Centre for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan monogami mutual sebagai salah satu langkah pencegahan infeksi menular seksual (IMS). Maka, banyak individu yang percaya bahwa selama mereka menjalani monogami tidak perlu memprioritaskan pencegahan IMS, dengan asumsi bahwa tidak ada kebutuhan untuk hal tersebut.
Tapi, apakah hal ini tepat? Yuk, kita kupas tuntas jawabannya pada artikel ini.
Mengenal Cara Penularan IMS
Mari kita bahas sedikit tentang penularan IMS. IMS umumnya ditularkan melalui kontak seks oral, vaginal, dan anal. Beberapa infeksi juga bisa ditularkan melalui ciuman dan kontak kulit.
Misalnya, herpes kelamin dan sifilis bisa ditularkan melalui kontak dengan luka yang aktif, sementara HPV bisa menular melalui kontak kulit saat berhubungan intim. Dengan demikian, penetrasi tidak diperlukan untuk tertular IMS.
Beberapa IMS membutuhkan waktu lama untuk menimbulkan gejala (contohnya HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis dan lain-lain), atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali (seperti Chlamydia trachomatis, Mycoplasma spp., Ureaplasma spp., dan lain-lain).
Baca juga: Mengenal Sifilis – “The Silent Syphilis”
Apa Sebenarnya Arti ‘Monogami’?
Monogami mutual, menurut CDC adalah kesepakatan untuk aktif secara seksual hanya dengan satu orang, yang juga setuju untuk aktif secara seksual hanya dengan Anda, dalam jangka panjang.
Hal ini berbeda dari monogami serial, di mana seseorang transisi dengan cepat dari satu hubungan monogami ke yang lain, sehingga memiliki akumulasi pasangan seksual lebih dari satu.
Risiko penularan IMS pada individu dalam hubungan monogami yang aktif melakukan langkah pencegahan lain cukup rendah. Akan tetapi, pada kenyataannya seringkali pasangan dalam hubungan monogami tidak merasa perlu melakukannya.
Akibatnya, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka mungkin memiliki IMS sebelum memasuki hubungan tersebut, terutama pada individu dalam hubungan monogami serial.
Lebih Baik Mencegah daripada Menyesal
Sangat mungkin bagi salah satu atau kedua pasangan terinfeksi IMS dan tidak mengalami gejala sama sekali sebelum memasuki hubungan baru, sehingga sulit untuk mengetahui apakah Anda atau pasangan Anda terinfeksi atau tidak.
Jika kedua pasangan terinfeksi, sulit untuk mengetahui pasangan mana yang pertama kali terinfeksi.
Baca juga: Cara Pakai Kondom
Kesimpulannya, monogami yang dapat membantu mencegah penularan IMS sebaiknya tidak hanya berupa kesepakatan antar pasangan, tetapi juga perlu didukung dengan langkah pencegahan lainnya, seperti rutin melakukan skrining IMS dan menggunakan kondom.
Skrining disarankan minimal sekali setahun atau lebih sering jika memiliki risiko tertentu. Jika Anda atau pasangan pernah berhubungan seks dengan orang lain sebelum memasuki hubungan baru, sebaiknya melakukan tes sebelum memutuskan untuk berhenti menggunakan kondom.
Kesimpulan
Kesadaran akan risiko IMS harus tetap tinggi, bahkan dalam hubungan monogami. So, jagalah diri Anda dari IMS dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, termasuk skrining rutin dan menggunakan kondom. Bicarakan hal ini dengan pasangan secara terbuka terkait hal ini.