Gen Selingkuh?

Sebuah hubungan romantis, baik sebagai pacar ataupun dalam ikatan pernikahan tentunya tidak lepas dari lika-liku masalah. Salah satu masalah yang kerap kali dihadapi adalah masalah perselingkuhan. Perselingkuhan sering disebut sebagai akibat dari kurangnya perhatian, pengertian dari pasangan. Ada juga yang beranggapan adanya kebosanan yang dirasakan dalam menjalin suatu hubungan.

Belakangan ini beberapa sumber mengabarkan tentang adanya sebuah gen dalam diri manusia yang disinyalir meningkatkan kecenderungan sesorang untuk melakukan perselingkuhan. Gen ini disebut gen DRD4, yang membuat seseorang yang memiliki gen ini dalam jumlah yang tinggi akan membuat kecenderungan seseorang itu untuk mencari kesenangan atau “sensasi yang lebih”. Selain itu adanya unsur jumlah hormon dopamine yang dilepaskan dalam jumlah yang relatif banyak juga dapat membuat seseorang untuk mencari sensasi tantangan yang menyenangkan tersebut.

Baca juga: Seks, Seksual, dan Seksualitas

Kehadiran penelitian terkait gen DRD4 ini dianggap sebagian orang sebagai penyebab utama seseorang akan berselingkuh. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa penelitian ini masih baru dan masih berjalan. Yang terpenting perlu untuk dipahami dalam sebuah kondisi mental atau kejiwaan seseorang tidak bisa hanya didasarkan pada satu unsur penyebab saja. Kondisi mental dan kejiwaan seseorang dipengaruhi oleh faktor penyebab yang beragam.

Faktor penyebab dari sebuiah kondisi kejiwaan seseorang dipengaruhi oleh:

  1. Genetika. Faktor ini meliputi kondisi genetis, hormonal, dan semua yang berhubungan dengan kondisi di dalam tubuh manusia.
  2. Fisiologis. Kondisi tubuh seseorang, bentuk tubuh, ukuran, dan semua tentang kondisi fisik juga mempengaruhi pemikiran sesorang dalam mempersepsi dirinya sendiri maupun orang lain.
  3. Pola asuh. Contoh langsung dari orang tua dan keluarga terdekat, cara mendidik orang tua terhadap dirinya dari kecilnya hingga dewasa, serta harapan orang tua terhadap dirinya turut membetuk kepribadian dan kondisi psikologisnya di masa dewasa.
  4. Pengalaman hidup. Pengalaman dari masa bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa membuat terbentuknya pola kepribadian yang ditampilkan dalam kehidupans sehari-hari.
  5. Norma agama dan budaya. Kehidupan manusia yang tak bisa dipisahkn dari aturan yang ada di sekelilingnya tentunya membuat dirinya sedikit banyak terpengaruh oleh batasan-batasan yang dibuat aturan tersebut. Hal ini membuat seseorang itu akan terpengaruh cara pandangnya, kebiasaanya, dan perilakunya akibat terbiasa dengan aturan-aturan itu.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi mental kejiwaan seseorang yang melakukan perselingkuhan tidak bisa dilihat hanya dari satu sudut pandang saja. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi seseorang, sehingga orang tersebut dapat menampilkan pribadi dan perilaku yang beragam.

Seseorang yang dideteksi memiliki gen DRD4 tinggi, namun hidup dalam keluarga yang harmonis, orang tua tidak pernah berselingkuh, dan lingkungan serta pengalaman hidupnya yang bahagia belum tentu pada masa dewasanya akan berselingkuh.

Begitu pula seseorang yang tidak memiliki gen DRD4, namun dari kecil ia terpapar dengan informasi perselingkuhan yang dilakukan orang tuanya, tumbuh di lingkungan dengan orang-orang yang sering berganti pasangan karena perselingkuhan, bisa jadi ia akan cenderung berperilaku sama karena sering mendapatkan informasi tersebut.

Baca juga: Alasan Selingkuh Laki-Laki dan Perempuan dan Cara Mencegahnya

Referensi

  • PLOS ONE. Diakses pada 2022. Associations between Dopamine D4 Receptor Gene Variation with Both Infidelity and Sexual Promiscuity.
  • Journal of Personality and Social Psychology. Diakses pada 2022. Romantic Involvement Often Reduces Men’s Testosterone Levels—but Not Always: The Moderating Role of Extrapair Sexual Interest.
  • Psychology Today. Diakses pada 2022. The Biology of Relationship Infidelity.
  • Insider. Diakses pada 2022. It Turns Out Cheating Might Be Genetic — Here’s What You Need To Know.
  • Fatherly. Diakses pada 2022. Is the ‘Infidelity Gene’ Real? Probably Not. Cheating is a Choice.

Artikel Terkait

Hipnoterapi: Cara Kerja, Tahapan dan Apa saja Syaratnya

Ghosting

Meninggalkan Hubungan Tergantung Tak Berujung

Kecanduan Seks

Mengenal Depresi

Tidur: Lebih dari Sekadar Memejamkan Mata dan Bermimpi

Seks diusia senja

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.