Author

Dr. Oka Negara, FIAS

Angsamerah Articles Smartphone for smart people

Smartphone for Smart People?

Atau jangan-jangan malah smartphone tidak lagi membuat kita menjadi cerdas. Karena sering kali berujung masalah besar dari hal sepele. Orang dewasa ada yang akhirnya selingkuh diawali oleh chatting dan sexting menggunakan smartphone. Orang dewasa karirnya hancur karena menggunakan smartphone buat merekam aktivitas “lendir” yang malah tersebar luas. Remaja SMP yang ikut-ikutan merekam aktivitas seksual dengan smartphone. ABG yang dilecehkan secara seksual setelah “kopi darat” dengan seseorang yang baru dikenalnya via media sosial yang diakses menggunakan smartphone. Hingga beberapa waktu lalu dikabarkan ada ABG yang meregang nyawa akibat tabrakan di jalan karena tidak awas akibat naik motor sambil menjawab chatting bbm di perangkat androidnya.

Harusnya smartphone tidak hanya berisi fitur-fitur yang cerdas, tetapi juga membantu penggunanya menjadi lebih cerdas. Sayangnya jadinya bukan tambah cerdas, malah menjadi “budak teknologi” yang bodoh. Kasus-kasus di atas adalah segelintir contohnya. Sayangnya tidak ada satu upaya yang taktis yang sudah dilakukan untuk meminimalisir efek buruknya. Paling tidak, itu yang saya tahu. Saat seorang guru SD tadi pagi dengan setengah gelisah bilang sama saya bahwa siswa kelas lima di sekolahnya ada yang mempertontonkan video porno ke teman-temannya di kelas via smartphone keren keluaran terbaru, saya hanya bisa geleng-geleng kepala dan jadi ingat dengan sekumpulan file video 3gp di laptop saya yang ada berisi file-file video aktivitas seksual yang dilakukan pelajar berseragam sekolah. Tanpa bimbingan yang benar dan informasi yang cukup, bisa saja siswa dari bu guru ini ke depannya akan mencoba-coba apa yang ditonton dan menjadi pelaku serupa seperti yang ditonton, tanpa pemahaman yang cukup akan risiko yang terjadi.

Hal-hal seperti ini terlupa dipikir oleh pemegang kebijakan hingga para pendidik yang memiliki otoritas langsung atas institusinya. Sementara masyarakat melakukan pembiaran dan sebagian lagi masih resisten, hanya bisa melarang dan melarang tanpa memberi bekal informasi yang cukup.

Tadi pagi juga, di radio saya dengar, di Korea Selatan kasus pelecehan seksual pelajar dan penyalahgunaan piranti media sangat minim karena pemerintah dan pihak sekolah membuat aturan jelas lewat pembatasan fitur dan pembatasan akses untuk materi yang tidak cocok buat usia pelajar, hingga pengaturan tempat dan waktu yang diperbolehkan menggunakan piranti teknologi berbasis smartphone. TIDAK DILARANG, TETAPI DIATUR. Mungkin mirip dengan pengaturan jenis tayangan yang disesuaikan dengan katagori umur di televisi. Akhirnya memang digunakan dengan smart. Dan itu bisa dilakukan, tanpa membatasi hak setiap orang untuk mengakses informasi.

Semoga hal seperti ini bisa dilakukan di Indonesia, agar smartphone malah akan bisa membuat penggunanya menjadi lebih cerdas, karena mencontoh sesuatu yang baik dan sudah berhasil adalah juga sebuah perbuatan baik.

Artikel Terkait

Kenali kokain

Gerd dan Kecemasan

Adiksi Cybersex

Cara Melawan Obesitas (bagian 2)

WHO dan UNAIDS: Standar Global Layanan Kesehatan Ramah Remaja

Stunting

Tidak Sesederhana Memberikan Susu Sapi Ataupun Sejenisnya

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.