Demensia

Tingkatan Gangguan dan Jenis Tesnya

Demensia adalah kumpulan gejala akibat gangguan otak sehingga menggganggu sistem memori, berpikir, dan berperilaku. Manifestasi utama gangguan demensia adalah aspek kognitif manusia dengan tingkatan yang berbeda seperti stadium awal (ringan), stadium sedang, stadium berat dan stadium akhir. Karena Demensia adalah gangguan yang bersifat progresif, maka seiring berjalannya waktu orang dengan demensia stadium awal akan berkembang dan semakin memburuk. Gangguan atau gejala yang dialami seringkali berbeda tiap waktu. Beberapa hari akan tampak jauh lebih baik, namun beberapa hari akan tampak parah sehingga cukup merepotkan pengasuhnya.

Tingakatan Demensia

Tahap Awal: Demensia ringan
Pada awalnya terjadi penurunan fungsi memori jangka pendek, judgement, pengertian sebab-akibat, penyusunan rencana, dan dalam merespon pembicaraan. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, mereka menemukan kesulitan misalnya memasak, menghitung uang untuk, atau menggunakan telepon. Seringkali tersesat meskipun sering melewati jalan yang sama. Namun pada tahap awal ini, kegiatan yang dilakukan bagi diri sendiri seperti makan dan mandi masih bisa dilakukan dengan baik.

Demensia sedang
Pada tahap ini, gangguan yang ada pada tahap awal sudah terlihat jelas. Tugas sehari-hari sudah mulai kacau dan tidak bisa merawat diri, misalnya lupa menyisir rambut, tidak mandi, ceroboh dan sering jatuh, serta tidak dapat menjaga keselamatan dirinya. Pada demensia stadium sedang, gejala lain yang muncul adalah mulai melakukan Tindakan secara berulang, timbul rasa curiga dan paranoid, hubungan sosial yang berubah, tidak bisa berpikir dan bersikap dengan jernih pada segala situasi.

Demensia berat
Pada keadaan ini, orang dengan demensia sudah pasti bergantung sepenuhnya pada bantuan orang lain. Misalnya sering jatuh sehingga harus dibantu berjalan, makan harus disuapi sedikit demi sedikit karena gangguan mengunyah dan menelan yang menyebabkan sering menolak makan/minum. Tahap ini biasanya sudah disertai dengan depresi. Mereka akan lebih suka untuk berbaring saja, tidak mau melakukan apa-apa, mandi sekalipun. Hal ini tentunya akan memiliki dampak yang lebih buruk, yaitu munculnya luka pada bagian belakang tubuh karna terlalu lama berbaring.

Demensia tahap akhir
Secara fisiologis, seseorang dengan demensia tahap akhir mengalami fungsi tubuhyang sangat jauh berkurang dan sebaiknya dirawat di hospice.

Jika Sahabat menduga adanya gangguan demensia pada anggota keluarga, segeralah melakukan pemeriksaan oleh psikiater, psikolog dan dokter neurologi. Para ahli ini akan melakukan beberapa tes yang memiliki unsur aktivitas pasien sehari-hari yang akan merujuk pada terapi yang harus dilakukan. Berikut ini beberapa tes yang biasa lakukan dilakukan bagi orang dengan demensia.

Tes Demensia

Tes MMSE
Pemeriksaan MMSE (Mini Mental State Examination) umumnya dipakai secara luas untuk menentukan adanya gangguan kognitif sehingga tidak dikhususkan pada gangguan daya ingat saja. Tes ini berupa wawancara yang dilakukan oleh dokter ketika bertemu secara langsung dengan pasien. Pasien akan ditanya dan diminta mengikuti instruksi seperti mengangkat tangan, menulis, menggambar, dan berhitung. Dokter akan melihat beberapa kesalahan yang terjadi dan menghitung skornya. Berdasarkan skor tersebut tergambar gangguan kognitif yang dialami.

Tes menggambar jam (Clock-drawing Test)
Pasien diminta menggambar jam disertai angka yang tertera pada jam tersebut. Tes ini tidak memerlukan pengetahuan canggih dan hanya memerlukan kemampuan pemahaman, kemampuan visual-spasial, kemampuan merekonstruksi, konsentrasi, pengetahuan angka, ingatan visual dan fungsi eksekutif yang biasanya terganggu pada gangguan fungsi kognitif seperti pada demensia. Tes yang sering digunakan adalah versi Manos dan Shulman.

Tes Kognisi Montreal
Tes ini sudah divalidasi di Indonesia, sehingga sudah disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia. Pada dasarnya yang diperiksa adalah kemampuan mengenal ruang dan bentuk, visual-konstruksi, penamaan gambar, daya ingat, perhatian, kewaspadaan, kemampuan berbahasa, kemampuan abstrak, memori yang tertunda, dan kemampuan orientasi. Tes ini dilakukan oleh profesional yang terlatih agar penilaiannya valid.

Apabila Sahabat merupakan pendamping orang dengan demensia, maka perhatikanlah beberapa aturan baku medikasi pada pasien demensia berikut ini:

  1. Utamakan keselamatan.
  2. Ketika mulai konsumsi obat, sebaiknya dimulai dengan dosis rendah dan pelan. Upayakan agar obat yang dikonsumsi sederhana dan tidak beragam.
  3. Semua instruksi ditulis secara jelas.
  4. Bawalah semua obat ketika melakukan kontrol ke dokter.
  5. Pastikan pada dokter mengenai petunjuk pemakaian obat (dibelah/dilarutkan,/disimpan dalam lemari es atau cara penyimpanan lain).

Sumber

  1. Teknik Mini Mental, State Examination (MMSE) – Alomedika
  2. Clock Drawing: Asesmen Untuk Demensia – Neliti
  3. Montreal Cognitive Assessment Versi Indonesia

Artikel Terkait

Stockholm Syndrome

Terapi Tertawa Bantu Wanita Mudah Mendapat Kepuasan

Gangguan Panik: Ketakutan Hebat dan Ancaman Kematian

Depresi Pasca Stroke

Why People Do Drugs?

Seks dan kualitas kesehatan jiwa

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.