wanita yang sedang hamil, atau dalam program untuk memiliki anak, disarankan mengonsumsi 0,4mg folat setiap hari, dimulai sejak penghentian kontrasepsi hingga minggu 12 kehamilan. Hal ini untuk mencegah terjadinya spina bifida (cacat pada sistem saraf pusat) di janin. Selain kondisi di atas, kebutuhan folate meningkat pada orang dengan infeksi berat dan kanker.
Asam folat yang banyak dikenal orang merupakan bentuk sintetis dari folat, dan biasa digunakan sebagai aditif (zat tambahan) dalam makanan atau suplemen.
Defisiensi: berhubungan dengan asupan yang kurang atau konsumsi obat-obatan tertentu seperti anti-epilepsi dan obat tidur. Konsumsi alkohol dan kekurangan vitamin B12 juga bisa menyebabkan defisiensi folat.
Tanda-tanda: penurunan berat badan, kelelahan, kelemahan, anemia megaloblastik (anemia defisiensi folat).
Kelebihan asupan folat (lebih dari 1mg/hari) bisa menyerupai tanda defisiensi vitamin B12, sehingga penting sekali untuk mengonsumsi kedua vitamin ini dalam jumlah yang direkomendasikan.
Sumber: sayur-sayuran berdaun hijau, daging, dan ragi. Multivitamin biasanya mengandung 4mg folat, tetapi biasanya tidak dikombinasikan dengan preparat B-kompleks.
Yang penting diingat adalah bahwa kelompok vitamin B-kompleks kebanyakan tidak dapat disimpan dalam tubuh. Sehingga diperlukan diet seimbang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin B. Selain itu, keadaan tertentu juga berpengaruh terhadap proses penyerapan vitamin B. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan jumlah vitamin B yang perlu Anda konsumsi, mengingat konsumsi dalam jumlah berlebihan justru dapat membahayakan.