The Penis Book 2, Menu

The Rocky Horror Picture Show

The Penis Book 2, Chapter 1

Bonnie and Clyde

Penis dengan saus a la partner in crime Gonorrhea dan Chlamydia

The Penis Book 2, Chapter 2

The Sting

Penis dengan ulkus bersih berlanjut infeksi a la The Great Imitator Syphilis dengan kupasan stadium

The Penis Book 2, Chapter 3

Piranha

Penis dengan ulkus dasar putih a la school of fish dengan chancroid/ulkus mole

The Penis Book 2, Chapter 4

The Cassandra Crossing

Penis dengan sajian Lympho Granuloma Venereum disertai pembengkakan lipat paha

The Penis Book 2, Chapter 5

King Gambler

Penis dengan varian ulkus granuloma inguinal alias donovanosis

The Penis Book 2, Chapter 6

The Towering Inferno

Penis dengan burning sensation a la herpes genital

The Penis Book 2, Chapter 7

The Return of The Living Dead

Penis dengan persemaian jengger ayam/condyloma acuminata

The Penis Book 2, Chapter 8

Midnight Express

Penis dengan luka dan scratching a la skabies disajikan malam hari

The Penis Book 2, Chapter 9

Hair

Penis dengan gaya retro hippies The Flower Generation dengan pedikulosis pubis

The Penis Book

The Penis Book 2

Angsamerah Penis Book 2 The Sting

The Sting

The Penis Book 2, Chapter 2

The Sting adalah film tipu-tipu termasyhur, yang sekarang dianggap sebagai babon film tipu-tipu yang diproduksi setelahnya. Dibuat tahun 1973 dengan bintang Paul Newman dan Robert Redford, film garapan George Roy Hill ini benar-benar memukau penonton dengan tipu muslihat para penipu… Well, penipu memang hanya nampak menawan pada film, bukan pada dunia nyata. Film ini bertambah unik karena Marvin Hamlisch menggarap musiknya dan memilih menggunakan music model ragtime, dengan The Entertainer karya Scott Joplin menjadi lagu utamanya.

Dalam dunia IMS, tukang tipu nomer satu jatuh pada Sifilis, yang hingga kini memiliki gelar The Great Immitator. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual dengan penyebab bernama Treponema pallidum. Penyakit ini berkembang dalam stadium, perjalanan penyakitnya memiliki tingkatan. Kalau tidak diobati, sifilis bisa menjadi kronis.

Penularannya memang terkenal dengan jalan seksual, namun juga harus diingat adanya jalan vertikal, yaitu penularan melalui ibu ke anaknya. Sifilis sangat menular pada partner seks saat ada di stadium primer dan sekunder. T. pallidum memasuki tubuh via kulit dan membran mukosa, yakni melalui abrasi saat kontak seksual. Atau transplasental dari ibu ke janin selama kehamilan. Transplasental itu makasudnya lewat plasenta, bukan saingan travel trans jurusan Jakarta-Bandung.

Setelah masuk ke tubuh, ia akan berjalan via sistem limfatik ke kelenjar getah bening lalu ke seluruh tubuh melalui darah. Kalau sedang apes, bisa terjadi invasi ke sistem saraf pusat, yang dapat terjadi pada stadium apa saja dari sifilis.

Sifilis Primer

Okay. Ini yang paling sering menyebabkan orang terlambat berobat. Lesi primer pada foto-foto baik di internet maupun di pelatihan, buku-buku, leaflet atau media informasi lain memang nampak mengerikan, karena yang dicari sebagai model, meskipun model penyakit, tentu saja yang eye catching, seram, dan menjijikan. Biasanya pada foto berupa luka bergaung mirip bibir Mick Jagger. Tapi kebanyakan lesi primer tak seseram yang ada di media, sehingga orang cenderung menganggapnya luka biasa, gara-gara terlalu hotbergoyang atau mencoba gaya-gaya fantastis secara berlebihan. Akibatnya orang tidak memeriksakan dirinya ke dokter.

Lesi primer atau “chancre” berkembang pada tempat inokulasi, maksudnya tempat pertama kali dia masuk. Setelah masuk, terjadilah perkembangan lesi dari bintik, menjadi bintil, dan kemudian menjadi ulkus, atau luka bergaung. Seperti sariawan itu lho. Berbeda dengan sariawan, ulkus pada sifilis biasanya tidak nyeri, dengan dasar bersih. Maksudnya, tidak ada nanah, warnanya seperti daging segar. Pada penis penampakan ulkus lebih jelas, sementara pada vagina dan anus terkadang terlewatkan saat pemeriksaan. Ulkus sifilis sangat menular, dan biasanya seakan-akan sembuh spontan sekitar 1 hingga 6 minggu, disertai pembesaran kelenjar getah bening yang tidak nyeri pada kedua lipat paha. Ulkusnya kebanyakan ulkus tunggal, namun pada 25% kasus dijumpai ulkus ganda. Jika kita melakukan tes serologis, tes yaitu tes yang biasa dikerjakan pada waktu skrining atau penapisan sifilis, terkadang hasilnya masih negatif.

Sifilis Sekunder

Nah, pada saat memasuki stadium sekunder inilah sifilis disebut The Great Imitator, karena sangat sering menyerupai penyakit kulit biasa dan membuat dokter salah duga. Biasanya terjadi bila pasien malu-malu dan tidak mengakui adanya riwayat seksual, sehingga dianggap penyakit kulit biasa. Namun tentu saja dengan pengobatan biasa, ia tidak juga sembuh. Lesi sekunder timbul 3 sampai 6 minggu setelah chancre primer timbul, dapat bertahan mingguan hingga bulanan. Stadium Primer dan sekunder dapat terjadi saling tindih (overlap) dengan gangguan pada kulit atau lesi mukokutan paling sering terjadi. Manifestasi stadium skunder adalah sebagai berikut:

– Rash/bintik2 kemerahan (75%-100%), terutama nampak jelas pada telapak tangan dan kaki, yang menyerupai polka dot.
– Limfadenopati/ pembesaran kelenjar getah bening (50%-86%)
– Malaise/ lesu
– Mucous patches/ bintik putih pada pipi bagian dalam (6%-30%)
– Kondiloma lata/ kutil (10%-20%)
– Alopecia/ kebotakan (5%)

Tes serologis biasanya menunjukkan hasil paling tinggi titernya pada stadium ini.

Sifilis Laten

Sifilis laten terjadi karena konsumsi antibiotik yang sudah merajalela di seluruh dunia, sehingga nyaris hampir semua orang pernah terpapar antibiotik. Sifilis ini disebut host suppresses infection– infeksi yang ditekan oleh tuan rumah, sehingga tak ada lesi nampak secara klinis. Dan bukti infeksinya hanya hasil tes serologi positif. Apakah harus diobati? Ya iya, lah. Malah bila sudah terjadi sifilis laten, suntikan Benzatine Penicillin diberikan tiga kali berturut-turut dengan jarak satu minggu. Jadi dapat bonus dua suntikan. Mantap!

Neurosyphilis

Bila T. pallidum menyerang susunan saraf pusat, terjadilah sifilis saraf atau neurosifilis yang bisa terjadi kapan saja, stadium mana saja, dan siapa saja, selama beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah infeksi. Bisa saja tanpa gejala, dan setelah berpuluh tahun infeksi dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan pada bola mata dan gangguan saraf lainnya. Yang lebih sial nasibnya akan mengalami radang selaput otak sifilis.

Congenital

Kurang ajarnya, sifilis ini bisa juga ditularkan dari ibu hamil ke janinnya yang tidak berdosa sehingga bisa terjadi kematian dalam kandungan, kematian waktu lahir, dan yang menyedihkan bila bayi lahir selamat, dapt terjadi kecacatan seperti tuli, kerusakan syaraf dan gangguan bentuk tulang. Penularan dari ibu ke janinnya dapat terjadi pada setiap stadium. Risiko lebih tinggi pada stadium primer dan sekunder. Infeksi janin dapat teradi pada trisemester mana saja kehamilan.

Nah, setelah membaca kisah horror di atas, seakan dunia tanpa harapan, bukan? Bukan. Sifilis ternyata merupakan penyakit old fashion yang meskipun The Great Imitator dan saya sandingkan dengan The Sting, ternyata sangat mudah diobati. Obatnya pun old fashion: penisilin. Yang masih sering menyebabkan penyakit ini meraja lela adalah kurangnya kesadaran orang untuk melakukan screening atau penapisan untuk Infeksi Menular Seksual. Sering terjadi sifilis ditemukan kebetulan, saat dilakukan pemeriksaan darah. Melamar kerja, mau keluar negeri, terutama negara-negara Timur Tengah yang mewajibkan pemeriksaan darah untuk sifilis, sehingga akibatnya visa ditolak, impian jadi TKI hancur dan jadi pengangguran. Oleh sebab itu, bagi siapapun yang aktif seksual, apalagi yang suka berpetualang, dianjurkan periksa rutin tiap enam bulan sampai satu tahun sekali.

Sifilis memang cerdik, tapi kita harus lebih cerdik dan licik dalam menghadapinya, seperti para penipu di film The Sting.

Artikel Terkait

Buat janji dokter sekarang

The River of No Return

The Penis Book, Chapter 6

The Proud Ones

The Penis Book, Chapter 9

Trikomoniasis

Membersihkan Penis

Bonnie and Clyde

The Penis Book 2, Chapter 1

Have you heard about Anal Pap Smear?

Previous
Next

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.