Vulva, Si Pintu Gerbang yang Istimewa

Banyak orang menyebut vulva sebagai vagina. Padahal vulva dan vagina merupakan organ berbeda. Vulva adalah bagian luar alat kelamin perempuan, sedangkan vagina adalah organ yang berbentuk tabung, menghubungkan vulva dengan rahim.

Vulva terdiri atas:

  • Bukit kemaluan,
  • Labia mayor,
  • Labia minor,
  • Kelenjar Bartholin,
  • Klitoris atau Kelentit,
  • Vestibulum vagina,
  • Uretra, dan
  • Perineum.

Mari kita berkenalan dengan setiap bagian vulva!

Bukit kemaluan atau mons pubis adalah area bulat di depan tulang kemaluan di bagian bawah perut, yang ditutupi rambut saat pubertas. Rambut yang tumbuh pada area ini berfungsi sebagai pelindung dan penghalang virus dan bakteri berbahaya, agar tidak masuk ke dalam kelamin. Kita tidak perlu mencukur rambut kemaluan, kecuali pada kondisi medis tertentu seperti infeksi kutu atau jamur kemaluan. Bentuk bukit kemaluan dipengaruhi lemak di bawah kulit area tersebut.

Vulva memiliki dua lipatan kulit. Sepasang luar disebut labia mayor. Labia mayor identik dengan skrotum pada pria. Sepasang bagian dalam disebut labia minor. Lipatan kulit ini melindungi uretra dan lubang vagina. Labia mayor dan labia minor memiliki kelenjar sebum yang menghasilkan minyak dan kelenjar keringat. Kelenjar-kelenjar tersebut sama seperti pada bagian kulit wajah, bila tersumbat akan menjadi jerawat. Minyak dan keringat yang dihasilkan labia minor akan mengikat kulit mati dan membentuk struktur seperti bubur putih yang disebut smegma. Bila tidak dibersihkan, smegma menjadi lahan subur untuk pertumbuhan bakteri, virus, dan jamur, serta menimbulkan bau tidak sedap.

Di antara labia mayor kiri dan kanan terdapat klitoris. Klitoris adalah zona seksual paling peka karena memiliki banyak persarafan dan pembuluh darah. Klitoris identik dengan penis pada laki-laki, hanya ukurannya jauh lebih kecil dan tidak memiliki uretra. Ia akan membesar dan mengeras ketika terjadi rangsangan seksual. Hal tersebut disebabkan peningkatan aliran darah di area tersebut, mirip dengan mekanisme ereksi pada penis laki-laki.  Klitoris juga memiliki kemiripan penis yaitu mempunyai preputium (atau kulup) yang melindungi dari iritasi dan rangsangan berlebihan. Berbeda pada laki-laki, perempuan tidak memerlukan pemotongan pada kulup tersebut karena ukurannya sangat kecil dan fungsinya untuk melindungi klitoris. Paparan hormon androgen dapat menyebabkan klitoris membesar selama tahap kehidupan mana pun.

Vestibulum vagina dimulai dari bagian bawah klitoris sampai fourchette. Area ini terdiri atas lubang uretra, vagina, dan saluran keluar kelenjar Bartholin. Uretra adalah celah kecil yang paling dekat dengan klitoris. Fungsinya sebagai saluran keluar urine. Di bawah lubang uretra ada lubang vagina yang berukuran lebih besar.

Vagina berperan dalam aktivitas seks, serta mengeluarkan darah haid dan persalinan. Di mulut vagina ada kelenjar Bartholin. Kelenjar ini mengeluarkan cairan pelumas saat aktivitas seks. Lubang vagina dikelilingi membran yang dikenal sebagai selaput dara. Selaput dara setiap perempuan berbeda-beda. Ada yang tebal dan elastis sehingga baru robek ketika proses persalinan. Ada yang tipis dan sangat rapuh sehingga mudah robek dengan aktivitas ringan seperti berjalan atau berlari.

Bagian bawah lipatan dalam vulva adalah fourchette. Di sinilah kedua labia minora bertemu. Di bawah fourchette ada perineum atau kerampang. Perineum berakhir di anus atau dubur. Anus adalah tempat feses keluar dari tubuh.

Kulit vulva dapat mengalami reaksi alergi, iritasi, infeksi, dan kondisi lain yang memengaruhi kulit bagian tubuh lain. Karena letak dan fungsi bagian di dalamnya, vulva dapat terkontaminasi oleh urine, feses, cairan vagina, dan aliran menstruasi.

Kondisi vulva yang lembap dan hangat membuat bakteri, jamur, parasit, dan virus mudah berkembang biak bila kita tidak merawat secara tepat pada area ini.

Kulit vulva lebih tipis daripada kulit bagian tubuh yang lain, terutama pada perempuan pascamenopause, mudah alergi atau peradangan yang disebabkan kontak langsung dengan pakaian dalam, pembalut, atau produk pembersih kewanitaan. Oleh karena itu pilihlah pakaian dalam atau pembalut yang lembut dan dapat menyerap keringat dan kelembapan. Hindari menggunakan pakaian ketat dan tebal karena dapat meningkatkan kelembapan. Bila mengalami kendala pada perawatan atau merasa ada yang tidak benar di vulva, berkonsultasilah dengan dokter atau bidan agar mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Setiap perempuan memiliki vulva berbeda, unik, dan spesial. Tidak ada ukuran, bentuk, atau warna ideal atau sempurna untuk vulva. Perubahan hormon, proses kehamilan, dan persalinan mempengaruhi bentuk dan ukurannya.

Namun faktor budaya dan paparan industri pornografi menciptakan pandangan dan kriteria yang salah tentang bentuk vulva ideal sehingga membuat banyak perempuan menjadi minder dan terdorong melakukan operasi plastik demi memenuhi tuntutan tersebut. Perlu perbaikan konsep tentang vulva ideal, yaitu dengan mengajarkan bahwa vulva ideal adalah yang bersih dan sehat, bukan terletak pada bentuk, warna, atau ukurannya.

Artikel Terkait

Kegel Exercise

Apa saja yang harus dilakukan sebelum Pap Smear? Simak langkah-langkahnya ya

Si Mungil Yang Praktis dan Banyak Manfaat (PIL KB)

14 Tips untuk Wanita Hamil

Klamidia

Mengapa ibu hamil perlu tes HIV?

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.