The 2019 Novel Coronavirus

Belakangan ini publik dibuat resah oleh kemunculan Novel Coronavirus atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Wuhan Virus”. Kenapa dinamakan ‘Wuhan Virus’? Penyebaran virus pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina pada tanggal 31 Desember 2019. Hingga artikel ini diturunkan, diketahui bahwa virus ini telah menyebar ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Nepal, Malaysia, Perancis dan Australia. Perayaan Tahun Baru Cina (Imlek) adalah momen yang memudahkan penyebaran virus ini ke berbagai penjuru dunia karena banyaknya perjalanan keluar/masuk negara Cina.

Apa sih sebenarnya Coronavirus itu?

Coronaviruses (CoV) sebenarnya merupakan nama sebuah golongan keluarga virus yang penularannya terjadi dari hewan ke manusia (zoonotic) dan biasanya menimbulkan gangguan pernapasan. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV)dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) yang sempat mewabah beberapa tahun yang lalu juga termasuk ke dalam golongan keluarga virus ini. Adapun Coronavirus yang mewabah saat ini adalah strain baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Virus baru ini pertama kali dilaporkan ditemukan di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada tanggal 31 Desember 2019 dan baru dapat diidentifikasi pada tanggal 7 Januari 2020. Virus ini saat ini masih terus diteliti dan untuk sementara dinamakan 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV).

Bagaimana cara penularannya?

Coronavirus bersifat zoonotic yang artinya penyebarannya melalui hewan ke hewan dan hewan ke manusia. Pada kasus SARS di tahun 2002, kasus pertama ditemukan di Cina dan dilaporkan menular dari kucing ke manusia. Sedangkan pada kasus MERS di tahun 2012, kasus pertama ditemukan di Arab Saudi dan dilaporkan menular dari unta ke manusia. Banyak kasus pasien-pasien pertama 2019-nCoV di Wuhan yang ditelusuri mempunyai keterkaitan dengan pasar yang menjual berbagai binatang hidup dan makanan laut. Hal ini mengindikasikan adanya kemungkinan penularan dari hewan ke manusia. Pihak berwajib di Cina telah melaporkan adanya kasus penularan 2019-nCoV dari manusia ke manusia, termasuk di kalangan tenaga kesehatan. Namun hal ini masih perlu diselidiki lebih lanjut dikarenakan tidak terdapat bukti-bukti epidemiologi yang cukup kuat. Adapun pada kasus SARS dan MERS, ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia, yang dicurigai menular melalui jalan udara, seperti bersin dan batuk, layaknya penyakit flu/influenza.

Bagaimana gejalanya?

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, gejala dapat timbul 2–14 hari setelah terpapar virus. Gejala yang muncul biasanya berupa gangguan pernapasan, dan bervariasi dari flu biasa hingga radang paru. Berdasarkan penemuan kasus hingga saat ini, dilaporkan adanya gejala demam, batuk, dan sesak napas. Sedangkan pada kasus yang berat, penderita dapat mengalami pneumonia atau radang paru, gangguan pernapasan berat, gagal ginjal dan bahkan kematian.

Apakah virus ini dapat diobati?

Sayangnya saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk Coronavirus dan belum ada vaksinnya. Pengobatan masih bersifat simtomatik (mengobati gejala yang timbul).

Bagaimana cara kita melindungi diri dari serangan Coronavirus?

  • Seringlah mencuci tangan Anda menggunakan sabun dan air bersih sekurang-kurangnya selama 20 detik. Jika tidak tersedia air dan sabun, gunakanlah hand sanitizer yang mengandung alcohol.
  • Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut Anda dengan tangan yang belum dicuci.
  • Hindari kontak jarak dekat dengan orang sakit.
  • Hindari bepergian ke luar rumah ketika sedang sakit.
  • Menutup hidung dan mulut dengan menggunakan tisu saat sedang batuk atau bersin. Setelahnya, buanglah tisu tersebut ke tempat sampah. Jika tidak tersedia tisu, batuk atau bersinlah ke bagian dalam siku Anda (jangan tutup dengan tangan).
  • Bersihkan barang-barang dan permukaan benda yang sering disentuh secara berkala.
  • Hindari kontak yang tidak perlu dengan hewan ataupun pasar hewan dan segera cuci tangan Anda setelah menyentuh hewan.
  • Masaklah daging dan telur hingga benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
  • CDC menganjurkan untuk tidak bepergian ke Provinsi Hubei di Cina. Bepergian ke daerah lain di Cina diperbolehkan dengan mengikuti prosedur pencegahan yang dianjurkan.

Sources

  1. World Health Organization (WHO)
  2. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
  3. European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC)
  4. https://www.youtube.com/watch?time_continue=68&v=OZcRD9fV7jo&feature=emb_logo

Artikel Terkait

Jaga Kesehatan dengan Imunisasi di Usia Dewasa

Bau Mulut (Halitosis)

Mengapa Orang Dewasa pun Perlu Imunisasi?

Berobat ke Google, Hati-hati Salah Diagnosis Penyakit Lambung !

Antara Makanan dan Anemia

Waspada dengan gangguan kesehatan yang sering dialami di musim kemarau

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.