Anda mungkin pernah mendengar istilah gangguan panik atau serangan panik sebelumnya. Namun, tahukah Anda bahwa kedua istilah tersebut ternyata berbeda?
Panic attack atau serangan panik merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan gelombang ketakutan atau kepanikan yang terjadi tiba-tiba. Sementara panic disorder atau gangguan panik merupakan gangguan di mana serangan panik terjadi berulang-ulang, dan merupakan salah satu tipe gangguan kecemasan.
Jika serangan panik merupakan gejalanya, maka gangguan panik adalah ‘penyakit’-nya. Biasanya, gangguan panik bersifat episodik, tiba-tiba, dan muncul dengan trigger atau alasan yang tidak dapat diprediksi.
Jika Anda pernah mengalami serangan panik, belum tentu Anda memiliki gangguan panik juga, tetapi jika serangan panik terjadi berulang-ulang dalam periode waktu tertentu, kemungkinan besar Anda mengidap gangguan panik.
Gejala serangan panik
Untuk mengatasi serangan panik, Anda perlu mengenali gejalanya. Umumnya, serangan panik terjadi dengan cepat dan berlangsung selama beberapa menit saja. Gejala fisik saat serangan panik terjadi biasanya sebagai berikut.
- Jantung berdebar
- Napas tersengal
- Berkeringat
- Gemetar
- Kesulitan bernapas atau merasa sesak
- Merasa tersedak
- Nyeri dada
- Mual atau kram perut
- Pusing atau pingsan
- Menggigil
- Merasa dirinya tidak nyata (derealisasi) atau terpisah dari diri sendiri (depersonalisasi)
- Ketakutan atau kepanikan hebat
Perlu diperhatikan bahwa gejala ini bersinggungan dengan gejala kondisi lainnya, sehingga jika mengalami hal-hal di atas, bisa saja yang Anda alami bukan serangan panik. Yang perlu diingat adalah gejala utama serangan panik merupakan rasa panik, takut, dan cemas yang luar biasa sehingga menyebabkan gejala-gejala fisik seperti disebutkan di atas.
Baca juga: Gangguan Panik: Ketakutan Hebat dan Ancaman Kematian
Diagnosis gangguan panik
Dalam diagnosis gangguan panik, para ahli menggunakan kriteria berikut berdasarkan DSM-5 dan ICD-11:
- Terjadinya satu serangan panik dalam satu bulan, diikuti oleh salah satu atau kedua serangan berikut:
- Rasa khawatir terus-menerus akan terjadinya serangan panik susulan atau terjadinya dampak negatif lainnya seperti kehilangan kendali, serangan jantung, atau ‘menjadi gila.
- Perubahan perilaku maladaptif yang signifikan terkait serangan, misalnya menghindari olahraga atau situasi tertentu untuk menghindari terjadinya serangan panik.
- Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari suatu zat (misalnya konsumsi obat ataupun penyalahgunaan obat-obatan), atau kondisi medis lainnya (misalnya hipertiroidisme atau gangguan jantung dan paru-paru).
- Gangguan tidak dapat dijelaskan atau dikaitkan dengan gangguan mental lainnya, misalnya, serangan panik tidak terjadi hanya sebagai respons terhadap fobia tertentu seperti dalam kasus gangguan fobia, atau sebagai respons terhadap obsesi seperti dalam kasus gangguan obsesif-kompulsif. Sehingga, meski serangan panik memiliki pemicu (trigger), penyebab gangguan cenderung lebih sulit dijelaskan dan serangan sulit dihindari.
Penyebab dan risiko
Hingga kini, penyebab serangan panik atau gangguan panik masih belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang mungkin berpengaruh pada kecenderungan gangguan panik:
- Genetik
- Stres berat
- Temperamen yang lebih rentan terhadap stres dan perasaan negatif
- Perubahan fisik yang memengaruhi fungsi otak
Faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan panik:
- Riwayat gangguan panik dalam keluarga
- Stres besar dalam hidup, seperti meninggalnya anggota keluarga
- Kejadian traumatis, seperti kekerasan seksual atau kecelakaan
- Perubahan besar dalam hidup, seperti perceraian
- Merokok atau konsumsi kafein berlebih
- Riwayat kekerasan seksual atau fisik di masa kanak-kanak
Pertolongan pertama
Setelah memahami perbedaan serangan dan gangguan panik, serta mengenali gejala-gejalanya, Anda perlu mengetahui metode pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan jika mengalami serangan panik.
Yang pertama adalah teknik pengaturan napas:
- Pertama-tama, saat serangan datang upayakan untuk duduk dan bersandar agar Anda tidak terjatuh.
- Pejamkan mata Anda dan berfokus untuk mengatur napas.
- Bernapaslah perlahan-lahan dengan menarik napas dari hidung dan membuangnya lewat mulut.
- Anda dapat menggunakan hitungan 4 detik tarik napas, 4 detik tahan, dan 4 detik buang napas, atau hitungan lainnya.
- Anda juga dapat menggerakkan lengan Anda ke atas saat menarik napas, dan menurunkannya saat menghembuskan napas.
Yang kedua adalah teknik grounding.
Teknik ini dapat membantu Anda menenangkan diri menggunakan kelima indra dengan berfokus pada obyek-obyek terdekat untuk membantu Anda mengenali lokasi dan waktu Anda berada, serta situasi yang Anda alami.
Jika serangan panik datang, Anda dapat menggunakan teknik 5-4-3-2-1:
- Sebutkan lima hal yang dapat Anda lihat. Misalnya langit-langit ruangan, pintu, pulpen, apa pun yang ada di sekitar Anda.
- Sebutkan empat hal yang dapat Anda sentuh. Misalnya celana yang Anda kenakan, lantai, dan lain-lain.
- Sebutkan tiga hal yang dapat Anda dengar. Misalnya suara kendaraan, suara angin, dan lain-lain, yang berasal dari luar tubuh Anda.
- Sebutkan dua hal yang dapat Anda cium. Misalnya aroma pengharum ruangan, dan lainnya.
- Sebutkan satu hal yang dapat Anda kecap/rasakan. Anda dapat merasakan apa yang ada di dalam mulut Anda, misalnya kopi yang Anda minum, makan siang Anda, atau yang lainnya.
Jika orang di sekitar Anda mengalami serangan panik, Anda dapat membantu mereka dengan menggunakan salah satu teknik di atas. Perhatikan bahwa Anda berhati-hati dan tidak memperparah panik yang dialami. Berikan ruang yang cukup untuk bernapas, dan sediakan dampingi orang tersebut agar dapat melalui serangan yang dialami.
Anda dapat membantu orang yang mengalami serangan dengan memandu mereka dalam mengatur napas. Misalnya, Anda dapat meletakkan tangan mereka ke dada Anda, dan mengajak orang tersebut untuk menyamakan pola napasnya dengan pola napas Anda. Dengan merasakan dada Anda bergerak naik-turun, orang yang kesulitan bernapas akibat serangan panik dapat berfokus untuk mengatur pernapasannya.
Ingat untuk selalu berhati-hati, karena sentuhan Anda bisa saja memicu panik yang lebih parah. Berbicaralah dengan tenang dan jangan melakukan gerakan secara tiba-tiba.