Youth Unite to Combat HIV

Kolaborasi YHHI x Angsamerah x Semak.id:
Membangun Masa Depan yang Lebih Sehat

Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia pada 17 Desember 2023, Angsamerah, Youth Health Hub Indonesia (YHHI), dan Semak.id berkolaborasi menggelar mini workshop di Desa Rancabango, Garut. Mengusung tema “Youth Unite to Combat HIV”, acara ini berfokus pada edukasi dan pelatihan terkait pencegahan serta manajemen HIV/AIDS, serta mengajak para remaja aktif terlibat dalam advokasi kesehatan dan pengambilan keputusan di komunitas mereka.

Pendekatan Komunitas: Berbagi Pengetahuan, Menguatkan Peran Pemuda

Kurnia Dwijayanto, Ketua Yayasan Anak Bangsa Merajut Harapan (Angsamerah Foundation), membuka acara dengan memberikan pengetahuan dasar tentang HIV/AIDS, mulai dari cara penularan dan pencegahan hingga tantangan yang dihadapi di Indonesia. Kurnia menekankan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam pencegahan HIV adalah stigma yang masih kuat melekat, terutama di daerah pedesaan. Sesi diskusi interaktif menggugah kesadara peserta akan pentingnya menjaga kesehatan seksual, yang sering kali terabaikan.

HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan global, dengan 39 juta orang di dunia hidup dengan HIV pada tahun 2022. Indonesia sendiri tercatat sebagai salah satu negara dengan angka prevalensi tertinggi di kawasan Asia-Pasifik.

Selanjutnya, Irene Bougenville Martin, Ketua YHHI, mengajak para remaja untuk mengambil peran aktif dalam advokasi kesehatan. Irene menyoroti pentingnya remaja menjadi agen perubahan di komunitas mereka, baik melalui inisiatif lokal maupun pengambilan kebijakan yang mendukung kesehatan seksual dan reproduksi. Ia juga menekankan pentingnya pemetaan tantangan yang dihadapi, seperti stigma dan diskriminasi, yang masih mengakar di berbagai daerah di Indonesia, terutama di pedesaan.

Forum Group Discussion: Membangun Strategi Bersama

Sesi Forum Group Discussion (FGD) menjadi inti dari acara ini, di mana peserta menggali akar masalah kesehatan seksual dan HIV/AIDS di komunitas mereka. Menggunakan diagram fishbone, mereka memetakan berbagai penyebab, mulai dari kurangnya edukasi, stigma sosial yang kuat, hingga akses terbatas ke layanan kesehatan.

Para peserta, yang didominasi oleh remaja, aktif menyusun strategi advokasi dan mengidentifikasi pihak-pihak penting yang dapat diajak bekerjasama, seperti pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan. Diskusi ini melahirkan berbagai ide kreatif, mulai dari kampanye media sosial yang informatif, festival seni yang edukatif, hingga dialog terbuka dengan perangkat desa sebagai langkah untuk meningkatkan kesadaran HIV di masyarakat.

Dalam sesi ini, Irene dan Kurnia, juga menekankan bahwa pemuda memiliki kekuatan besar untuk membawa perubahan, baik melalui inisiatif di akar rumput maupun dengan berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan, pemuda bisa menjadi pendorong utama peningkatan kesehatan seksual dan reproduksi.

Keterlibatan Remaja: Pilar Utama Pengembangan Program Berkelanjutan

Hasil dari acara ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemuda urban dan pedesaan mampu menciptakan perubahan nyata. Ide-ide kreatif yang muncul, seperti kampanye melalui media sosial dan festival seni, tidak hanya memperluas jangkauan pesan tentang pencegahan HIV, tetapi juga memperkuat hubungan antara komunitas.

Keberlanjutan program ini sangat mungkin diwujudkan dengan semangat para peserta dan hasil diskusi yang konstruktif. Dengan dukungan dari berbagai pihak, seperti AIDS Healthcare Foundation (AHF), Angsamerah Foundation, YHHI, dan Semak.id, program ini memiliki potensi berkembang menjadi inisiatif advokasi yang lebih luas dan berkelanjutan.

Salah satu temuan penting dari acara ini adalah pentingnya keterlibatan remaja dalam pengembangan program pencegahan HIV/AIDS. Berikut beberapa alasan penting mengapa peran remaja sangat penting untuk keberlanjutan program:

  1. Inovasi dan Kreativitas:

Remaja membawa sudut pandang segar dan penuh ide-ide inovatif. Ide-ide baru yang muncul dalam diskusi, seperti kampanye media sosial dan festival seni membuktikan bagaimana pemikiran kreatif mereka dapat menjangkau lebih banyak orang di komunitas.

  1. Advokasi yang Berkelanjutan:

Melibatkan remaja dalam proses advokasi membantu menciptakan kesinambungan program. Saat turut menyuarakan isu HIV, mereka berperan dalam membangun masa depan komunitas yang lebih sadar akan kesehatan.

  1. Keterhubungan dengan Komunitas:

Remaja sering kali memiliki akses yang lebih baik ke teman sebaya dan kelompok usia lainnya, sehingga mereka menjadi agen yang efektif dalam menyebarkan pesan tentang pencegahan HIV ke kalangan yang lebih luas.

  1. Meningkatkan Kesadaran Publik:

Melalui keterlibatan langsung, remaja dapat membantu mengurangi stigma yang kerap melekat pada penderita HIV/AIDS. Pendekatan yang inklusif dan penuh empati memungkinkan remaja menjadi penggerak perubahan positif di komunitas mereka.

Menuju Masyarakat yang Lebih Sadar dan Terlibat

Acara ini menunjukkan bahwa tantangan HIV/AIDS tidak cukup diselesaikan hanya dengan pengobatan medis. Kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan komunitas, khususnya peran aktif pemuda, menjadi kunci untuk membangun masyarakat yang lebih sadar dan terlibat dalam pencegahan HIV. Ini adalah langkah awal yang penting untuk dikembangkan agar pesan tentang pencegahan dan manajemen HIV/AIDS dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka di dearah pedesaan, seperti Garut.

Keberlanjutan program ini tidak hanya bergantung pada edukasi, tetapi juga pada upaya konsisten untuk mengikis stigma dan diskriminasi yang masih melekat. Dengan keterlibatan aktif dari pemuda dan dukungan dari berbagai pihak, kita dapat membangun masa depan yang lebih sehat dan bebas dari stigma di banyak wilayah lainnya.

Untuk menjaga momentum ini, langkah selanjutnya adalah memperkuat kolaborasi antara pemuda, komunitas, dan berbagai pemangku kepentingan. Dukungan pemerintah dan organisasi lokal sangat diperlukan agar program ini dapat terus lanjut dan memberikan dampak yang lebih luas. Melalui inisiatif seperti ini, pesan tentang pencegahan HIV dapat tersampaikan secara efektif ke semua lapisan masyarakat, terutama mereka yang berada di wilayah pedesaan.

Mari kita lanjutkan momentum ini dan bersama-sama ciptakan perubahan yang positif!

Artikel Terkait

Joining Forces on a Regional Level

Perluasan Layanan ART Lewat Kolaborasi Fasilitas Layanan Kesehatan Pemerintah dan Swasta

Premarital Health Check Up, Penting Nggak Sich?

Wasting Syndrome, Bukan Sekedar Penurunan Berat Badan

Orang Dengan HIV Boleh Vaksin?

2 Hati jadi 1 dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Jantung

Previous
Next

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.