Wasting syndrome adalah kondisi yang menyebabkan hilang/turunnya berat badan dan massa otot secara drastis. Hal tersebut dapat terjadi pada orang dengan kondisi penyakit kronis.
Cachexia atau wasting syndrome adalah komplikasi serius dari banyak penyakit kronis seperti kanker, penyakit pada organ seperti jantung, ginjal dan paru yang bersifat kronis dan penyakit infeksi kronis seperti HIV dan TBC.
Wasting syndrome menyebabkan perubahan bentuk tubuh yang drastis akibat turunnya berat badan dan hilangnya massa otot sehingga tubuh menjadi semakin lemah. Hal tersebut mempengaruhi kualitas hidup, bahkan dapat mengancam nyawa.
Wasting Syndrome pada HIV
Pada ODHIV wasting syndrome dapat terjadi dan timbul selama stadium akhir infeksi HIV atau yang disebut juga AIDS. Gejala utama wasting syndrome pada ODHIV sama seperti definisi di atas yaitu turunnya berat badan drastis >10% terutama massa otot yang hilang diikuti dengan kelemahan tubuh. Gejala tambahan seperti diare atau muntah >30 hari, kelemahan tubuh secara progresif >30 hari, demam yang berlangsung beberapa hari disertai hilangnya nafsu makan.
Penyebab
Wasting syndrome pada HIV dapat terjadi karena banyak hal, misalnya karena :
Asupan makan yang sedikit karena rendahnya nafsu makan. Turunnya nafsu makan dapat terjadi misalnya karena efek samping obat yang menyebabkan munculnya gejala mual dan perubahan pada indra perasa.
Munculnya infeksi oportunistik pada rongga mulut dan tenggorokan dapat menimbuklan rasa tidak nyaman saat mengunyah dan menelan makanan. Infeksi pada saluran cerna menyebabkan rasa cepat kenyang walaupun hanya makan sedikit makanan. Selain itu juga depresi juga bisa menjadi satu faktor yang membuat nafsu makan menurun.
Penyerapan nutrisi yang buruk. Penyerapan nutrisi terjadi pada usus halus, pada ODHIV bila ada infeksi parasit maka dapat mengganggu proses tersebut. HIV sendiri juga diketahui menimbulkan kerusakan sistem imun dan sel epitel lapisan saluran cerna sehingga menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi.
Perubahan metabolisme. Infeksi HIV mempengaruhi proses pencernaan makanan dan pembentukan protein. Lebih banyak energi dibutuhkan bagi orang dengan infeksi HIV karena tubuh meningkatkan aktifitas sistem imun tubuh sebagai upaya melawan infeksi tersebut, sehingga ODHIV cenderung akan membutuhkan lebih banyak kalori.
Selain itu infeksi HIV ternyata juga menimbulkan perubahan kadar hormon (testosteron dan tiroid) dan sitokin. Sitokin adalah protein yang terlibat dalam proses inflamasi sebagai upaya membantu tubuh melawan infeksi. Peningkatan sitokin menyebabkan tubuh memproduksi gula dan lemak lebih banyak daripada protein.
Pada kenyataannya faktor-faktor tersebut tidak terjadi secara terpisah melainkan terjadi bersamaan sehingga semakin memperburuk kondisi pasien. Adanya infeksi HIV meningkatkan kebutuhan energi, namun pada saat yang bersamaan infeksi juga mengganggu penyerapan nutrisi. Kondisi tersebut menimbulkan kelemahan tubuh dan menurunkan nafsu makan sehingga asupan makan berkurang dan memperburuk keadaan.
Penanganan Wasting Syndrome
Tidak ada pengobatan baku untuk pengobatan wasting syndrome. Pengobatan dilakukan dengan cara intervensi terhadap penyebabnya. ARV yang dikonsumsi secara rutin mampu memperbaiki kondisi ini karena menyebabkan penurunan jumlah virus drastis. Penurunan jumlah virus hingga mencapai undetectable mampu meningkatkan peningkatan berat badan rata-rata 10%-25% dalam satu tahun.
Untuk mengatasi penurunan nafsu makan beberapa hal dapat dilakukan seperti pemberian suplemen penambah nafsu makan dan anti mual bila diperlukan. Bila gangguan nafsu makan disebabkan adanya infeksi pada rongga mulut dan saluran cerna, dokter akan melakukan penanganan terhadap penyebab infeksinya.
Sebelum melakukan pemberian suplemen gizi konsultasikan dengan dokter. Suplemen diberikan hanya sebagai tambahan/pelengkap dari asupan gizi yang seimbang. Pemberian hormon seperti human growth hormone, testosteron dan agen anabolik mungkin dapat dilakukan namun masih terkendala dengan biaya tinggi dan efek samping serius.
Bentuk latihan fisik seperti progressive resistance training (PRT) mampu meningkatkan massa otot lebih efektif dengan biaya yang lebih terjangkau. Selain itu latihan fisik juga mampu memperbaiki mood, menurunkan kolesterol dan memperkuat tulang.